○○○
Lisa baru saja memijaki kakinya dilantai rumah, seperti biasa rumah sangat sepi, Lisa cukup menyesal tidak mengajaki Jennie singgah tadi, Lisa menghela nafasnya kali ini, pikirnya ia sendirian lagi, entahlah dimana wanita barbar bernama Tiffany yang sayangnya adalah ibunya, mungkin pacaran? atau mungkin sedang mendesah disuatu tempat? Lisa tidak peduli, Sang mama belum sepenuhnya sadar lantas sesekali mengulanginya, Lisa tidak keberatan dengan itu, dari awal ia memang tidak pernah melarang, namun ada yang berbeda kali ini, mata Lisa sontak menyipit, mendapati sosok pria yang tengah memunggunginya di ruang TV.
Ah..tentu saja Lisa mengenalnya, bahkan sangat, sontak saja gadis itu berlarian lantas menduduki sang pria cukup mendadak, membuat pria itu nyaris saja mengumpat karena terkejut.
"Hyung sudah lama disini? dimana Tiff?" tanya Lisa, begitulah anak satu itu, seperti kebiasaanya dulu ia masih memanggili Jiyong dengan sebutan 'Hyung'.
Jiyong hanya mengangkat kedua bahunya tanda tidak tahu, lantas kembali memfokuskan pandanganya pada layar TV.
Oh alangkah terkejutnya Lisa, terlihat dari kedua bola matanya yang mulai membelalak seketika setelah ia ikut menautkan pandanganya pada layar TV.
Katakanlah Jiyong sedang asik menikmati film biru, dan dirumah Lisa? oh ayolah, apa maksud dan tujuanya sekarang ini? begitu pikir Lisa.
"Hyung.."
"Hyak..kenapa memanggiliku hyung melulu? panggil aku Daddy, aku ayahmu, lagi pula itu salah, aturan kau memanggili dengan sebutan Oppa ..." ralat Jiyong agak malas, bagaimana tidak? Lisa melulu mengganggu konsentrasinya yang teramat pada layar TV.
"Ah begitukah, tapi Daddy.."
"Apa lagi?" tanya Jiyong.
"Milikmu berdiri.." celetuk Lisa datar, membuat Jiyong cepat-cepat menyingkirkan tubuh Lisa dari pangkuanya lantas menutupi celananya dengan bantal sofa.
"wah tidak sopan sekali dirimu, siapa ayahmu katakan !"
"Kau !" kekeh Lisa dengan bangganya, yang katakanlah sangat senang karena memiliki seorang ayah sekarang ini.
"Kenapa tidak meminta Tiff menemanimu?" tanya Lisa yang membuat Jiyong kembali melenguhkan nafasnya jera, oh ayolah, Jiyong ingin berkonsentrasi.
"Maksud hati ingin begitu, apa daya ibumu justru tidak ada." keluh Jiyong.
"Haruskah aku menanggalkan pakaianku sekarang ?" celetuk Lisa yang membuat bantal sofa yang menjejali kelangkangan Jiyong nyaris berpindah dengan cara melayang karena dilempar cukup kasar oleh Jiyong yang mana mulai mendarat mulus mengenai Lisa dan wajahnya.
"Naik lah ke atas sebelum aku menerkamu hmm?" titah Jiyong.
"Jadi Daddy ingin melakukan Women on top?"
"Maksudku naik ke atas, ke kamarmu Lisa ya !" tegas Jiyong yang membuat Lisa terkekeh seakan sengaja mengerjai Jiyong disana.
"Ah..ada Kim Taehyung di kamarmu." decak Jiyong lagi membuat Lisa yang mulai beranjak dari sofa menoleh lagi.
"Kim Tae?" tanya Lisa yang diangguki Jiyong.
"Panggil namaku tiga kali jika dia sampai macam-macam hmm? dia bilang dia merindukanmu, jangan menawari tubuhmu seperti barusan, dia akan menganggap itu serius, sebagai informasi saja kakakmu itu baru saja pulang dari konselingnya." decak Jiyong yang kemudian diangguki Lisa.
"Daddy.."
"Hmm.."
"Bagaimana kalau aku menyukai seseorang? aku tidak mau dijodohkan lagi oleh isterimu.." keluh Lisa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Me Myself and Her
Fiksi PenggemarAku rasa aku mengalami geger otak ringan atau semacamnya, ku harap ia, bagaimana bisa aku menyukai seseorang terlebih seorang perempuan? konyol. aku rasa aku butuh semacam zat sedatif dengan resep dokter? atau mengunjungi psikiater? tapi seseorang...