Part 24

518 60 18
                                    

Riv.

Sampai mana?

Aku di Layson Stasiun Rose

Oh tidak, Eren membatin. Cepat-cepat monitor ponsel dialihkan ke menu utama. Ketakutan menimbulkan keengganan dalam membalas pesan singkat Heichou.

"Kenapa? Kamu mau ketemuan sama temanmu?"

Suara Carla dari balik punggung membuat Eren refleks menutup layar. Bola mata cokelatnya bertemu tatap dengan milik sang putra. Menyuarakan rasa penasaran dan menanti jawaban.

"Iya, tapi aku mau lanjut belajar. Ayo pulang sa—"

"Jangan begitu. Kasihan itu temanmu sudah menunggu." Carla menggaet lengan Eren, menyeretnya keluar dari bandara bersama. "Dia ada di Layson dekat Stasiun Rose kan. Ibu juga mau mampir sekalian beli minum."

Eren terbelalak. "I-Ibu kapan lihat? Lagipula kalau beli minum kan bisa di si—"

Sang ibu menarik tangannya lebih kencang.

"—oh terserahlah."

.

.

Kembali ke detik sekarang.

Jelas terlihat tampang yang menyuarakan kebingungan. Rivaille merasa tak mengenali perempuan tersebut. Baru saja hendak menanyakan identitas, panggilan menyeru kepada si wanita. Sontak mendapat satu perhatian lagi dari gadis asing yang keluar bersamaan dengan Eren.

"Ibu! Jangan tiba-tiba menghilang dan sok akrab begitu sama dia dong!" Pemuda bersurai brunet mengentak kaki menghampiri sang ibu sambil menjinjing tas plastik. "Ini minumnya! Tadi Ibu yang mau kan."

Wanita tersebut berterimakasih. Rivaille masih menyaksikan interaksi ibu-anak itu dalam diam sampai mereka berdua duduk di depannya.

"Anu, maaf, Sir. Ibuku memaksa ikut tiba-tiba."

"Habis kamu enggak mau datang," bisik Carla sambil menenggak botol tehnya. Eren melempar tatapan sengit.

Rivaille menelan ludah. Bagaimana ini? Ia tidak menduga sama sekali jika Eren akan membawa serta ibunya. Padahal menurutnya, hal yang akan dibicarakan bersifat pribadi. Sia-sia rasanya pakai gladi resiknya.

"Oh iya, saya Carla Jaeger." Wanita berparas manis itu mengulurkan tangan.

Menyambut salam, pria bersurai hitam itu mengangguk sopan. "Rivaille."

"Kau tampan ya! Satu sekolah sama Eren kah?"

Putranya berdeham. Bermaksud memperingati Carla agar tidak menyerocos lagi. Eren menegakkan punggung sambil meneguk susu dinginnya.

"Jadi, kenapa Anda mengajak saya ketemuan?"

Sekilas, Rivaille melirik Carla. Wanita itu mengangguk singkat. "Ah, silakan kalian ngobrol saja! Anggap saja saya tak ada."

Walau dibilang begitu, tetap saja Rivaille merasa segan. Karena itu, hari ini ia akan langsung ke inti pembicaraan tanpa basa-basi lagi.

"Yah ... begini. Aku mengajakmu ke sini cuma mau bilang, perasaanku padamu tidak seperti yang kau pikirkan. Kau memang sempat membuatku kesal saat di Stoquarium, tapi aku benar-benar tidak berpikir untuk membencimu."

Carla mengamati keduanya bergantian.

"Justru aku menyukaimu. Aku ingin mengenalmu lagi lebih jauh."

Dua pasang mata anak-ibu itu membulat. Napas Eren tertahan. Oksigen yang terpasok dalam alveolus terasa penuh, menyesakkan dada bersama perasaan yang membuncah. Meletup-letup akan kelapangan dan kebahagiaan. Senyum merekah lebar perlahan, memancarkan kehangatan sama seperti milik ibunya.

Roomchat [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang