"Dek, buka pintunya." Adit mengetok pintu kamar Anjeli.
"Iya bentar." Anjeli pun membukakan pintu kamarnya. Adit langsung duduk di kasur Anjeli.
"Ih ada apa sih bang? Adek ngantuk nih." Memang terlihat Anjeli sedang menguap menahan kantuknya.
'Ada apa sih bang Adit ke kamarku? Padahal aku sangat mengantuk dan ingin tidur.' ucap Anjeli membatin.
"Abang mau nanya sesuatu ke kamu."
"Nanya apa?"
"Ini tentang Zahra."
"Apa? Tentang Zahra? Kenapa?" Anjeli terdiam sebentar dan seketika dia tersadar apa maksud Adit menanyakan tentang Zahra. "Oh Adek tau, Abang suka ya sama Zahra? Ayo ngaku aja deh." ucap Anjeli sambil menggoda abangnya itu.
"Bisa diem nggak dek, ribut deh kamu. Abang mau nanya ini."
"Iya deh iya, abang mau nanya apaan?"
"Zahra masih sendiri nggak?"
"Mana adek tau bang, tapi kayaknya dia single deh. Oh ya, waktu itu.....
~Flashback on~
Aku melihat ada seorang perempuan yang sedang menelfon, setelah menelfon dia langsung pergi. Saat hendak melangkah pergi, aku menghentikan dan memanggilnya karena ada sesuatu yang jatuh. Itu adalah sebuah foto."Tunggu mbak," ucapku.
"Saya?" Tanya perempuan itu memastikan.
"Iya mbak. Ini tadi fotonya jatuh." Dengan cepat perempuan itu langsung mengambil foto yang aku pegang. Aku tidak tau itu foto siapa? Tapi tadi aku sempat melihat sekilas, sepertinya itu foto pernikahan. Masa iya sih perempuan ini sudah nikah? Kan masih muda banget, lagian dia kelihatan masih single. Ah entahlah, apa yang kupikirkan.
"Terima kasih ya." ucap perempuan itu.
"Perkenalkan nama saya Anjeli mbak" ucapku memperkenalkan diri.
"Ooh nama aku Zahra. Jangan panggil mbak dong, sepertinya kita seumuran." jelas perempuan yang bernama Zahra itu. Nama yang cantik bukan? Secantik orangnya.
"Oh oke Zahra," jawabku.
"Oh iya Anjeli, aku mau ke taman dulu mau ketemu sama seseorang. Aku tinggal sendiri gapapa kan?" tanyanya padaku.
"Gapapa kok Zahra. Oh iya aku boleh minta nomor hp kamu gak?" Aku meminta nomor hp nya, siapa tahu kita bisa jadi sahabat.
"Ooh boleh-boleh kesiniin hp nya," Aku langsung memberikan hpku ke Zahra dan Zahra langsung menyimpan nomor hp nya.
"Oke aku permisi dulu ya. Assalamu'alaikum." pamitnya.
"Wa'alaikumussalam." Jawabku.
Oh ya, waktu itu aku pulang dari kampus. Tapi, karena bang Adit belum datang menjemputku, jadilah aku sendirian diparkiran kampus.
"Assalamu'alaikum Anjeli" Zahra
"Wa'alaikumussalam Zahra" Jawabku
"Sendirian aja nih, kamu gak bawa kendaraan?"
"Aku nggak bawak mobil, biasanya aku dijemput sama abang aku." jawabku jujur.
"Oh ya udah mau bareng gak?" Zahra menawarkan untuk pulang bersama.
"Eh ga usah, Ra. Lagian aku udah nelfon Abang aku kok. Mungkin sebentar lagi sampai." ucapku menolak, aku kan baru kenal dengan Zahra jadi aku tak ingin merepotkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Ketua Rohis [Completed]✔
Teen FictionHidup bersama dengan orang yang terkesan dingin bahkan cuek, ternyata tidak seburuk yang dibayangkan. Bahkan hidup bersama dengannya hingga dikirimkan malaikat kecil merupakan hal terindah yang Tuhan kirimkan untukku. ~~~ Cover by: Pinterest Penasar...