3 hari telah berlalu. Dimana selama 3 hari ini, Zahra sudah latihan semampunya untuk pertandingan basket tak lupa juga Zifa yang selalu ada menemani Zahra dan selalu ada disamping Zahra.
Besok adalah acara pertandingannya. Mau tidak mau, Zahra harus meminta izin satu hari lagi ke Zikra agar tetap menginap di rumah Zifa.
Zahrapun memutuskan untuk menelfon Zikra untuk meminta izin 1 hari lagi menginap di rumah Zifa. Zahra membuka aplikasi whatsapp dan mulai mencari nama Zikra dan langsung menelfonnya.
"Hallo mas, Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam. Ini hari terakhir kamu dirumah Zifa kan sayang? Pasti kamu nelfon mas supaya minta jemput kan. Oke mas otw ke rumah Zifa ya," terdengar Zikra sangat antusias sekali ingin menjemput istrinya untuk pulang.
"Eh bukan itu mas,"
"Maksudnya?"
"Zahra nelfon mas bukan minta dijemput, tapi Zahra mau minta izin 1 hari lagi supaya Zahra bisa nginap dirumah Zifa. Boleh kan mas?"
"Lah, kok gitu sih? Tapi katanya cuma 3 hari?"
"Iya mas, kemarin sih memang cuma 3 hari. Tapi, orang tuanya Zifa belum balik-balik dari luar kota. Katanya sih besok, jadinya Zahra harus disini 1 hari lagi nemenin Zifa."
"Ooh gitu, Ya udah iyaa, mas izinin kok,"
"Alhamdulillah makasih ya, Mas,"
"Kok kamu kayak seneng banget bisa tinggal 1 hari lagi dirumah Zifa? Kamu gak kangen apa sama mas?"
"Ya kangen lah mas, kangen banget malahan. Tapi bagaimanapun Zifa kan sahabatnya Zahra."
"Iya, mas ngerti kok,"
"Udah dulu ya mas, Zahra mau istirahat dulu, Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
***
Sementara ditempat lain
"Zahra gimana sih, masa aku sendirian lagi," Zikra bermonolog sendiri.
Zikra pun memutuskan untuk tidur saja. Saat ingin tidur, handphone Zikra berdering tanda ada panggilan masuk. Saat dilihat, ternyata Adnan lah yang menelfon Zikra.
"Assalamu'alaikum, Zik." Suara Adnan terdengar dari ujung sana.
"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh."
"Zik, gue mau ngajak lo buat nonton pertandingan basket besok."
"Hmm....." Zikra tampak berfikir. Sebenarnya dia sangat malas untuk ikut, karena dia tidak minat sama sekali menonton pertandingan basket itu.
"Kenapa? Lo nggak mau ikut nonton? Kan ini sekolah kita yang bakalan tanding."
"Ya udah deh, gue ikut,"
"Ajak aja Zahra kalo lo mau,"
"Zahra belum pulang, Nan. Dia masih dirumah Zifa. Jadinya kita berdua aja deh yang pergi besok,"
"Oooh gitu, ya udah nggak apa-apa. Ya udah gue matiin telfonnya dulu ya, soalnya kakak gue manggil."
"Oke." Adnanpun mematikan telepon nya secara sepihak.
***
"Gimana,Ra? Zikra ngizinin lo?"
"Tenang aja, Zikra ngizinin kok" -Zahra
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Ketua Rohis [Completed]✔
Teen FictionHidup bersama dengan orang yang terkesan dingin bahkan cuek, ternyata tidak seburuk yang dibayangkan. Bahkan hidup bersama dengannya hingga dikirimkan malaikat kecil merupakan hal terindah yang Tuhan kirimkan untukku. ~~~ Cover by: Pinterest Penasar...