6. Abang, Cepat Pulang!

13.2K 778 9
                                    

Saat ini Zahra merasa sangat bosan. Dia tidak tahu harus ngapain. Mana dia sendirian dirumah. Sedangkan kedua orang tuanya malah pergi kondangan.

"Aha!" Zahra mengeluarkan handphonenya. Dia mulai menghubungi seseorang.

"Halo. ABANGGGG!" Teriak Zahra.

"Astaghfirullah, dek. Sakit telinga abang dengernya."

Ya, yang Zahra hubungi itu adalah Arkan Akbar Adinata, abangnya Zahra. Arkan dan Zahra berjarak 5 tahun. Saat ini Arkan sedang menempuh pendidikan S2 nya di Arab. Sebentar lagi dia akan menyelesaikan pendidikannya dengan gelar dokter. Ya, Arkan adalah calon dokter muda tepat di usia muda pula.

"Abaaang apa kabar? Zahra kangen." Rengek Zahra.

"Abang juga kangen sama kamu. Oh, ya Ayah sama Bunda mana?"

"Tau ahh Zahra sebel, masa Zahra ditinggal kondangan sama Bunda dan Ayah. Mana Zahra ditinggal waktu lagi tidur lagi. Bangun-bangun eh mereka udah ngilang aja." ucap Zahra kesal.

"Hahaha. Kasian banget."

"Terus. Ketawa aja terus."

"Haha, nggak-nggak. Abang bercanda kok. Kamu nih ya nggak pernah berubah dari dulu, selalu manja dan gampang ngambekan."

"Ya, lagian abang ngeselin. Bang, cepet balik ngapa? Zahra kangen banget. Nggak capek apa jauh-jauh dari keluarga." Rengek Zahra lagi. "Apa abang nggak kangen sama Ayah dan Bunda?" Lanjut Zahra lagi.

"Ya jelas kangen lah dek. Apalagi sama kamu. Abang kangen berantem sama kamu hehehe."

"Oh jadi abang mau kita musuhan biar berantem terus."

"Ya, nggak gitu juga kali."

"Ya udah cepetan pulang!"

"Kira-kira 1 bulan lagi abang balik ke Indonesia. Sabar ya dek, kita pasti bakal ketemu."

"Yahhh, 1 bulan lagi kan lama. 1 bulan 30 hari. 1 hari ada 24 jam. 1 jam ada 60 menit. 1 menit ada 60 detik. Nah abang bayangin aja deh tu seberapa lamanya." ucap Zahra sok dramatis.

"Haha mulai kumat lebaynya. Sabar aja ya, dek." Zahra hanya bergumam.

"Jadi gimana?"
"Gimana apanya?" tanya Arkan bingung.

"Ya, gimana abang dapat calon istri nggak disana?"

"Tenang aja abang udah punya calonnya kok."

"Beneran? Siapa? Baik nggak orangnya? Pasti cantik kayak Zahra? Kenalin dong ke Zahra."

"Eit, calon abang bukan disini, tapi disana."

"Maksudnya? Di Indonesia?"

"Ya, tepat sekali. Dan abang nggak mau cerita sekarang. Abang bakalan cerita kalau udah sampai di Indonesia."

"Ih abang tau-tau aja kalau Zahra mau minta abang ceritain."

"Nanyain abang mulu, sekarang giliran abang nanyain kamu. Kamu gimana? Sekolahnya lancar? Semua baik-baik aja kan?"

"Alhamdulillah baik bang. Beberapa bulan lagi Zahra bakalan UNBK dan segera lulus deh."

"Oh gitu, belajar yang rajin dek. Jangan deketin cowok mulu."

"Nggak bang, adek udah nggak mau deketin cowok lagi. Adek pengen berubah."

"Alhamdulillah. Abang turut senang dengarnya dek. By the way, apa yang ngebuat kamu pengen hijrah gini?"

"Ada lagi suka sama seseorang karena agamanya, bang. Dia ketua Rohis juga disekolah."

"Wah, kalau boleh tau namanya siapa?"

"Zikra."

"Hmm, dari namanya udah kelihatan kalau dia alim. Kalau abang udah di Indonesia, kayaknya abang harus ketemu sama yang namanya Zikra itu."

"Kenapa?"

"Ya abang mau bilang makasih aja. Karena melalui dia kamu bisa hijrah. Semua nggak lepas dari campur tangan Allah dek, jangan lupa bersyukur ya."

"Iya bang Alhamdulillah."

"Oh, iya abang tutup dulu ya, abang ada keperluan yang lain."

"Oke deh. Abang baik-baik disana. Jaga kesehatan."

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

***

Zahra dan Zifa kini berada di sebuah mal yang terkenal di Jakarta. Setelah Zahra menghubungi abangnya tadi, dia memutuskan untuk menghubungi Zifa. Dari pada dia bosan sendirian dirumah, lebih baik dia mengajak Zifa jalan-jalan.

Oh, ya. Taukah kalian ada yang tampak berbeda saat ini. Semua yang ada pada Zahra berubah. Tidak hanya sikap dan cara bicara nya saja yang berubah, tetapi zahra juga memutuskan akan merubah penampilan nya. Dari dia yang dulu suka memakai celana jeans dan baju kaos atau kemeja, sekarang dia memilih memakai baju gamis yang memang sudah lama ada di lemari pakaian nya tetapi ga pernah dipake sama sekali. Dan inilah pertama kali nya zahra makai baju yang serba besar dan tertutup tak lupa pula kerudung nya yang panjang.

Selama perjalanan Zifa terus berdecak kagum melihat Zahra. Betapa cantiknya Zahra saat memakai pakaian tertutup saat ini. Zifa terus memutar-mutar badan Zahra untuk melihat penampilan. Dia tak menyangka kalau sahabatnya itu akhirnya berubah. Dia sangat bersyukur.

Zahra dan Zifa bersepakat untuk menonton suatu film bioskop. Awalnya mereka bingung untuk menonton film apa, tetapi setelah Zahra mengatakan ada suatu film yang sangat bagus untuk ditonton, akhirnya Zifa setuju-setuju saja.

Film yang akan mereka tonton hari ini adalah Ayat-ayat Cinta. Zahra melihat trailernya di Instagram. karena sangat bagus, Zahrapun mengusulkan untuk menonton film itu.

Mereka telah membeli makanan dan minuman sebelum menonton film.

***

"Wah enak banget filmnya, Ra. Ga sia-sia lo rekomendasiin filmnya."

"Zahra gitu dong. Gue juga suka banget sama jalan ceritanya." Zahra senyum-senyum sambil mengingat beberapa adegan di film itu. "Anggap aja Aisyah itu gue dan Fahri itu Zikra." Lanjut Zahra dengan pedenya.

"Hmm, kita kemana lagi, Ra?"

"Gimana kalau kita ke perpustakaan, gue mau beli novel islami gitu."

"Boleh-boleh, ntar gue kasih tau deh novel islami yang bagus."

Tak butuh lama bagi mereka sampai disuatu perpustakaan mall. Karena jarak dari bioskop dengan perpustakaan mall tak terlalu jauh.

"MasyaAllah, Zif. Novel-novel Islami ya bagus-bagus banget. Gue sampai bingung mau pilih yang mana." ucap Zahra sangat antusias.

"Hmm, bentar deh gue pilihin." Zifapun melihat-lihat beberapa novel.

"Ra, liat deh. Kayaknya ini bagus. Kisahnya sama kayak lo." ucap Zifa sambil terkekeh pelan.

"Mana? Mana?"

"Ini." Zifa memberikan sebuah novel yang memang terlihat menarik.

"Jodohku Ketua Rohis?" Zahra merasa sedikit heran. Bagaimana bisa judul novel ini sama dengan kisahnya? Tetapi hanya beda dia mengejar cinta Zikra, si Ketua Rohis. Tapi, kalau di novel ini sepertinya si wanita mempunyai suami yang dulunya adalah Ketua Rohis.

"Hmm, kayaknya bagus deh. Ya udah gue ambil ini aja." Zahra dan Zifapun segera membayar buku itu ke kasir.

Jodohku Ketua Rohis [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang