20. Itu adalah Kegelapan

2.2K 395 101
                                    

SELCOUTH
A Bangtan Fanfiction
Highschool!AU
Taehyung X Jimin

[NO YAOI, BROMANCE ONLY]

Genre : Drama
Chapter : 20. Itu adalah Kegelapan
Words count : 2.1K+
Disclaimer : All of BTS members belong to their agency and parents, original story is mine.

***

Gelap.

Demi Tuhan, tak ada yang bisa dilihat. Terlalu gelap. Tak dapat ditaksir, apakah ini di dasar laut terdalam ataukah puncak angkasa tertinggi. Terlampau gelap, bahkan mengundang rasa sesak. Terasa pengap dan hampa.

Namun, perlahan, samar-samar telinganya bisa mendengar beberapa paduan suara. Dengungan penghangat ruangan. Suara 'bip' yang statis. Sesekali suara semprotan pengharum ruangan. Seperti itulah, suaranya terdengar cukup familiar di telinga.

Lantas ia mencoba menghirup napas sebanyak yang paru-parunya bisa menampungnya. Geraknya ceroboh, membuatnya tersengal. Napasnya menjadi berantakan, dadanya bergerak naik-turun tak beraturan.

Seketika menjadi panik. Gelisah. Takut. Terlalu gelap. Sendirian. Butuh pertolongan.

Ingin berteriak, namun tak memiliki cukup tenaga. Kendati demikian tetap memaksakan diri untuk menyuarakan dirinya yang mencari pertolongan. Seseorang harus menyelamatkannya dari kegelapan ini.

Sampai lenguhannya terdengar. Napasnya terasa semakin sesak, namun ia tak peduli. Tetap bersikeras untuk mengerahkan tenaga lebih banyak agar bisa berteriak. Kemudian menggeleng-geleng cepat, menjejak-jejakkan kaki. Ingin berlari. Kabur dari kegelapan. Mencari cahaya.

Lenguhannya semakin panjang, bersamaan dengan paniknya yang kian membuncah. "Tolong!" jeritnya dalam batin.

Hingga ia merasakan genggaman pada tangan kirinya.

Kehangatan merambat di sana, mendamaikan hati. Rontanya terhenti, napasnya seketika menjadi tenang. Ah, seseorang menolongnya.

Genggaman itu beralih menjadi tautan jari. Ia bisa merasakan jari-jari panjang seseorang itu menyatu dengan jari mungilnya. Tangannya besar, hangat, dan menenangkan.

"C-Chimchim. Saya di sini," bisikan suara serak dan dalam yang menembus kesunyian itu menyadarkannya.

Walau keadaan tetap gelita, namun dirinya seakan melihat setitik cahaya—sebuah ingatan. Siapa dirinya, Park Jimin. Ya, namanya Park Jimin. Seorang siswa. Enam belas tahun. Anak tunggal. Penari. Punya teman spesial, Kim Taehyung. Ah, ya. Kim Taehyung. Taetae. Pemilik suara barusan.

Apa yang terjadi?

"T-Tae... tae?" lirihnya, suaranya terdengar lemah dan parau.

"Ya, saya di sini," suara Taehyung kembali terdengar.

Menangkap suara yang sama untuk yang kedua kali, Jimin mengerutkan dahi. Suara Taehyung tidak terdengar baik. Suara bisikannya bergetar. Bahkan Jimin bisa mendengar suaranya menyusut ingus.

"Me... nangis?" Jimin memaksakan suaranya walau terasa begitu sulit karena tenaganya yang hilang entah kemana. Tangan kanannya yang bebas perlahan bergerak, merasakan lembutnya kain yang melapisi tubuhnya. Lantas tersadar bahwa dirinya tengah berbaring di atas tempat tidur dengan selimut yang melingkupinya. Pikirannya berasumsi ini adalah kamar Taehyung, namun tak begitu yakin karena gelap membuatnya tak bisa melihat sekitar untuk memastikan. Ditambah bau obat-obatan ini sama sekali bukan aroma Taehyung.

"Tae..., lampu. Gelap. Ingin lihat kamu... rindu."

Hanya beberapa patah kata yang bisa diucapkan, namun Jimin berharap temannya bisa mengerti maksudnya.

Selcouth [VMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang