Zahra, Zikra, Adnan dan juga Zifa masuk ke universitas yang sama. Yaitu sebuah universitas ternama yang ada di Jakarta. Walaupun universitas mereka sama, tetapi mereka mengambil fakultas yang berbeda-beda.
Zikra fakultas kedokteran,
Zahra fakultas psikologi,
Zifa fakultas ekonomi ,
Adnan fakultas hukum.Sebenarnya Zahra ingin menjadi seorang dokter, tetapi karena mengingat Nita ingin Zahra menjadi seorang psikolog, ya sudah Zahra menurutinya saja. Menjadi seorang psikolog tidak buruk kan. Lagian sudah ada Zikra yang mengambil fakultas kedokteran. Walaupun dia tidak bisa menjadi calon dokter, setidaknya ada Zikra yang akan mewakili mimpinya Zahra untuk menjadi seorang dokter.
~SKIP~
"Mas, tadi bang Arkan telfon katanya hari ini dia bakalan pindah kerumah barunya," ucap Zahra memberitahu Zikra."Alhamdulillah kalau gitu."
"Kita kesana yuk mas, sekalian kita bantuin bang Arkan sama Kak Ulfa beres-beres. Nih, bang Arkan udah kirim alamatnya." Zahra memperlihatkan Chatingannya dengan Arkan.
"Oh ya sudah, kita langsung jalan saja."
Setelah 30 menit perjalanan, akhirnya Zahra dan Zikra sampai dirumah barunya bang Arkan dan kak Ulfa. Ya, sebelum menikah bang Arkan memang menabung untuk mempersiapkan semuanya. Dan Alhamdulillah dia sudah bisa membeli rumah untuk dirinya dan Ulfa. Walaupun rumahnya tidak mewah, tetapi untuk dirinya dan Ulfa ini lebih dari cukup.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
"Wah, rumahnya bagus banget bang, ciee akhirnya mimpinya kesampaian." Goda Zahra.
"Iya dek, Alhamdulillah."
Arkan adalah seorang Dokter muda sekaligus Ustadz. Ya, dimasa mudanya bang Arkan telah menjadi orang yang sukses. Apabila dia tidak ada pasien dan jadwal kerumah sakit, maka dia akan mengisi waktu luangnya untuk memberikan ceramah/tausiyah di beberapa masjid, musholla, ataupun yayasan pendidikan seperti pesantren,atau sekolah-sekolah lainnya. Kalau kata bang Arkan sih "tergantung undangan yang dia terima".
Tetapi bang Arkan mempunyai prinsip 'Apabila dia mendapat undangan/panggilan untuk memberikan tausiyah maka dia akan menerimanya dengan senang hati tanpa harus dibayar. Dia menyampaikan semua ajaran Rasulullah sesuai Al-qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW'.
Sedangkan Kak Ulfa, dia lebih memilih fokus menjadi ibu rumah tangga. Dia akan fokus mengurus suaminya dan anak-anaknya nanti.
"Wah, Diusia muda bang Arkan berhasil menjadi seorang dokter sekaligus ustadz. Zikra jadi pengen deh kayak bang Arkan," Jujur saja Zikra merasa iri dengan kesuksesan Arkan. Zikra berharap dia bisa mengikuti jejak Abang iparnya itu.
"Hehe bisa aja kamu. Kan kamu bakalan jadi calon dokter juga. Kamu pasti bisa sukses juga kok, Bismillah!" ujar Arkan menyemangati Zikra.
"Oh iya kalian berdua masuk ke universitas yang sama kan?" Tanya Arkan. Sedangkan Zahra dan Zikra yang ditanyai hanya mengangguk.
"Bukan kami berdua aja bang, tapi kami berempat." timpal Zahra.
"Oh Zifa dan Adnan juga satu universitas sama kalian?" tanya Bang Arkan lagi.
"Iya bang. Tapi kami ngambil fakultas yang berbeda-beda. Adnan ngambil fakultas hukum sedangkan Zifa fakultas ekonomi." jelas Zahra.
Arkan mengangguk paham.
"Oh iya, keasyikan bicara sampai lupa. sebentar ya, kakak permisi dulu buat minuman." Saat hendak melangkah pergi, Zahra memanggil kak Ulfa.
"Tunggu kak, Zahra ikut ya." Dan Ulfa hanya mengangguk-angguk saja bertanda iya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Ketua Rohis [Completed]✔
Teen FictionHidup bersama dengan orang yang terkesan dingin bahkan cuek, ternyata tidak seburuk yang dibayangkan. Bahkan hidup bersama dengannya hingga dikirimkan malaikat kecil merupakan hal terindah yang Tuhan kirimkan untukku. ~~~ Cover by: Pinterest Penasar...