29. Dengar

507 53 4
                                    

--Rian
"Kamu tau nggak, Yan, rasanya sayaaang banget sama orang, tapi terlalu takut untuk mengaku, karena kamu ngerasa nggak pantes?" kalimat itu keluar dari mulut Kinan, di balik tangisnya yang pelan, dan segala usahanya untuk bersembunyi.

Dan segala usaha gue untuk menemukannya.

Kalimat itu meluncur begitu saja dari Kinan, ditujukan ke gue, satu-satunya manusia di situ yang bisa mendengar dia dengan jelas.

Percaya atau nggak, gue kepingin berteriak, Gue paling ngerti, Ki!

Tapi untungnya gue masih waras, dan gue hanya bisa memandangi Kinan sambil terus mengelus kepalanya. Sungguh gue bersyukur banget gue masih waras, karena kalo diturutin, gue bakal peluk Kinan saat itu juga, biar dia nggak susah payah nyembunyiin tangisannya. Biar gue aja yang nyembunyiin tangisan dia. Sekali lagi. Untungnya gue masih waras, dan yang keluar dari mulut gue cuma, "Kamu itu cewek kuat dan mandiri, Ki. Apapun yang kamu rasain sekarang, pasti kamu bisa mengatasinya."

Kinan masih nangis lima menit berikutnya. Dan gue masih diam, mengelus kepalanya. Setelah dia merasa sudah lebih tenang, dia bilang, "Aku mau cerita ke kamu boleh nggak, Yan?"

Dan gue mengangguk.

Dan di sanalah gue, mendengarkan semua kisah Kinan. Bagaimana Fajar menjadi semacam penyelamatnya sejak kecil, yang nggak kenal lelah ngajak Kinan main setiap hari hanya karena Kinan nggak berani keluar rumah, takut dan malu nggak diterima teman-temannya karena dia anak baru pindah. Kinan juga cerita bagaimana Mama Fajar gigih membujuk Fajar agar tetap mau belajar dan sekolah, walaupun sering ijin buat ikut lomba. Sampe akhirnya Kinan diajak untuk les privat di rumah biar Fajar semangat belajar.

Selanjutnya Kinan cerita gimana dia beneran sedih ketika baru dua bulan masuk SMP sudah harus pindah ke Jogja ikut orang tuanya. Bagaimana dia meninggalkan semua teman mainnya dan semua tempat bahagianya di Bandung. Bagaimana kala itu Fajar mulai ilang-ilangan karena udah lebih fokus di badminton. Bagaimana akhirnya mereka dari pinjam telepon orang tuanya buat ngobrol di akhir pekan, sampai akhirnya nggak ada kabar sama sekali. Bahkan Kinan nggak tertarik buat nyari sosmed Fajar hanya karena nggak mau berharap bahwa Fajar masih ingat Kinan.

Dan Kinan pun cerita bagaimana akhirnya dia dan Fajar ketemu lagi di nikahan tetangganya dulu. Dari situ nama Kinan pun sampai ke telinga gue karena setiap hari mereka ngobrol lewat telepon. Dan Kinan juga cerita bagaimana setiap perhatian kecil dari Fajar, setiap larangannya yang aneh-aneh, setiap guyonannya yang nggak mutu, dan setiap omongannya yang suka ngawur, seringkali melambungkan harapan Kinan.

Kata Kinan, semenjak Asian Games, Kinan merasa dirinya nggak baik-baik saja, nggak seperti biasanya ke Fajar. Kedatangan Kinan ke Jakarta kemarin membuat Kinan semakin meninggikan harapannya. Apalagi Fajar memperlakukannya begitu istimewa. Gue pun mengiyakan, karena gue melihatnya dengan mata gue sendiri.

Dari bagaimana riweuhnya Fajar milih baju biar keliatan cakep, dan akhirnya cuma pakai jersey Barca dan berjaket. Kemudian hebohnya dia di mobil sepanjang jalan ke bandara. Dan di bandara dia lagi-lagi main peluk Kinan, persis seperti yang dikhawatirkan Kevin tempo hari. Dan gue juga ngelihat bagaimana Fajar membiarkan Kinan tidur beberapa menit lebih lama di pundaknya, sebelum akhirnya Kinan bangun. Dan belum lagi waktu Fajar balik nganter Kinan, dia malah ke kamar gue, rela sempit-sempitan di kasur gue karena mau cerita dan minta pendapat gue dan Kevin tentang beberapa hal.

Kinan masih menceritakan bagaimana semua yang Fajar lakukan ke dia membuat harapannya semakin dan semakin tinggi. Sampe akhirnya Fajar minta Kinan untuk pergi berdua aja. Seharusnya malam ini, Fajar janji mau bawa Kinan entah ke mana dan membicarakan 'sesuatu'. Ya gue paham kenapa Kinan bisa berharap seperti itu. Dia bukan tipe cewek baperan, kok. Nggak akan ada asap tanpa ada api. Kinan itu asapnya. Fajar api. Dan kadang Fajar jadi minyak tanah atau bensin sekaligus.

Cerita Kinan tentang FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang