Hari ini hari ahad. Zifa dan Zahra telah berencana belajar bersama untuk menghadapi UNBK yang tinggal beberapa bulan lagi. Sesuai kesepakatan, mereka memutuskan belajar di rumah Zahra. Karena Zahra terlalu malas untuk keluar rumah.
Namun, pada saat Zifa telah sampai dirumah Zahra, apa yang dilihatnya? Zahra masih tertidur pulas. Apakah dia lupa kalau hari ini belajar bareng? Sepertinya dia memang lupa.
"Ra. Zahra. Banguuun." Zifa menggoyangkan tubuh Zahra pelan. Zahra menggeliat. Tapi dia tak kunjung bangun. Sepulas itukah tidurnya?
"Zahra, bangun dong. Jadi nggak sih, katanya belajar bareng." Kini Zifa menggoyang tubuh Zahra dengan kuat. Namun sama saja dia tidak bangun-bangun.
Zifa tampak memikirkan sesuatu. Bagaimana cara dia membangunkan Zahra?
"Aha!" Zifa menjentikkan jarinya pertanda dia mendapatkan ide.
1..... 2..... 3.....
"ZAHRA AWAS ADA KECOAAAAAA!!!AWAS ZAHRA DIA ADA DI DEKET SELIMUT LO."
"AAAAAA KECOA MANA KECOA. JANGAN GIGIT GUE PLIS AAAA." Zahra refleks berdiri dan langsung meloncat-loncat seperti anak paud.
"Bwahahaha." Zifa tertawa kencang. Bagaimana tidak? Lihat keadaan Zahra. Dia sangat kacau. Lihat rambutnya sangat berantakan dengan wajah khas bangun tidur. Dan parahnya lagi ternyata Zahra ileran. Bukan itu saja, lihat keadaan kamarnya sekarang. Sprei yang sudah terbuka dari tempatnya. Bantal yang berjatuhan di lantai.
Seketika Zahra tersadar bahwa dia sedang dikerjai oleh sahabatnya itu. Dia refleks menatap Zifa dengan wajah kesalnya. Dia menatap sinis Zifa. Jangan lupakan rambutnya yang acak-acakan membuatnya menjadi tambah lucu.
Alih-alih takut karena ditatap sinis oleh Zahra, Zifa malah tak berhenti tertawa. Zahra sangat lucu menurutnya. Sampai-sampai Zifa memegangi perutnya yang kesakitan karena tertawa.
"Au ah." Zahra pergi begitu saja meninggalkan Zifa yang masih tertawa.
"Woi mau kemana lo?"
"Mau mandilah." Zahra langsung mengambil handuknya dan segera masuk ke kamar mandi.
Tak butuh waktu lama bagi Zahra untuk membersihkan dirinya. Zahra memakai baju tidur bergambar doraemon.
"Kok lo pake baju tidur sih? Memangnya lo mau tidur lagi?"
"Memangnya ada larangan pake baju tidur pagi-pagi gini?" Tanya Zahra nyolot. Zifa refleks menggeleng. Auranya terasa sangat berbeda. Zahra tampak serius.
"Udah masih kesel aja lo. Ayuk dah belajar." Mereka pun belajar dengan buku-buku persiapan ujian yang banyak. Oh ya, jangan salah ya. Sebenarnya Zifa dan Zahra sama-sama pintar, namun bedanya Zifa lebih rajin dari pada Zahra yang bermalas-malasan untuk mengerjakan PR dirumah.
Tak lama setelah itu, Nita datang sambil membawa beberapa camilan dan minuman untuk menemani mereka belajar.
"Ini bunda bawain brownies sama susu. Jangan lupa dihabisin ya biar tambah semangat belajarnya."
"Makasih bunda." Jawab Zahra dan Sifa serentak. Nita tersenyum dan segera keluar dari kamar Zahra agar mereka bisa melanjutkan belajarnya lagi.
Saat Nita sudah dipastikan keluar dari kamar Zahra, Zifa langsung mencomot browniesnya. "Ayo makan-makan. Jangan malu-malu ambil aja." Zahra yang melihat kelakuan sahabatnya itu hanya bisa geleng-geleng kepala. Terkadang Zifa bisa terlihat lebih kalem terkadang juga bisa menjadi malu-maluin.
"Oh ya, Ra. Tangan lo gimana? Masih sakit nggak?"
"Nggak kok, udah mendingan." Seketika wajah Zahra berubah menjadi sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Ketua Rohis [Completed]✔
Teen FictionHidup bersama dengan orang yang terkesan dingin bahkan cuek, ternyata tidak seburuk yang dibayangkan. Bahkan hidup bersama dengannya hingga dikirimkan malaikat kecil merupakan hal terindah yang Tuhan kirimkan untukku. ~~~ Cover by: Pinterest Penasar...