Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ini cerbung baru gue, jangan lupa divote ya.. Yang ga vote semoga....
Luluss😜
Skip cerita!
Pagi pun tiba, dimana nayya, arkan, dan putra yang masih tertidur nyenyak.
"hoamm, ngantuk wae" ucap nayya menutup nguapnya dengan tangan kanan.
"udah pagi, jam berapa ini?" tanya nayya sendiri dan melihat kearah jam dinding.
"oh jam 7"
"APA?! jam tujuh. Mampus gue" kaget nayya beranjak dari tempat tidurnya.
"day, dady bangunn!!" teriak nayya keluar dari kamar untuk menyiapkan baju untuk putra.
"hmm, berisik deh.. Dah tau masih malem" gumam putra, putra pun silau karna matahari yang masuk kedalam kamar. Putra pun melihat ke jam dinding langsung kaget dan meranjak dari tempat tidur untuk mandi. Putra hanya mandi bebek saja, karna memang ia sudah terlambat. Meskipun putra bos tapi harus bersikap tidak semena² dengan kantor. Selesai mandi putra, putra pun turun kebawah untuk menemui nayya.
"ko kamu gabangunin aku sih" ketus putra menuruni tangga dengan memasang kancing bajunya.
"apa? Ga bangunin kamu? Ga salah denger.. Udah digebrak² juga, masih aja bilang ga dibangunin" jawab nayya ketus yang sedang menyiapkan sarapan untuk suaminya.
"udah sini nay, bibi bantuin" cegah bi yum panik.
"udah bibi diem² aja disitu, nayya mau nyiapin sendiri" jawab nayya tepatnya memerintah. Bi yum hanya mengangguk pasrah.
"bi, masak apa?" tanya putra yang duduk dibangku meja makan.
"kayanya sih nasi goreng, gatau tuh.. Nayya yang masak, bibi mau bantuin katanya diem² aja, yauda bibi diem" jawab bibi menjelaskan. Putra hanya menggeleng²kan kepalanya. Selama 10 menit bi yum dan putra menunggu makanan pun disiap dimakan oleh mereka.
"pak mamat, masih sini makan" panggil nayya melambaikan tangannya kepada pak mamat yang sedang didekat mobil putra. Pak mamat pun berjalan masuk kedalam rumah.
"kalian duduk ya" ajak nayya menuangkan air putih untuk keluarganya.
Owekk.. Owekk.. Owekk...
Nayya pun yang mendengar anaknya menangis langsung berlari menuju kamarnya.
"arkan nangis, nayya keatas dulu yah" ucap nayya berlari kecil menuju kamarnya yg harus melewati tangga terlebih dahulu. Semua pun hanya mengangguk.
"gitu ya bi jadi ibu, baru tau putra.. Ternyata menyusahkan ya jadi ibu" gumam putra sedikit pelan.
"ya gitulah jadi ibu, makanya putra harus ngejaga nayya benar.. Dan putra harus menghargai deri payah nayya yang sudah berjuang untuk arkan dan untuk putra juga" jawab bi yum mengelus pundak putra lembut.