Dengusan panjang terdengar dari pemuda berumur dua puluh delapan tahun itu. Hidung mungilnya mengerut sebal, sementara tangan yang bersandar pada meja kerjanya meremat kuat-kuat surainya. Pikirannya berantakan, terlalu banyak urusan yang harus diselesaikan dalam waktu dekat.
Setengah menit berlalu, pada akhirnya ia menyerah. Berkas-berkas di tangannya ia lemparkan begitu saja di atas meja. Lantas bersandar pada kursi, memejamkan mata. Mendongakkan kepala atas alasan lehernya yang terasa kaku akibat terlalu lama menunduk untuk membaca.
Kemudian membuka mata, melirik jam dinding yang terdapat pada ruang kantor polisi itu. Jam menunjukkan pukul delapan pagi, yang mana artinya pemuda berseragam itu sudah melewati dua puluh lima jamnya dengan terjaga.
Kasus yang dihadapinya kali ini terbilang cukup berat, yaitu kasus hilangnya tiga perempuan berumur dua puluh tahunan dalam empat bulan, lalu ditemukan dalam keadaan tak bernyawa. Ketiganya hilang dalam waktu dan keadaan yang sama; malam hari dan saat hujan deras. Lalu ditemukan dalam keadaan yang sama pula; kedua tangan diikat dengan rapih di belakang punggung, benda-benda asing yang tertancap pada kemaluan korban, dan kedua mata yang ditutup dengan pakaian dalam korban.
Empat bulan terlewati, namun tak ada satupun petunjuk yang muncul untuk mengindikasi siapa pelakunya. Tak ada saksi yang melihat. Tak ditemukan tertangkap oleh kamera CCTV. Hanya ada beberapa kesimpulan yang bisa diambil dari setiap penyidikan yang sudah dilakukan. Bahwa korban menghilang setelah melakukan kencan buta melalui aplikasi online, dan terjadi di daerah Gangnam. Pelaku bisa dipastikan adalah pengguna aplikasi tersebut, namun akunnya tak bisa dilacak karena ia selalu mengganti nomor kartu SIM-nya, juga IP Address yang nampaknya dimanipulasi dengan cerdik.
Hela napas panjang kembali terdengar dari pria berseragam dengan name tag Park Jimin itu. Entah bagaimana merasa kecewa dengan dirinya sendiri. Mengapa ia begitu lamban dalam menyelesaikan kasus? Kenapa dia payah sekali?
Padahal untuk menjadi seorang polisi seperti ini membutuhkan pengorbanan dan perjuangan besar. Lantas Park Jimin melemparkan ingatan sejauh dimana saat ia akan lulus SMA. Melakukan operasi lasik mata untuk membuat pandangannya lebih jelas, dengan beberapa operasi kecil lain yang membuatnya lebih sempurna. Teknologi sekarang benar-benar canggih.
Ketika lulus SMA, setelah pertimbangan panjang, ia memilih untuk melepas kuliah di K'ARTS dan melanjutkan studi di akademi kepolisian. Jimin menjadi begitu bukanlah tanpa alasan. Tentu, dia sangat suka menari, namun satu hal yang membuatnya berubah pikiran. Hatinya lebih tergerak untuk menjadi seorang polisi, meneruskan impian tersirat teman lamanya, Kim Taehyung. Pikirnya, kedua netranya ini adalah seharga nyawa teman baiknya itu, maka mengesampingkan kesenangan dianggapnya bukanlah hal yang begitu besar.
Kemudian pikiran Jimin tertuju pada keadaan teman-teman lamanya. Kini Hoseok menjadi penari yang hebat, dia terkenal sampai ke luar negeri. Jungkook berkarier menjadi solo idol, berhubung dia berbakat dalam menari dan menyanyi. Sementara Yoongi dan Namjoon menjadi produser musik pada agensi yang berbeda. Yoongi dengan nama Suga, Namjoon dengan nama RM. Mereka berkompetisi secara sehat dalam menciptakan lagu. Teman-teman baik Jimin itu memang hebat, mereka sukses berkecimpung dalam dunia entertain.
Lalu pikirannya beralih lagi kepada sosok Kim Taehyung. Karena jujur, Jimin sangat merindukannya. Tentu dirinya tidak bisa melupakan kenangan-kenangan yang dilaluinya bersama Kim Taehyung, meski sudah lebih dari satu dekade terlewati.
Seringkali Jimin berpikir bahwa ia ingin setidaknya mendatangi makam Taehyung dan membicarakan banyak hal, namun tak ada yang tahu dimana Taehyung dimakamkan. Pun juga Seokjin tak diketahui keberadaannya, di mana beliau ditugaskan.
Kemudian Jimin memejamkan mata. Berangan-angan, seharusnya saat ini Kim Taehyung sudah menjadi polisi berpangkat, menjadi keunggulan para polisi, menjadi pemimpin, menjadi seorang pahlawan. Namun semua itu pupus hanya karena kedua manik seorang Park Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selcouth [VMIN]
FanfictionJimin tak pernah sekalipun mengandai-andai bahwa si misterius Kim Taehyung akan menjadi teman sebangkunya selama satu semester ke depan. Juga tak pernah terbayangkan olehnya, bahwa sesungguhnya, terdapat banyak alasan tak terduga dibalik setiap perl...