15. Itu adalah Hari yang Indah

2.5K 406 72
                                    

SELCOUTH
A Bangtan Fanfiction
Highschool!AU
Taehyung X Jimin

[NO BOYSLOVE, BROMANCE ONLY]

Genre : Drama
Chapter : 15. Itu adalah Hari yang Indah
Words count : 2.3K+
Disclaimer : All of BTS members belong to their agency and parents, original story is mine.

***

Di sepanjang trotoar, dedaunan kering bertumpuk. Dapat dilihat pepohonan yang mulai gundul karena rontoknya daun-daun mereka. Pukul sembilan pagi, dan binar surya tak menyentuh permukaan bumi sebab terhalang awan tebal. Memang begitulah sebiasanya musim gugur.

Derajat celsius mencapai angka sepuluh pagi ini. Cuaca yang terbilang cukup dingin nampaknya tak mampu membekukan semangat para pejalan kaki untuk berada di jalanan, menuju destinasi masing-masing. Dibalut pakaian tebal berlapis mantel, mereka tetap menggerakkan tungkainya cepat. Seakan tak ingin kalah dari waktu.

Begitu pula dengan dua remaja yang jalan berdampingan dalam diam. Yang bertubuh lebih tinggi mengenakan hoodie abu-abu berlapis jaket denim favoritnya, dengan bawahan celana kain berwarna hitam. Sedang yang satunya memakai sweater-mahal-barunya yang nampak kebesaran di tubuhnya. Sweater itu adalah pemberian temannya, jadi jangan salahkan kalau pakaiannya salah ukuran. Kendati demikian, dia tetap memakainya bersama jeans biru laut—yang juga kebesaran. Jeans itu terlalu panjang, memaksanya harus dilipat agar tidak melewati mata kaki.

"Kamu kelihatan tenggelam, Chim," ledek Taehyung, salah satu di antara mereka.

Yang diledek pun mendelik tak terima. "Aku nggak sekecil itu! Kamu saja yang pilih ukuran sweater-nya terlalu besar. Jeans-mu ini juga terlalu panjang, tahu!"

"Sengaja," sahut Taehyung, "Karena saya suka."

Setelah itu tak ada balasan lantaran Jimin hanya mendengus. Mereka kembali melanjutkan perjalanan dalam diam. Bahkan saat menaiki bus dan turun di halte dekat Kampus Seocho-dong Universitas K'ARTS—tempat tujuan mereka. Karena, pagi ini akan diselenggarakan babak penyisihan dari lomba tari yang dibuka untuk seluruh siswa kategori SMA.

Tak membuang waktu banyak-banyak, kedua remaja itu langsung memasuki halaman luas nan megah kampus tersebut. Jimin tak sempat merasa kagum, rasa gugup jauh lebih menguasai dirinya. Dia jalan terlalu cepat, bahkan ketika dia sendiri tidak tahu harus menuju ke arah mana.

Sampai Taehyung menahan lengannya. "Chim, teman-temanmu di sana," ujarnya sembari mengedikkan dagu, menunjuk perkumpulan beberapa remaja dengan dua orang dewasa di dekat main gate.

"Ah, benar." Jimin menoleh dan mengangguk kikuk setelah menyadari bahwa mereka adalah bagian dari timnya. "Aku harus berkumpul sama mereka."

"Kalau gitu, saya mampir ke Sevel dulu. Saya lagi ingin minum susu."

"Yaampun, padahal tadi pagi kamu sudah habis satu cangkir besar." Jimin memutar bola mata dan tertawa kecil. "Ya sudah, nanti aku hubungi kamu lagi."

"Semangat, Chim. Kamu pasti bisa."

"Terima kasih."

Setelah melihat OK sign dari tangan Taehyung, Jimin langsung berputar haluan menuju timnya. Menyapa mereka dan sedikit berbincang mengenai apa yang harus mereka lakukan saat di panggung nanti. Sang pelatih juga mengenalkan wanita di sampingnya yang bertugas sebagai makeup artist mereka. Tak cukup lama sampai mereka bergegas memasuki gedung fakultas seni tari dan menemukan banyak sekali peserta lomba yang berkumpul di sana.

Setelah mendapatkan kunci loker di ruang ganti dekat aula pertunjukan, sang pelatih memberikan kostum dresscode pada Jimin dan keempat rekannya untuk dikenakan. Mereka segera berganti pakaian untuk mengejar waktu, dengan tujuan agar acara bisa berjalan sesuai jadwal.

Selcouth [VMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang