14. Itu adalah Perbincangan Malam Hari

2.6K 427 97
                                    

SELCOUTH
A Bangtan Fanfiction
Highschool!AU
Taehyung X Jimin

[NO BOYSLOVE, BROMANCE ONLY]

Genre : Drama
Chapter : 14. Itu adalah Perbincangan Malam Hari
Words count : 3.2K+
Disclaimer : All of BTS members belong to their agency and parents, original story is mine.

***

Pukul sebelas malam, pintu rumah sederhana itu terbuka. Seorang remaja dengan bibir membentuk sabit di wajahnya menyembul dari balik daun pintu. Ia kembali menutup pintu dengan siku kirinya setelah masuk ke dalam rumah hangatnya. Kedua tangannya penuh dengan beberapa kotak kado, membuatnya payah dalam melepas pantofel.

Hari ini tanggal 13 Oktober. Lebih tepatnya, ini adalah hari ulang tahunnya. Seusai jam sekolah berakhir, seperti biasa, dia dan Jungkook, Hoseok, Yoongi, serta Namjoon berkumpul di depan minimarket dekat sekolah. Mereka merayakan pesta kecil ulang tahun Jimin di sana. Bahkan Yoongi yang sudah kelas akhir pun rela bolos kelas malam demi meramaikan ulang tahun Jimin.

Seperti pesta ulang tahun pada umumnya, mereka memberikan sebuah kue ulang tahun berukuran kecil—menyesuaikan uang saku mereka yang terbatas—dan menodai wajah Jimin dengan krim putih yang ada pada kue setelah memanjatkan doa ulang tahun. Tawa mereka berderai, meramaikan latar minimarket.

Lalu bermulai dari Yoongi, kotak kado diberikan kepada yang sedang berulang tahun secara bergiliran. Jimin tak pernah membayangkan perayaan ulang tahunnya seperti ini, karena sebelumnya dia tak pernah memestakan ulang tahun. Orang tuanya sibuk bekerja, tak sempat mengadakan pesta untuknya. Sedang teman-temannya dulu hanya akan berbondong-bondong mengucapkan selamat ulang tahun melalui dunia maya. Sangat jarang ada yang memberinya hadiah, paling-paling hanya dari nenek atau bibinya. Itu pun kalau tidak lupa.

Namun, hari ini, di ulang tahunnya yang ke enam belas, untuk pertama kalinya Jimin tertawa selebar itu dengan wajah cemong bersama teman-teman baiknya.

"Jimin pulang!" serunya ketika kakinya yang masih terbalut kaus kaki usang menapak lantai berlapis keramik.

Orang tuanya membalas salamnya dari ruang tengah. Jarang-jarang kedua orang tuanya sudah berada di rumah di jam-jam seperti ini. Biasanya mereka baru pulang setelah Jimin terlelap, entah jam satu atau jam dua pagi. Dan mereka hanya bertemu besoknya saat sarapan pagi. Sebab mereka adalah pekerja yang luar biasa sibuk.

"Apa itu?" tanya Ibunya yang duduk di sofa, menonton televisi, di samping sang Ayah. "Kado ulang tahun?"

Jimin tersenyum. Hanya memberikan anggukan singkat sebelum menaiki tangga menuju kamarnya di lantai atas. Setelah mengunci pintu kamarnya, dia meletakkan keempat kotak kadonya yang masih terbungkus rapi di atas meja belajar.

Dengan kedua tangan yang bersandar pada dua sisi meja belajar, kedua netranya terus memandangi tumpukan hadiah tersebut. Hanya ada lima kotak, yang satu adalah pemberian orang tuanya, sedang yang lain diberikan oleh teman-teman dekatnya. "Ada yang kurang," pikirnya, "Taetae nggak mengucapkan selamat ulang tahun."

Hela napas keluar dari mulut, Jimin merebahkan tubuh lelahnya di ranjang. Lantas berspekulasi, "Apa mungkin dia nggak tahu tanggal ulang tahunku?"

Jimin mengubah posisinya menghadap ke samping, mengangkat kedua tungkainya yang semula terjulur menyentuh lantai agar terbaring di atas kasur juga.

Hari ini Taehyung absen tanpa izin dari sekolah. Yang Jimin ingat, dia hanya mengirimkan pesan yang berisikan, 'Saya hari ini tidak masuk karena ada urusan dengan inspektur, Chim.'

Selcouth [VMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang