17. Posesif

12.2K 608 4
                                    

"MAS RAFAAAAAA!"

Refleks Zahra dan Zikra menoleh ke sumber suara.

"Hai Mas Rafa, udah lama nggak jumpa ya." Perempuan itu dengan santainya mengambil posisi duduk ditengah-tengah antara Zahra dan Zikra.

"Eh hai, Risya." Sapa Zikra ke perempuan itu. Terlihat Zikra sangat risih dengan kehadiran Risya di tengah-tengah mereka.

Zahrapun menatap Zikra seakan meminta penjelasan. 'Ini siapa sih, Mas?'

"Mas Rafa makin tampan ya, aku makin suka deh sama kamu." Kini perempuan yang bernama Risya itu dengan enaknya memegang lengan Zikra.

"Hehehe," Zikra hanya cengengesan dan melepaskan perlahan tangan Risya. Sungguh, dia sangat risih dengan Risya.

"Maaf, mbak siapa ya?" tanya Zahra emosi. Siapa sih sebenernya perempuan ini? Kenapa dia muncul secara tiba-tiba dan bersikap seakan telah sangat lama mengenal Zikra.

Risya hanya memutar bola mata malas. Dia seperti tidak menghiraukan kehadiran Zahra disini.

"Mbak, saya nanya loh ini, kok nggak dijawab."

"Apaan sih, mbak? Mbak yang siapa? Lebih baik mbak cari tempat lain deh, jangan ganggu saya sama pacar saya." jawab Risya dengan nada marah.

Refleks mata Zahra membesar karena saking kagetnya. Enak saja dia bilang kalau Zikra pacarnya, jelas-jelas Zikra adalah suami Zahra.

"APAAA?"

"Ngomongnya bisa pelan-pelan nggak mbak? Sakit nih telinga saya,"

"Apaan sih mbak?"

"Loh, kok mbak dikasih tau malah nyolot sih? Mending mbak pergi cari tempat lain, jangan ganggu momen kami berdua."

Zahra terlihat sangat emosi. Tapi dia harus sabar, dia tak tahu siapa gadis ini sebenarnya. Mungkin dia harus bersabar dulu menghadapinya.

"Mas Rafa kok diem aja? Mas nggak belain aku gitu?" Kadu Risya.

"Mas, ini siapa? Kok mas duduk berdua sama dia?" tanya Risya bingung.

"Hah?" Zahra semakin terlihat bingung. Sebenarnya siapa sih perempuan ini?

"Mas kok kamu diem aja sih dari tadi?" ucap Risya dengan nada yang terdengar manja ke Zikra. Sedangkan Zahra yang mendengar itu, hanya membuang nafas kasar.

"Dih, alay banget." celetuk Zahra. Risya yang tepat berada disampingnya, terdengar sangat jelas kalau Zahra mengatakan Risya alay.

"Apa? Saya alay ya mbak?" tiba-tiba Risya mengambil minuman Zikra dan berniat ingin menyiram Zahra dengan minuman tersebut. Saat hendak menyiram Zahra, Zikra langsung mengambil minuman tadi dari tangan Risya.

"Kamu apa-apaan sih mas Rafa? Kenapa kamu belain nih cewek?" ucap Risya sangat kesal. Seharusnya Zikra membela Risya bukan perempuan tak jelas itu.

"Kamu tuh yang apa-apaan Risya? Kenapa kamu mau nyiram istriku dengan minuman itu?" Zikra berpindah posisi disebelah Zahra.

Risya yang mendengar pernyataan dari Zikra, hanya bisa terdiam seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Zikra. Ini mimpi? Apakah dia lagi bermimpi di siang bolong seperti ini?

"Nggak! Nggak! Nggak mungkin! Pasti kamu bercanda kan, Mas? Nggak mungkin perempuan ini istri kamu," Reaksi Risya menunjukkan seakan dia tak Terima dengan kenyataan ini.

"Aku berkata jujur Risya, perempuan yang berdiri disampingku ini adalah istriku. Ya nggak sayang?" Zikra dengan nekatnya mencium singkat kening Zahra dihadapan Risya. Itu sengaja dia lakukan, agar Risya semakin percaya.

Jodohku Ketua Rohis [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang