Pagi yang cerah ini mengawali senyum gadis remaja bernama Zahra. Sekarang masih pukul 06.15 tetapi dia sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Seperti biasa, jika dia lupa mengejarkan PR yang diberikan oleh guru, maka dia akan berangkat lebih pagi.
Bahkan pagar sekolah belum dibukapun, Zahra sudah stay berdiri disana. Karena Zahra sering datang kepagian, sampai-sampai Satpam sekolahpun mengenali Zahra. Tentu saja semua orang kenal padanya. Zahra adalah gadis famous di sekolahnya. Terlebih lagi dia seorang Playgirl yang banyak dekat dengan teman atau bahkan pacarnya. Pernah beberapa kali dia dipanggil ke ruang BK karena membuat masalah.
“Pagi Ayah, Bunda.” Kini Zahra dan keluarganya berada di ruang Makan.
“Pagi sayang. Eh, kenapa kamu cepat banget siap-siapnya. Ini baru jam 06.15 loh. Bahkan pagar sekolahpun mungkin belum dibuka.” Ujar Yardi, sang Ayah.
“Gapapa yah, Zahra nggak mau telat aja, hehehe.” Zahra selalu saja memberi alasan disaat Ayah ataupun Bundanya menanyai hal ini. Dia akan selalu berbohong. Tentu saja dia akan berbohong, jika dia jujur maka dia akan dimarahi bukan?
“Ya udah langsung sarapan aja. Itu Bunda udah siapin semuanya.” Timpal Nita, sang Bunda.
Kini mereka sarapan dengan tenang. Tak ada yang bersuara. Setelah kira-kira 15 menit, merekapun sudah bersiap-siap akan kegiatan masing-masing. Seperti Yardi yang akan berangkat ke kantor. Zahra yang berangkat ke sekolah dan Nita yang akan mengurusi rumah.
Seperti biasa, Zahra akan diantar oleh ayahnya. Tetapi terkadang dia diantar juga oleh supirnya Pak Asep, itupun jika ayahnya ada keperluan lain.
“Bunda, Zahra berangkat dulu ya.”
“Iya, hati-hati. Belajar yang rajin, jangan malas-malasan. Ingat! Kamu udah kelas 12, jangan buat ulah terus.” Nasehat Nita. Entah itu berupa nasehat ataupun sebuah omelan.
“Ihhh, bunda mah pagi-pagi udah ceramahi Zahra aja. Zahra tau bunda. Masa Zahra diceramahi mulu tiap pagi kayak anak SD. Zahra kan udah gede.” Wajah Zahra berubah menjadi cemberut. Bundanya kebiasaan mengomel seperti itu setiap Zahra akan berangkat ke sekolah.
“Iya kan Bunda pengen kamu jadi anak yang sukses dan bisa banggain orang tua. Ingat ya!” Peringat Nita lagi.
“Udah, Bund kasihan Zahranya diomelin mulu.” Bela Yardi. “Tapi ada benarnya jugsa sih apa yang dikatakan bunda kamu.” Lanjut Yardi.
“Ih Ayah, bukannya ngebelain putri cantiknya ini malah ikut-ikutan Bunda.”
“Yeuh, pede kamu. Dah, sana berangkat.” Zahrapun menyalami Nita. Begitupun Nita menyalami Yardi.
“Assalamu’alaikum.” Ucap Yardi dan Zahra bersamaan.
“Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh.”
***
Kini Zahra telah sampai di sekolah. Dan untungnya pagar sekolah sudah dibuka. Murid-muridpun sudah mulai berdatangan. Zahra hendak melangkah masuk kedalam area sekolah, namun tiba-tiba dia ditabrak dari belakang oleh seseorang.
“Aduh! Woi, kalau jalan tuh liat-liat.” Ucap Zahra dengan kesal. Zahra segera berbalik badan untuk melihat siapa yang menabraknya barusan.
“Adnan? Gila lo ya, main nabrak-nabrak aja. Sakit tau tangan gue kepentok pagar.” Ya, ternyata yang menabraknya adalah Adnan teman SD Zahra dulu. Kini di SMA mereka kembali satu sekolah lagi.
“Maaf, Ra. Gue nggak sengaja. Sorry Ra, gue buru-buru.” Adnan berlari pergi meninggalkan Zahra sambil meminta maaf. Kenapa dia buru-buru seperti itu? Hmm, entahlah hanya Adnan yang tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Ketua Rohis [Completed]✔
Teen FictionHidup bersama dengan orang yang terkesan dingin bahkan cuek, ternyata tidak seburuk yang dibayangkan. Bahkan hidup bersama dengannya hingga dikirimkan malaikat kecil merupakan hal terindah yang Tuhan kirimkan untukku. ~~~ Cover by: Pinterest Penasar...