SELCOUTH
A Bangtan Fanfiction
Highschool!AU
Taehyung X Jimin[NO BOYSLOVE, BROMANCE ONLY]
Genre : Drama
Chapter : 2. Itu adalah Peretas
Words count : 1.9K+
Disclaimer : All of BTS members belong to their agency and parents, original story is mine.***
Hari telah berganti menjadi malam. Sinar matahari tak lagi terlihat di langit. Hanya menyisakan bias jingga di ufuk barat. Satu persatu, lampu jalanan dan lampu gedung menggantikan tugas sang surya untuk menerangi belahan bumi.
Remaja berbibir plump itu menghembuskan nafas panjang. Tangannya bergerak untuk menyeka keringat di dahinya selagi netranya memandang halaman sekolah di bawah sana. Kegiatan klubnya cukup melelahkan, ternyata. Menari itu tidak semudah kelihatannya.
Setelah ini dia harus bergegas menuruni tangga untuk kembali ke kelasnya dan berkemas menuju ruang belajar. Tak peduli dengan tulang-tulangnya yang seakan ingin rontok dari tubuh karena lelah, remaja itu, Jimin, tetap bersikukuh untuk menghabiskan waktu di sekolah ketimbang berdiam diri di rumah yang selalu sepi. Namun belum setengah perjalanan, tiba-tiba seorang guru yang Jimin tahu adalah guru TIK menghalangi jalannya. Ia tampak tergesa-gesa di mata Jimin.
"Maaf, Nak. Bisa bantu saya letakkan ini di lab komputer?" ujar pria paruh baya itu sembari menyerahkan setumpuk lembaran-lembaran tugas di tangan Jimin. "Taruh saja di meja guru, ini milik kelas 2-1. Saya ada urusan dengan kepala sekolah."
"E-eh, tapi—"
"Tolong, ya!" Pria berkacamata itu menepuk pundak Jimin sebelum mengucapkan terima kasih padanya dan melengang pergi dari hadapan Jimin.
Jimin mencebik, mengingat lab komputer yang berada di lantai tiga, tepat di samping ruang latihan dance yang baru saja dimasukinya tadi. Dan sekarang dia ada di depan tangga, di lantai dua.
"Ck, aku harus naik lagi? Kakiku pegal!"
Biar sambil menggerutu, Jimin tetap melangkahkan kakinya untuk kembali menaiki tangga menuju lab komputer. Tangannya mulai mati rasa karena tumpukan tebal lembaran yang dibawanya, terlebih tangannya sudah terasa kaku karena dipaksakan melakukan gerakan tari yang cukup sulit saat berlatih tadi.
Ketika sampai di depan lab komputer, remaja lima belas tahun itu susah payah berusaha membuka gagang pintu di depannya itu dengan siku kirinya. Mau bagaimana lagi, kedua tangannya penuh.
Begitu pintu terbuka, kegelapan menyapa indra penglihatan Jimin. Hanya ada dua lampu di sudut melintang ruangan yang menyala. Memberikan sedikit penerangan, setidaknya Jimin masih bisa melihat deretan meja komputer dan karpet biru yang melapisi lantai.
Jimin pun segera menghampiri meja guru di seberang pintu dan meletakkan lembaran yang dibawanya ke atas sana. Suara bedebum tumpukan kertas dengan meja memenuhi ruangan untuk sesaat. Remaja manis itu menghela nafas kasar, hendak segera keluar dari ruangan gelap itu. Kalau saja ia tidak mendengar gumaman suara seseorang.
"Aku lebih pintar dari Roel Verdult, aku lebih jenius dari Baris Ege, dan aku lebih cerdas dari Flavio Garcia."
Gumaman itu terus berulang di telinga Jimin. Sontak dahinya mengernyit, ia mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan. Maniknya tidak menemukan seorang pun berada di lab komputer ini selain dirinya. Jimin merasakan tubuhnya sekilas menggigil, merinding kalau harus membayangkan ada makhluk halus atau roh penasaran yang mengganggunya.
Menggeleng cepat, Jimin segera menepis pikiran liarnya saat menyadari salah satu komputer di tengah-tengah ruangan tidak terdapat di mejanya. Mungkin saja ada tukang reparasi atau siapalah itu yang tengah membetulkan komputer tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selcouth [VMIN]
FanfictionJimin tak pernah sekalipun mengandai-andai bahwa si misterius Kim Taehyung akan menjadi teman sebangkunya selama satu semester ke depan. Juga tak pernah terbayangkan olehnya, bahwa sesungguhnya, terdapat banyak alasan tak terduga dibalik setiap perl...