8. Itu adalah Hari Tanpa Taehyung

2.5K 407 19
                                    

SELCOUTH
A Bangtan Fanfiction
Highschool!AU
Taehyung X Jimin

[NO BOYSLOVE, BROMANCE ONLY]

Genre : Drama
Chapter : 8. Itu adalah Hari Tanpa Taehyung
Words count : 1.4K+
Disclaimer : All of BTS members belong to their agency and parents, original story is mine.

***


Tidak seperti biasanya, pagi ini mendung. Awan-awan kelabu bergelung di langit, memblokade sinar matahari untuk menyentuh tanah. Remaja itu, Park Jimin, menghabiskan tiga puluh detiknya untuk memandangi langit gelap melalui jendela di sepanjang lorong lantai dua. Ia menghela nafas sebelum membetulkan posisi tasnya di pundak dan menggeser pintu kelasnya.

"Oh? Jiminie, tumben pagi sekali?" sapa Jungkook dari bangkunya ketika Jimin baru saja masuk.

Jimin hanya tersenyum lemah dan mengangguk singkat kepada Jungkook yang tampak sedang membaca sebuah literatur di tangannya. Jimin tidak bersemangat untuk menjelaskan bahwa sebenarnya dia sengaja datang lebih pagi agar tidak bertemu dengan Taehyung yang biasa menjemputnya untuk berangkat sekolah bersama. Kejadian semalam membuat Jimin benar-benar muak dengan Taehyung.

Kemudian kakinya melangkah dengan gontai menuju bangkunya di sudut kelas, di belakang kursi Jungkook. Kelas masih kosong, hanya ada dirinya dan Jungkook sepagi ini. Jungkook memang terbiasa datang lebih pagi, jadi Jimin tidak heran lagi.

Remaja Park meletakkan tasnya di atas meja. Nafasnya tercekat untuk sesaat ketika ia melihat tas milik Taehyung sudah tergeletak di mejanya. Nampaknya teman sebangkunya itu juga datang lebih pagi, dan dia tidak menjemput Jimin.

Jimin menoleh pada Jungkook yang fokus membaca. "Jungkook-ah, Taehyung sudah datang?" tanyanya, memastikan.

Yang diajak bicara mendongak pada Jimin. Ia menatap ke arah lain, nampak berpikir. Kemudian ia mengangguk-angguk kecil. "Dia datang sekitar lima menit setelah aku datang, lalu pergi keluar kelas, entah kemana."

"Ah, oke," balas Jimin singkat. Tidak berniat untuk bertanya lebih lanjut.

***

Bel berbunyi. Pertanda jam istirahat sudah berakhir. Satu persatu murid memasuki kelas dan menempati bangku masing-masing. Mereka hanya punya waktu lima menit untuk merapikan diri sebelum para guru hadir, melanjutkan proses pembelajaran.

Jimin melambaikan tangan kepada Namjoon dan Hoseok yang berpamitan untuk kembali ke kelas masing-masing. Senyuman masih belum memudar dari wajah Jimin, hasil dari senda gurau yang ia lakukan dengan kedua kakak kelasnya saat mereka mampir ke kelas 1-4 itu. Jungkook yang duduk di depan Jimin bahkan masih sesekali tertawa, berkomentar tentang betapa konyolnya kejadian yang dialami Namjoon. Kakak kelas jakungnya itu tidak sengaja mematahkan pensil milik Hoseok saat menggunakannya. Hanya sempat menulis satu kata, badan pensil itu tiba-tiba patah menjadi dua. Meninggalkan Hoseok yang terus mengomel tidak terima, karena pensil itu baru dibelinya kemarin.

Jimin terkikik pelan. Tidak heran kalau kakak kelasnya itu disebut sebagai 'The Destroyer', karena Namjoon bisa merusak segala benda dengan begitu mudahnya.

Kemudian Jungkook berbalik badan, meluruskan pandangannya ke depan. Guru sejarah mereka sudah tiba. Suara ketukan pantofelnya mampu meredam suara gaduh dari para murid.

Jimin pun mengeluarkan buku cetak dan catatan sejarahnya. Tak sengaja ia melirik meja kosong di sampingnya. Teman sebangkunya tidak hadir di kelas, entah pergi kemana. Bisa jadi kabur keluar sekolah, atau berburu kepiting yuyu, atau memreteli komputer sekolah lagi. Entah, Jimin berusaha untuk tidak peduli.

Selcouth [VMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang