Sesuai idenya Zifa, Zahra setuju untuk menginap selama 3 hari dirumah Zifa. Sekaligus dia akan latihan basket selama 3 hari sebelum pertandingan dimulai.
Kini Zifa telah berada dirumah Zahra dan Zikra.
"Ra, Zikranya mana?"
"Iya, ntar gue panggilin."
"MAS, MAS ZIKRAAA!" Teriak Zahra.
"Iya sayang, kenapa kamu teriak-teriak. Eh ada Zifa. Duduk-duduk." Zikra mempersilakan Zifa untuk duduk.
Mereka pun duduk di sofa. Zahra dan Zikra duduknya bersebelahan, sedangkan Zifa duduk di sofa satu lagi.
"Jadi gini Zik, kedatangan aku kesini buat minta izin supaya Zahra nginep selama 3 hari dirumah aku."
"Kenapa?" bingung Zikra.
"Berhubung orang tua aku keluar kota selama 3 hari, jadi aku sendirian dirumah deh. Makanya aku pengen Zahra nginep dirumah. Gimana? Kamu izinin Zahra nggak?" Zifa berharap agar Zikra mengizinkan Zahra untuk menginap dirumahnya.
"Hmm, aku boleh bicara berdua dulu nggak sama Zahra?"
"Oh boleh kok, silahkan aja."
Zikra pun membawa Zahra untuk menjauh dari Zifa.
"Kamu gimana sih sayang, masa kamu mau ninggalin mas?" ucap Zikra dengan wajah yang sok sedih.
"Ya ampun mas, aku nggak pergi lama kali. Aku cuma nginep 3 hari doang, bukannya 3 tahun."
"Ya kamu tuh nggak tau, 3 hari itu rasanya 3 tahun tau nggak." ucap Zikra sok sedih.
"Ga usah lebay deh mas. Terus tuh mukanya jangan sok sedih." Sebenarnya Zahra sangat gemas melihat wajah suaminya itu. Zikra terlihat sangat lucu saat ngambek begitu
"Kamu nggak sayang sama aku?" tanya Zikra lagi.
"Nggak perlu aku jawab, pasti kamu tau kan jawaban aku,"
"Lagian kan kita masih bisa jumpa disekolah, mas."
"Jadi gimana mas, aku dibolehin nih?" tanya Zahra memastikan.
"Hmm, sebenarnya sih nggak. Tapi karena Zifa adalah sahabat baik kamu, jadinya mas izinin deh. Walaupun terpaksa." ucap Zikra sambil menekankan setiap kata terpaksanya.
"Yeeeay makasih sayang." Zahra memeluk Zikra. Dan Zikrapun membalas pelukan Zahra dengan sangat erat sampai-sampai Zahra kesulitan bernafas karena sesak.
"Bisa nggak meluknya jangan erat banget, sesek nih mas." Dengan cepat Zikra melepaskan pelukannya.
Merekapun menghampiri Zifa yang berada diruang tengah sendirian.
"Jadi gimana Zik, kamu izinin Zahra buat nginep dirumah aku kan?"
"Iya aku izinin kok. Tapi--" Zikra menggantungkan kalimatnya.
"Tapi kenapa?"
"Tapi jagain Zahra baik-baik ya, Zif."
"Ohh itu, aku kira apaan tadi. Tenang aja Zahra aman kok, InsyaAllah."
Zahra pun bersiap-siap mengemasi keperluannya selama dirumah Zifa. Setelah selesai, Zahra langsung pamit dengan Zikra.
"Mas, aku pergi dulu ya, Assalamu'alaikum." tak lupa Zahra menyalami Zikra.
"Wa'alaikumussalam. Hati-hati ya sayang." Zikra mengecup singkat kening Zahra.
"Kita duluan ya, Zik." pamit Zifa.
"Iya, kalian berdua hati-hati dijalan."
"Oke."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Ketua Rohis [Completed]✔
Teen FictionHidup bersama dengan orang yang terkesan dingin bahkan cuek, ternyata tidak seburuk yang dibayangkan. Bahkan hidup bersama dengannya hingga dikirimkan malaikat kecil merupakan hal terindah yang Tuhan kirimkan untukku. ~~~ Cover by: Pinterest Penasar...