"Cobain itu,,,"Amanar menunjuk salah satu wahana bianglala berukuran mini.
"Eeenggga ggggue ga berani!"gugup Melda
"Ayo ga tadi gue udah turutin kemauan lu sekarang gantian dong!"bujuk Amanar
"Yang lain ajah ky,gue takut naik begituan!"rengek Melda
"Ayo ga!"
"Ga mau Zaky gue takut!!"
Tanpa babibu Amanar menarik tangan Melda.
"Naik!!"
Melda menggeleng,tingkahnya terlihat seperti anak kecil berhasil menbuat Amanar gemas dan rasanya ingin segera mencubit Melda.
"Mangga gapapa percaya deh sama gue!"bujuk Amanar sekali lagi
"Engga mau percaya sama lu itu dosa ky!"ngawur Melda
"cepet naik!!"jengah Amanar
"Ggue ga berani!"
"Ini bianglala mini yang kecil pendek sama kaya--"Amanar menggantung ucapannya
"Iiiya,"
Mereka pun duduk berdua,bibir Melda terlihat pucat sekali tangannya gemetaran terlihat sangat jelas dimata Amanar membuat dirinya merasa bersalah.
"Lu bener bener takut ketinggian?"tanya Amanar
Melda mengangguk cepat.
Amanar menghela nafasnya,"yaudah kalo gitu kita turun ajah gue takut lu kenapa napa lagi ntar!"
Melda tersenyum senang ia mengangguk cepat,Amanar membuka slot pintu
Dregggg...bianglala mulai berputar Amanar dan Melda saling melihat.
"Zakyyy!!!"lirih Melda
"Tttelat gaa!"cengir Amanar kembali menutup slot pintu yang sudah setengah terbuka
Melda menelan ludahnya,bianglala mulai berjalan menuju puncak atas.
"Zaky boleh ga ggggue--"
"Gue?"
"Ggggue,,"
"Pegangan sama lo!!"sontak Melda memeluk erat lengan Amanar
Jantung Melda berdetak 3 kali lebih cepat disaat gerebong nya sudah sampai dititik puncak,ia tidak berani melihat.
Ia merasa jantungnya ikut turun bersama gerebong bianglala yang berputar turun kebawah.
Jelas sekali Melda terlihat sangat ketakutan,dengan gugup Amanar sedikit merangkul Melda.
"Gapapa ga,woles ajah lawan ketakutan lu itu pasti bisa ko,walaupun agak mustahil si,"bisik Amanar mendengar itu Melda mengangguk pelan
bianglala perlahan berhenti Melda segera turun dari gerebong.
"Uuueeekkkk,"Melda menutup mulutnya kini ia merasa mual dan menumpahkan semua isi perutnya
Amanar meringis,"ga!!"ucap Amanar dibelakang Melda
Melda masih tidak menyaut
"Sorry,"
Melda menoleh melihat ke Amanar yang bersalah,Melda pun mengembangkan senyuman tipisnya pertanda jika ia tidak apa apa.
"Gimana masih mual? Mending balik ke tempat kumpul!" tanya Amanar khawatir melihat keadaan Melda
Melda mengangguk,bibir Melda terlihat pucat.
"Bibir lu pucet bangat ga.sorry!"rasa bersalah Amanar semakin bertambah
"Tadi gue udah bilang kan,kepala gue juga mendadak pusing bangat ky!"lirih Melda
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengan caraku (Amanar Abdillah) SELESAI
Non-FictionAmanar baru menyadari perasaannya terhadap Melda,seorang wanita berbadan mungil yang tengah menjadi incaran Rendy sahabatnya. Melda menyukai Amanar sejak pandangan pertama mereka bertemu namun ia harus memendam perasaannya itu setelah mengetahui jik...