13. Balikan?

14.2K 668 5
                                    

"Lo yakin, Ra? Mau ikut pertandingan itu?" tanya Zifa memastikan. Dia takut akan terjadi masalah dipernikahan Zahra yang hanya baru seumur jagung.

"Mau gimana lagi Zif, gue nggak tega ngeliat Pak Khairul mohon-mohon kayak tadi."

"Tapi lo nggak dapet izin dari Zikra lo, Ra."

"Iya, sebenarnya sih gue agak takut kalo Zikra bakalan marah. Tapi gue terpaksa. Do'a in aja Zikra nggak tau semua ini ya, Zif."

"Gue mah selalu do'ain yang terbaik buat lo, Ra." Zifa tersenyum, Zahra yang mendengarnya pun ikut tersenyum pula. Zahra sangat beruntung bisa mendapatkan sahabat sebaik Zifa.

"By the way, nanti kita semua anggota Rohis disuruh ngumpul ya kan? Sama Zikra." tanya Zifa sambil memakan makanannya. Zahra mengangguk.

"Ada apa ya, Ra? Zikra suruh kita semua ngumpul? Apa ada acara lagi?" tebak Zifa.

"Nggak tahu." Zahra hanya mengangkat kedua bahunya sambil asyik minum.

"Yeeuuh, gimana sih lo masa istri sendiri nggak tahu." Zahra hanya mengangkat alisnya, setelah itu fokus lagi dengan minumannya.

"Eh, by the way gimana kabar Adnan?

" Mana gue tahu, emang gue emaknya."

"Dih, kok ngamuk? Kapan nih Lo sama Adnan nyusul kayak Gue sama Zikra?" ucap Zahra sambil menyenggol lengan Zifa.

Terlihat Zifa langsung malu-malu.

"Ihh apaan sih, Ra. Gimana mau nyusul lo berdua? Gue aja nggak tahu kalau Adnan juga punya perasaan yang sama ke gue atau nggak,"

Bukan apa-apa, Zifa hanya tak ingin terlalu berharap dengan Adnan. Mungkin saja hanya Zifa yang menyukainya, sementara Adnan tidak. Pasti dia akan sangat malu dan sakit hati. Makanya Zifa lebih memilih untuk diam.

"CIEEEE berarti ngarep dong ya,"

"Ihhh apaan sih."

"Tapi, menurut gue Adnan juga suka deh sama lo." terkait Zahra dengan yakin.

"Dihhh sok toa lu."

"Sok tau woi sok tau. Bukan sok toa," Emosi Zahra. Yang membuat Zifa terkekeh pelan. Zifa sangat suka melihat Zahra saat sedang kesal ataupun marah, karena menurutnya itu sangat lucu.

Saat mereka asyik berbicara, tiba-tiba saja datang Rehan dan 2 orang sohibnya. Dan lebih anehnya lagi, Rehan malah berlutut didepan Zahra dan menyatakan perasaannya kembali sambil memegang bunga dan coklat.

Sekarang mereka menjadi pusat perhatian seisi kantin. Apalagi saat ini suasana kantin sedang ramai-ramainya. Zahra merasa sangat malu. Bagaimana Zikra tidak sengaja melihat Rehan dan malah salah paham lagi seperti kemarin. Zahra tidak mau terjadi salah paham lagi antara dirinya dan Zikra.

"Ihh kenapa sih? Rehan berdiri gak, orang-orang pada ngeliatin tuh. Nggak malu lo ya." uccap Zahra Kesal.

Zahra sangat malu sekarang, rasanya dia ingin menendang Rehan jauh-jauh darinya. Kenapa Rehan tiba-tiba bersikap aneh seperti ini, padahal mereka sudah putus beberapa bulan yang lalu. Zahrapun tak ingin ada hubungannya apa-apa lagi dengan para mantannya termasuk Rehan.

"Zahra, gue tau kalo kita udah putus. Tapi, perasaan gue ke lo itu masih sama kayak dulu. Gue pengen kita balikan lagi kayak dulu, gue sayang sama lo, Ra. Lo mau kan nerima gue lagi? Kita bisa senang-senang kayak dulu."

"Dih apaan sih lo, gue nggak suka lagi sama lo. Dan asal lo tau, dihati gue udah ada orang lain, bukan lo lagi." Tegas Zahra.

"Siapa? Siapa yang bisa gantiin posisi gue dihati lo? Bilang ke gue orangnya, biar gue hajar tuh orang, berani-beraninya dia ngerebut lo dari gue." Rehan mengangkat sedikit lengan bajunya dengan gaya songongnya.

Jodohku Ketua Rohis [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang