6. Itu adalah Ajakan

2.6K 441 24
                                    

SELCOUTH
A Bangtan Fanfiction
Highschool!AU
Taehyung X Jimin

[NO BOYSLOVE, BROMANCE ONLY]

Genre : Drama
Chapter : 6. Itu adalah Ajakan
Words count : 1.6K+
Disclaimer : All of BTS members belong to their agency and parents, original story is mine.

***

"Yah! Kenapa kamu selalu mengikutiku?!" Suara teriakan remaja itu menggema di sepanjang koridor. Apa yang menjadikan pemilik suara, Park Jimin, berteriak kesal seperti itu ialah Kim Taehyung. Seorang teman sebangku yang selalu mengekor di belakangnya selama seminggu ini.

Sungguh satu minggu bagai neraka bagi Jimin. Memang, si gila Kim itu sudah tidak menyalahgunakan borgolnya lagi. Namun sebagai gantinya, kemana pun Jimin pergi, Taehyung pasti selalu berada di sekitarnya. Mengikutinya.

Saat di kelas, Taehyung tidak lagi tertidur seperti biasanya. Selama seminggu terakhir dia selalu 'mengintai' pergerakan Jimin dari kursinya. Membuat remaja bertubuh mungil itu tidak nyaman setiap kali dia bergurau dengan temannya saat class break. Saat pergi ke kantin, Taehyung akan mengantarnya dan segera pergi meninggalkannya saat Jimin sudah berkumpul dengan teman-temannya yang lain. Menghilang. Dan bahkan saat ingin ke toilet, Taehyung mengikutinya dan menunggunya di luar pintu.

Suatu hari ketika Jimin berkumpul dengan teman-temannya di depan minimarket sepulang sekolah, Taehyung mengambil duduk di seberang mereka dan menunggu. Dia pasti mengawasi Jimin dengan menghabiskan berkotak-kotak susu sampai perkumpulan kecil mereka bubar.

Suatu hari ketika Jimin memilih untuk menetap di ruang belajar, Taehyung akan mengambil bangku di sebelahnya. Tanpa mengucapkan apapun. Hanya duduk di sana, menemani Jimin mengerjakan beberapa latihan soal di bukunya. Sesekali Jimin mencuri pandang apa yang dilakukan Taehyung. Tidak, dia tidak diam memandanginya. Remaja Kim itu mencoret-coret buku tulis miliknya, seperti sebuah susunan rencana. Entah rencana apa. Bisa saja rencana menyelesaikan kasus, atau apa. Kim Taehyung sangat menggilai main peran detektifnya itu.

Suatu hari ketika Jimin ada jadwal bimbel, tentu Taehyung mengekor. Dia berjalan di belakang Jimin, yang mana membuat Jimin terus meneriakinya karena dia terlihat seperti penguntit. Dan pada akhirnya Taehyung akan berjalan di samping Jimin tanpa berbicara, menemaninya sampai tiba di gedung bimbel. Lalu pergi entah kemana.

Saat Jimin keluar dari gedung bimbelnya, Taehyung sudah kembali. Menunggunya. Setelah itu dia pasti akan mengantar dan menemani Jimin selama perjalanan pulang. Dia benar-benar mengantarnya sampai di depan rumah Jimin, walau letak tempat tinggalnya sendiri sudah terlewati selama perjalanan.

Lalu keesokan paginya Taehyung sudah menunggu di depan gerbang rumah Jimin untuk berangkat bersama menuju sekolah. Terus seperti itu selama seminggu. Hanya satu minggu, namun lebih dari cukup untuk membuat Jimin merasa muak.

"Memang apa salahnya? Kamu kan milikku." Taehyung menatap Jimin, sorot matanya menunjukkan kebingungan.

"Duh! Apa sih, milikku-milikku terus?! Aku cuma temanmu, bukan pacarmu!" Jimin mendelik.

"Kalau begitu—" Taehyung mengambil satu langkah ke depan, mendekati Jimin. Dentuman pantofelnya menggema di sepanjang koridor sekolah yang mulai sepi. "—mau tukar posisi?"

Jimin terdiam, tak mengerti.

Kerutan pada dahi Jimin membuat Taehyung melanjutkan, "Kamu yang ikut aku."

Kontan Jimin memutar bola matanya lalu kembali mendelik pada remaja yang lebih tinggi darinya itu. "Tidak perlu bertanya ikut kemana, yang pasti aku nggak mau!"

Selcouth [VMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang