29.^Bersatu^

253 35 2
                                    

Rendy berjalan tergesa menuju ruang kelas Amanar.

"Tumben lu ke kelas gue ren."sapa Juna di ambang pintu kelasnya

Rendy menatapnya dingin."Zaky mana dia ada didalem?"

"Ada dia lagi tidur."sahut Juna kebingungan

Tanpa ba bi bu Rendy menerobos masuk kedalam terlihat Amanar tengah berbaring diatas kursi yang disusun tiga dengan tasnya sebagai penyangga kepalanya.

Rendy menatap gemas Amanar dan langsung membangunkannya dengan menarik kerah Amanar.

"Kenapa ren?"tanya Amanar kebingungan

Tanpa berkata Rendy menyeret Amanar keluar kelas beberapa pasangan mata menyaksikan keduanya termasuk Najwa serta Juna yang mencoba menenangkan Amanar.

"Lu mau bawa Amanar kemana?lu ga bisa seenaknya main nyeret orang lu kira dia anak kambing apa."omel Juna mencoba menahan Rendy

Rendy menatap Juna dengan tajam,
"heh Juna baju sama celana lu ga tau apa apa jadi jangan banyak bacot temen lu ini udah buat kesalahan besar karena kebegoannya."Rendy balik marah menatap Amanar penuh amarah

Amanar tau maksud Rendy."Yang diucapin Rendy benar jadi lu ga usah khawatir jun biar kita berdua yang selesaiin ini."ucap Amanar meyakinkan Juna serta Najwa yang terlihat cemas.

"Bagus!!"Rendy kembali menarik Amanar keluar kelas.

Rendy membawa Amanar menuju ruangan latihan mereka Rendy mendorong pelan tubuh Amanar

"Gue bingung sama lu ky sebenernya lu tuh punya perasaan atau
enggak si."omel Rendy

Amanar menatap Rendy dengan acuh.
"pasti Mangga udah cerita kan ke lu."

"Iya dan gue ga habis fikir bisa bisanya lu nolak dia!!"

Amanar memicingkan matanya,"lu kenapa keliatan marah bukannya udah hal biasa bagi gue dan begitu juga lu denger gue tolak cewe disekolah ini."jawab Amanar merasa tidak bersalah

Rendy mengepalkan tangannya mencoba menahan amarahnya supaya tidak melayangkan pukulan pada Amanar."seharusnya lu pikir kenapa gue bisa marah,Melda sahabat gue ky."

"Jadi karna Melda sahabat lu gue ga boleh nolak dia gitu!!"Amanar mulai menaikkan suaranya

Rendy terdiam dia menghela nafasnya,"gue harap lu nolak dia bukan karna gue ky."lirih Rendy

Kini berganti Amanar yang terdiam

Rendy menatap mata Amanar tajam,
"lu harus jujur sama gue kalo lu suka sama Melda atau enggak?"

Amanar menatap kearah lain"eenggak gue ga suka dia gue anggap dia sahabat meskipun lebih itupun cuma sebagai Adik jadi jangan coba minta gue buat terima cinta dia ren karena gue ga punya perasaan lebih sama dia."

"Oke kalo itu mau lu gue ga akan maksa lu gue cuma mau peringatin kalo penyesalan itu datengnya belakangan ky."Rendy menatap nanar Amanar lalu beranjak pergi

Amanar menghela nafasnya apa yang ia ucapkan tadi sungguh berlawanan dengan kata hatinya.

"Gue lakuin ini semua demi lu ren gue ga mau lu anggap gue kayak Arhan yang udah berkhianat sama lu!"teriak Amanar menghentikan langkah Rendy

Rendy tersenyum simpul.

"Gue cinta sama Mangga semenjak lu sama dia berantem gue temenin dia coba hibur dia dari situ gue udah mulai suka sama dia tapi ketika gue tau lu juga suka sama dia gue ga bisa berbuat apa apa gue cuma bisa memendam perasaan gue dengan cara gue mencintai Mangga secara rahasia rahasia demi menjaga perasaan lu juga karena gue ga mau lu tau dan buat persahabatan kita ini hancur cuma karna satu cewe gue ga mau kejadian itu terulang lagi sama lu ren."Amanar menjelaskan dengan menggebu gebu emosinya tetap terkontrol menceritakan semuanya.

Dengan caraku           (Amanar Abdillah) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang