9. Lamaran

13.2K 738 9
                                    

Hari ini adalah tepatnya
hari lamaran Zahra. Dimana setelah acara lamaran, beberapa hari ke depan Zahra akan melangsungkan pernikahannya. Dimana dia akan terikat janji suci pernikahan dengan lelaki yang tak dia kenal sama sekali.

"Ra, kamu pake ini ya sayang. " Nita meletakkan baju gamis soft pink bermotif bunga-bunga beserta jilbabnya di atas tempat tidur Zahra. Baju itu terlihat sangat cantik apalagi bila Zahra yang memakainya pasti terlihat lebih cantik lagi.

"Iya bun." Zahra pun mangambil baju gamis yang telah dipilih oleh Nita, dia langsung bergegas masuk ke kamar mandi dan bersiap-siap.

Zahra hanya memakai make-up seperlunya saja dan tidak berlebihan. Sedangkan dengan make-up seperlunya saja zahra sudah terlihat sangat cantik, apalagi kalo dia sampai di rias seperti boneka. Sudah dapat dipastikan dia terlihat sangat-sangat cantik. Dia terlihat seperti Putri Kerajaan.

TOOOKKK!!! TOOOKKK!!!

"Iya masuk." Teriak Zahra dari dalam kamarnya. Oh ya, Zahra tidak menyewa orang untuk memakaikannya make-up karena Zahra sendiri pandai untuk merias dirinya.

"Dek, cepetan turun pihak laki-laki nya udah datang. " Arkan menyembulkan kepalanya dipintu kamar Zahra.

"Iya abang duluan aja, ntar lagi adek nyusul kok." Zahra melirik sebentar ke Arkan lalu fokus lagi merias wajahnya.

"MasyaAllah, dek. Kamu cantik banget." Puji Arkan pada adiknya itu. Zahra hanya terkekeh pelan. Tumben sekali Arkan memujinya. Biasanya mereka akan sering bertengkar satu sama lain.

"Oke dek, tapi jangan lama-lama kasian pihak laki-laki nya nunggu lama."

"Iya Abaaaaang." jawab Zahra dengan menekankan kata Abang.

Sekarang zahra lagi berdiri di depan cermin, dia melihat bagaimana penampilan nya. Dan dia rasa ini sudah cukup. Ada rasa deg-degan yang dirasakan oleh Zahra, tapi dia berusaha untuk tidak terlihat gugup. Tapi kenapa dia sulit mengendalikan rasa gugupnya? Dia sangat takut sekarang. Kakinya gemetaran untuk turun kebawah dan menemui calon suaminya itu. Tetapi, mau tidak mau dia harus segera turun. Tidak enak juga kalau pihak laki-laki terlalu lama menunggu.

Zahra pun turun dari lantai atas. Zahra berjalan perlahan melewati tangga sambil menundukkan kepalanya. Dia sama sekali belum melihat bagaimana wajah calon suaminya.

"Ayo Ra, sini." Zahra duduk diantara Yardi dan Nita. Begitupun sebaliknya pihak laki-laki nya duduk ditengah-tengah diantara kedua orang tuanya.

"Jadi langsung saja, kedatangan kami disini adalah untuk melamar nak Zahra dengan anak kami Zikra." ucap temannya Yardi itu.

Eh tunggu dulu? Zikra? Apakah Zikra yang dimaksud adalah Zikra yang selama ini dicintai oleh Zahra. Oh tidak-tidak, ralat! Maksudnya yang dicintai oleh Zahra beberapa bulan terakhir ini.

Zahra pun memberanikan diri untuk melihat wajah calon suaminya itu. Dan benar saja ternyata itu Zikra. Jujur saat ini Zahra merasa sangat senang, ternyata calon suaminya adalah laki-laki yang dia sukai selama beberapa bulan terakhir ini.

Scenario Allah memang tak terduga. Bahkan, saat Zahra mulai mengikhlaskan Zikra, Allah malah mendatangkan Zikra untuk menjadi pendamping hidup Zahra. Memang, Jodoh tak akan kemana.

Zahra dan Zikra bertatapan cukup lama dan pada akhirnya mereka membuang pandangan masing-masing.

"Seperti yang Abi sampaikan. Saya akan melamar Zahra untuk menjadi calon istri saya." Bisa dilihat Zikra berbicara dengan sangat tegas tetapi dia masih terlihat hangat didepan dua pihak keluarga.

Jodohku Ketua Rohis [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang