30. Minta Maaf

11.1K 508 11
                                    

Zahra melanjutkan kegiatannya yang tadi sempat tertunda. Dia membereskan semua barang-barangnya. Dia akan pulang hari ini. Dia harus menemui Zikra.

Setelah dia merasa semuanya sudah siap. Zahra berjalan ke arah ruang tamu. Dia memanggil Anjeli dan bang Adit untuk pamit.

"Anjeliiii. Bang Adiiiiit." Panggil Zahra sedikit berteriak.

Yang dipanggilpun langsung datang.

"Udah siap, Ra?"

"Udah nih, aku manggil kalian mau pamit. Terima kasih ya atas bantuan kalian. Kalian udah ngizinin aku buat tinggal disini." ucap Zahra tersenyum

"Sama-sama. Santai aja, Ra. Kita kan sahabatan. Kalau kamu butuh bantuan aku, kamu bisa hubungi aku ya." jawab Anjeli dengan tatapan tulus.

"Terima kasih, Anjeli." Zahra memeluk Anjeli. Dia bersyukur punya sahabat baru yang baik seperti Anjeli.

"Sama-sama. Semoga sukses ya." ucap Anjeli menyemangati Zahra. Dan Zahra hanya mengangguk.

Kini Zahra beralih ke arah bang Adit.

"Bang Adit." Panggil Zahra.

"Ya?"

"Terima kasih ya bang Adit juga ikut jagain Zahra disini. Dan Zahra juga minta maaf,"

"Minta maaf untuk apa?"

"Zahra udah ngerepotin kalian disini."

"Enggak, Ra. Santai aja."

"Hmm, baiklah Zahra pamit dulu."

"Ra, tunggu. Kenapa nggak bang Adit aja yang antarin?"

"Nggak apa-apa Anjeli. Aku udah pesan taxi online. Tuh udah didepan. Aku pamit ya. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

***

"Mas Zikra tungguin Zahra, Zahra balik kok." ucap Zahra yang sudah berada di dalam taxi sambil melihat foto pernikahan mereka dulu.

Jalanan saat ini sangat macet tidak seperti biasanya. Yang biasanya bisa sampai dalam 30 menit sekarang malah jadi 1 jam. Setelah 1 jam perjalanan, akhirnya Zahra sampai juga di depan rumahnya.

Took!! Took!! Took!!

Zahra sudah mengetuk pintu tapi tidak dijawab oleh Zikra.

"Apa mas Zikra lagi jagain cafe ya?" Pikir Zahra.

"Ah mungkin iya, terus gimana caranya aku masuk?" Lanjutnya lagi.

Zahra mencoba membuka pintu, dan ternyata pintunya kebuka.

"Ihh mas Zikra kebiasaan deh. Pintunya kok nggak dikunci sih kalau ada maling masuk gimana?" omel Zahra sendiri.

Saat Zahra masuk ke rumah, saat dilihat bentuk rumah jauh dari kata baik. Padahal sebelum Zahra pergi perasaan nih rumah bersih deh, sekarang malah terlihat seperti rumah yang tidak berpenghuni.

Lihat saja, bantal sofa yang sudah berjatuhan dibawah. Sofanya malah miring-miring gitu, banyak debu.

Zahra beralih ke dapur. Apa-apaan ini, kenapa kotor sekali dapurnya. Banyak gelas dan piring kotor.

Zahra beralih lagi ke kamarnya. Apa yang dilihatnya sama seperti ruangan yang lain sangat berantakan. Bantal berjatuhan, sprei yang sudah terbuka.

Jodohku Ketua Rohis [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang