12

3.5K 360 103
                                    

○○○

Hari itu Lisa berdiri di depan jendela appartemenya, bertemankan secangkir Coffee yang ia sesap ketika langit berona kemerahan, di sore hari menuju malam, dimana matahari perlahan mulai tenggelam, tiba-tiba dahinya berkedut lantas menatap tajam pada seseorang yang kini tengah berbaring diranjangngnya, sebut saja Jennie kim.

"Kau tahu bagaimana kabar hatiku sekarang ini?" tanya Lisa yang membuat Jennie berdehem.

"Hmm, sakit, hancur, koyak, remuk, tak bersisa, aku tahu, bahkan sangat amat mengerti kondisimu, mungkin ini tidak bisa mengobati hatimu, tapi maaf, bukan inginku untuk meluka.."

"Berhenti membual ! bukan maaf yang inginku dengar sekarang ini, tapi penjelasan, mudah sekali bicaramu hanya dengan berucap maaf ! kau anggap apa aku ini? kau bilang kau mencintaiku, tapi apa ini? kenapa kau menghianatiku terlebih bersama ayahku ?!" ucap Lisa sengit, terlihat dari caranya memekik sekarang ini bahwa gadis itu marah, oh..pantas saja, manusia macam apa kiranya yang tidak akan marah jika berurusan dengan masalah klasik semacam perselingkuhan, terlebih dengan ayahnya sendiri?

Jennie berdecak malas kali ini, matanya mendelik sebal lantas berucap dengan mulut datarnya seperti..

"Lantas aku harus bagaimana? haruskah aku berlutut dan memohon ampun? Padamu? sekarang juga? disini? ditempat ini?"

"Biarlah burung-burung yang mennjadi saksi bahwa aku masih dan masih sangat mencin..."

"Hyak Jennie kim! seriuslah sedikit hmm? mana ada orang yang meminta maaf dengan wajah datar seperti itu? niat membantuku tidak sih ?!" pekik Lisa kesal, yang mana membuat Jennie lagi-lagi berdecak malas lantas melempar setumpuk kertas yang semula ia pegangi.

"Naskahmu membosankan, kenapa kau menerima peran seperti ini? klasik sekali, belum lagi banyak adegan ciumanya, terlebih bed scene? apa-apaan itu? kau mau mempertontonkan tubuhmu dalam drama?" decak Jennie sontak mencurutkan bibirnya.

"Dengar, semuanya ini demi.."

"Karir? popularitas? eksistensi di dunia hiburan?" tanya Jennie yang sontak digelengi Lisa.

"Uang ! aku melakukan semua ini demi uang, mereka berani membayarku tinggi, bahkan tiga kali lipat dari bayaran awal, kau tahu uang? uang adala.."

"Cukup ! aku tak mau dengar embel-embel tentang rasa cintamu yang termat itu pada uang, sekarang ini mari kita bahas rencana kita hmm? sampai kapan kau mau melulu bergelut dengan cinta terlarangmu dengan kembaranmu itu? sekarang kemari, duduk.." titah Jennie yang membuat Lisa menyeret kakinya malas lantas mengikuti titah sang ratu.

"Aku punya rencana, jadi begini, hyak dengarkan !" pekik Jennie terlampau galak lengkap dengan satu jitakan mutlak yang mendarati Lisa dan dahinya.

"Aku mendengarkanmu, jangan melulu menggerutu !" keluh Lisa, ia kesal tentu saja, bagaimana bisa pacar sialanya ini melulu memperlakukanya seperti bocah yang masih menerima beberapa jitakan di dahinya.

"Begini, nanti setelah drama sialanmu itu selesai pasti kalian akan pergi minum-minum untuk sekedar merayakanya bukan? aku akan membuatmu pura-pura untuk terlibat dalam sebuah kecelakaan mobil, lantas kemudian dinyatakan meninggal, kau tidak keberatan sebelumnya untuk meninggalkan dunia hiburan benar? aku yakin orang tuamu akan setuju, mengingat betapa sakitnya seorang Kim Taehyung yang terlalu memujamu, setelah itu kita akan pergi ke luar negeri, katakanlah Amerika, Australia, atau Eropa? kau akan melanjutkan study-mu disana, aku bukan lagi pengangguran sekarang, terlebih tabunganmu lebih dari cukup untuk hidup kita kedepanya benar? bagaimana menurutmu?" tanya Jennie katakanlah terlampau serius membuat Lisa melulu berdehem mengiyakanya sedari tadi.

Me Myself and HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang