7. Itu adalah Malam yang Lain

2.6K 437 35
                                    

SELCOUTH
A Bangtan Fanfiction
Highschool!AU
Taehyung X Jimin

[NO BOYSLOVE, BROMANCE ONLY]

Genre : Drama
Chapter : 7. Itu adalah Malam yang Lain
Words count : 2.6K+
Disclaimer : All of BTS members belong to their agency and parents, original story is mine.


***

"Kapan aku bisa pulang?" tanya Jimin, mulai merasa jengah.

Sekarang sudah jam sebelas malam. Terlewat empat jam lamanya mereka hanya duduk di salah satu halte di tengah kota, hanya untuk menyaksikan sekian banyak bis datang dan pergi. Sementara dua jam sebelumnya mereka habiskan di salah satu rumah makan terdekat setelah makan malam.

Jimin sama sekali tidak mengerti apa maksud Taehyung membawanya ke tempat ini tanpa alasan yang jelas. Dan yang pasti, Jimin benar-benar bosan! Hanya duduk di halte selama berjam-jam dengan manusia aneh yang terus-terusan menyeruput enam kotak susu varian rasanya tanpa henti.

Berulang kali Jimin mengomel dan berprotes kalau dia ingin pulang. Jimin pikir dengan menghabiskan waktu di ruang belajar selama sepuluh jam akan terasa lebih menyenangkan dibandingkan hal ini.

Namun teman di sampingnya ini nampak begitu tidak peduli. Dia bersikeras untuk tidak melepaskan borgolnya meskipun Jimin berulangkali menimpuknya. Beruntung hari ini Jimin sedang tidak ada jadwal les. Akan membawa sebuah masalah kalau ketahuan dia bolos, berkeliaran di kota alih-alih belajar.

"Kim Taehyung!" Jimin mulai merajuk, "Aku benar-benar bosan. Aku mau pulang! Sekarang!"

Taehyung menaikkan sebelah alisnya saat melirik Jimin. Ia menjauhkan sedotan dari mulutnya dan meletakkan kotak susu ke tujuhnya di bangku halte. Kedua netra Jimin berbinar saat melihat Taehyung mengeluarkan sebuah kunci dari saku celana nya.

"Kamu tunggu disini dulu," tegas Taehyung saat ia membuka kunci borgol di tangan Jimin, "Dan jangan kabur."

"Kamu mau kemana?" tanya Jimin ketika Taehyung bangkit berdiri dan menggantungkan borgolnya pada sabuk celananya.

"Beli camilan di minimarket biar kamu nggak bosan. Mau ikut?"

Jimin langsung sumringah. Ia menggeleng cepat. "Aku tunggu di sini saja. Tolong belikan aku air putih juga, ya! Susu kotakmu itu malah bikin aku tambah haus."

Taehyung mengangguk singkat. "Ponselmu masih nyala, kan?"

Jimin mengernyit bingung. Tidak mengerti kenapa Taehyung menanyakan tentang ponselnya. Biar begitu, ia mengeluarkan ponselnya dan menyalakannya, lalu menghadapkannya kepada Taehyung. "Masih, kok."

Taehyung kembali mengangguk dan bergumam, "Oke," sebelum mengambil langkah meninggalkan Jimin sendiri di halte.

Jimin terus memerhatikan punggung Taehyung yang kian lama semakin menjauh dan menghilang di tikungan jalan. Kemudian ia tertawa kecil. "Dasar bodoh. Bodoamat sama camilanmu, aku mau pulang!"

Dan tepat setelah Jimin bergumam pada dirinya sendiri, sebuah bus tiba. Maka Jimin cepat-cepat menumpanginya dan mengambil salah satu bangku di dekat jendela untuk diduduki.

Selama perjalanan, Jimin tak bisa memungkiri kalau sebenarnya dia juga merasa bersalah kepada Taehyung karena meninggalkannya tanpa pamit. Tapi, mau bagaimana lagi. Dia benar-benar terpaksa, hanya dengan begini Jimin bisa segera pulang. Karena Jimin tahu Taehyung tidak akan membiarkannya pulang, bahkan setelah merengek seperti anak kecil.

"Aku bakal kirim pesan nanti kalau udah sampai rumah," pikir Jimin.

Hanya butuh waktu sepuluh menit untuk sampai di halte dekat rumah Jimin. Remaja Park itu pun turun dari bus tersebut dan berjalan kaki menuju rumahnya.

Selcouth [VMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang