5. Panti Asuhan

13.6K 735 3
                                    

Sepulang sekolah Zahra dan Zifa langsung ke Aula sekolah. Ternyata disana sudah ada Zikra dan Adnan yang menunggu mereka.

"Hai Zikra. Hai Adnan." Sapa Zahra pada mereka berdua.

"Assalamu'alaikum." salam Zifa.

"Ucap salam, Zahra." Bisik Zifa sambil menyenggol pelan lengan Zahra. Sesangkan Zahra hanya cengar-cengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Assalamu'alaikum." Lanjut Zahra.

"Wa'alaikumussalam." jawab Zikra dan Adnan bersamaan.

"Baiklah, tidak usah membuang-buang waktu lagi. Kamu langsung isi formulir ini aja." Zikra memberikan selembar formulir pada Zahra. Dengan cepat Zahra mengambil dan langsung mengisinya.

"Sementara kamu mengisi formulirnya, saya akan beritahu peraturan apa saja yang harus kami patuhi dan peraturan apa saja yang tidak boleh dilanggar."

"Hmm, oke sebutin aja." jawab Zahra sambil fokus mengisi formulirnya.

"Pertama, apabila ada pertemuan atau rapat anggota Rohis makan kamu wajib datang kecuali kamu sakit atau dengan alasan tertentu. Kedua, apabila kamu tidak menghadiri pertemuan selama 3 kali berturut-turut tanpa keterangan yang jelas, maka kamu sudah dianggap mengundurkan diri dari ekskul Rohis ini." Sejenak Zikra mengambil nafas. "Yang ketiga harus kamu hindari." Lanjutnya lagi.

"Iya, Ra. Karena yang ketiga ini sering kamu lakukan." Timpal Adnan.

Zahra mengerutkan dahinya bingung. "Sering gue lakuin? Memangnya apa?"

"Kamu tidak boleh pacar-pacaran dan harus menjaga jarak dengan lawan jenis. Apabila kedapatan, maka kamu langsung dikeluarkan dari anggota Rohis."

"Oh oke. Kenapa gue harus pacaran kalau pangerannya ada didepan gue." ucap Zahra asal ceplos. Entahlah dia sadar atau tidak, tetapi sedari tadi dia asyik mengisi formulirnya.

"Zahra, jaga omongan lo." peringatan Zifa yang berdiri disampingnya. Dengan cepat Zahra meminta maaf.

"Maaf-maaf, gue nggak bermaksud." ucap Zahra cengengesan.

"Tidak apa-apa, tapi lain kali kamu harus menjaga lisan kamu." Zahra pun mengangguki perkataan Zikra.

"Nih, gue udah selesai isi formulirnya." ucap Zahra sambil menyerahkan formulirnya yang sudah diisi dengan lengkap.

"Baiklah, kami pergi dulu. Assalamu'alaikum." pamit Zikra dan Adnan.

"Wa'alaikumussalam." jawab Zahra dan Zifa serentak.

***

"Zahra, kita mau kemana?" Tanya Zifa bingung. Karena sejak mereka balik dari Aula tadi, bukannya pulang kerumah, Zahra malah mengajak Zifa ke suatu tempat. Sejak tadi Zifa sudah menanyakan tujuan mereka kemana, tapi Zahra tidak menjawabnya.

Mereka dijemput oleh pak Asep, supirnya Zahra. "Pak, berhenti didepan dulu." ucap Zahra sambil menunjuk rumah makan yang ada didepan.

"Lah, Ra. Ngapain ke rumah makan? Lo mau beli makanan? Buat siapa?" Zifa terus saja bertanya sedari tadi. Tetapi Zahra tidak menjawabnya.

"Buk, pesan nasi bungkusnya 50 buah ya." ucap Zahra. Ibuk pemilik Rumah Makan itupun mengangguk dan segera membuatkan pesanan Zahra.

"Kok lo beli banyak banget, Ra? Memangnya buat siapa sih? Gue nanya dari tadi malah nggak lo jawab."

"Udah diem aja, nanti lo bakalan tahu kok."

"Nih dek nasi bungkusnya 50 buah." Pak Asep pun memasukkan nasi bungkus tadi kedalam mobil.

Jodohku Ketua Rohis [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang