8. Bang Arkan Pulang

13.1K 722 2
                                    

"Assalamu'alaikum." Sepulang sekolah, rasanya Zahra ingin cepat-cepat masuk ke dalam kamarnya dan berniat akan mengurung diri didalam kamar. Zahra mengetok pintu rumah nya dan sesekali memencet bel.

Tak lama setelah itu, ada seseorang yang membukakan pintu, kali ini bukan Bundanya, tetapi,

"BANG ARKAAAN. " Zahra langsung menghamburkan pelukannya ke abang tercintanya itu. Zahra yang awalnya tidak bersemangat untuk melakukan apapun, setelah melihat kepulangan abangnya dia seperti merasa bangkit kembali. Ya, wajar sekali bukan? Karena Zahra dan Arkan adalah ciri-ciri kakak adik yang saling mendukung satu sama lain. Setidaknya Zahra bisa berbagi cerita dengan Arkan.

"Ihh Bang Arkan pulang kok nggak bilang-bilang sih, katanya pulang nya 1 bulan lagi, kok abang pulangnya mendadak?" Zahra langsung nyerocos begitu saja memberikan pertanyaan ke Arkan.

"Ihhh cerewet banget sih adek abang. " Arkan menyentil hidung mancung Zahra

"Aww saakitt Abang, ih. " Zahra mengusap-usap hidungnya yang disentil oleh Arkan.

"Ini mau berdiri mulu di pintu atau mau ngobrol di dalem dek?"

"Eh iya sampe lupa. " Zahrapun masuk kerumah dan diikuti oleh Arkan.

"Abang pulang kok nggak kasih tau Zahra dulu? Terus gimana bang? Siapa cewek yang Abang suka itu? Katanya Abang mau cerita? Cepetan Bang cerita, Zahra penasaran." Zahra sangat antusias untuk mendengar cerita Arkan.

"Ya ampun dek, kalau nanya itu satu-satu, Abang jadi bingung nih."

"Ya udah abang cerita terserah yang mana aja."

"Jadi gini---" Belum sempat Arkan melanjutkan pembicaraannya, Zahra malah main memotongnya saja.

"Oohh gitu."

"Belum dek, Abang belum cerita apa-apa." Arkan menghembuskan nafas pelan. Zahra memang suka sekali menggoda Abangnya itu.

"Hehehe ya udah lanjut. " ucap Zahra cengar cengir.

"Abang itu suka sama temen SMA Abang dulu, dia itu sholehah banget dek. Pokoknya cocok deh jadi istrinya Abang nantik."

"Ya udah kenapa nggak Abang langsung lamar aja tuh." saran Zahra.

"Rencana Abang sih begitu, tapi umur Abang kan masih 23 Tahun. Abang nggak yakin kalo Ayah sama Bunda ngizinin abang buat nikah muda." ucap Arkan ragu. Apakah dia harus mengatakan pada Ayah dan Bundanya atau tidak?

"Pasti diizinin kok Bang. Nih buktinya Zahra aja dijodohin sama Ayah dan Bunda." Seketika wajah Zahra yang tadi tersenyum karena bisa ketemu lagi dengan Arkan, sekarang malah berubah menjadi sedih.

"Oh soal perjodohan kamu, Ayah sama Bunda udah cerita ke Abang kok. Tenang dek, kamu pasti suka sama pilihan Ayah dan Bunda." ucap Arkan meyakinkan adiknya itu.

"Kok abang ngomong gitu? Seakan akan abang  udah kenal banget sama calon suami Zahra?" tanya Zahra dengan wajah penuh curiga.

"Ha? E---eng---enggak kok. " Jawab Arkan dengan gugup. "Abang kan cuma mau nenangin kamu aja, biar nggak pusing banget mikirin pernikahan. Hehe." Arkan tersenyum canggung. Kenapa dia aneh?

'Hmm gue tau, ini pasti Ayah, Bunda dan bang Arkan nyembunyiin sesuatu dari gue.' ucap Zahra membatin.

"Abang nggak lagi bohong kan? Ntar dosa lo." ucap Zahra menakut-nakuti.

"Ha? Hmm lupain aja dek, ga penting juga." Arkan berusaha menghindar dari pertanyaan Zahra.

"Ya udah deh." Zahra sedang malas berfikir sekarang. Sudah cukup dia memikirkan tentang perjodohan ini, dia tidak mau menambah-nambah beban pikiran. Jadi, lebih baik dia mengalah saja.

Jodohku Ketua Rohis [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang