my husband putra bakteri - 36

3.3K 165 22
                                    

Jangan lupa vote+komen hehe😆.

-------------------------

Masih sama, keadaan putra masih diam tidak sama sekali berkutik.

Sampai pada akhirnya, dokter pun keluar dari ruang UGD. Dengan sigap arkan langsung menghampiri dokter tersebut dan ikuti oleh putra, suami nayya.

"keadaan ibu nayya sangat memperhatinkan, pasalnya kandungan ibu nayya semakin lemah. Kan saya sudah bilang, ibu nayya jangan sampai kepikiran oleh apa pun. Itu akan mengganggu kehamilan ibu nayya." jelas dokter menjelas.

Arkan yang mendengar itu langsung mengusap mukanya kasar.

"boleh saya masuk?" tanya arkan tidak berbasi basi dengan dokternya.

"bol..."

Ucapan dokter terlambat, arkan sudah masuk. Putra? Putra berjalan lemas memasuki ruang UGD nayya.

Malah hampir saja, putra menangis mengingat perkataan arkan tadi.

Arkan berbicara seperti itu tidak bermain main, memang hanya putra yang bisa menafkahin maminya?

Dia pikir, arkan tidak bisa bekerja apa? Banyak lamaran lamaran perjaan yang sudah terkirim di Gmail arkan.

"mi, mami.." ucap arkan dengan menggenggam dan mencium kening nayya dalam.

"mami kuat ya, mami gaboleh putus asa.. Ini anak kandung mami, ini ade kandung arkan. Mami harus kuat ya!" arkan hanya bisa tersenyum dan terus mencium kening dan punggung tangan nayya.

Setelah itu, arkan melihat ke arah putra dan tidak lain menatap tajam putra.

"ini semua gara gara dady!" bentaknya dengan menunjuk putra.

"dady minta maaf arkan, ini hanya salah faham." putra terus menyakinkan arkan untuk percaya kepadanya.

"minta maaf ke mami, bukan ke arkan!" arkan tidak sama sekali menengok melihat putra, putra hanya bisa menunduk dan menyesel atas kejadian tadi.

*****

Sekitar jam 17.45 nayya terbangun dari pingsan nya.

Arkan langsung menciumi pipi kanan dan kiri nayya, tidak terkecuali dengan kening nayya.

Putra yang melihat nayya sadar hanya bisa terukir senyuman dibibirnya.

"arkan.. Mami haus." arkan mengangguk, ia mengambil gelas yang berada di atas meja brankar dan membantu nayya untuk berdiri sedikit untuk minum.

"arkan, cari alesan buat dady kamu pergi dari sini." bisik nayya pelan yang sedari tadi melihat putra yang menutupi mukanya dengan kedua tangannya.

"mmm.. Oke mami." jawab arkan berbisik dan mengacungkan jari 'ok'

Arkan berjalan menghampiri dadynya.

"dad, bisa tolong ambilin baju baju mami ga?" arkan mengeles untuk putra mengambil baju baju nayya dirumah.

Putra mendongak, dan mengangguk. Ia pun pergi meninggalkan ruang UGD.

Setelah badan putra menghilang entah kemana perginya, yang pasti untuk pulang kerumah. Nayya dan arkan saling ber tos.

"arkan, bawa mami pergi sekarang oke." pinta nayya dengan senyuman.

"hah? Pergi? Mami kan masih sakit mi. Gamungkin lah"

"ini demi mami arkan, mami gamau liat muka cowo itu!" tegas nayya dengan melipat kedua tangannya didada.

"oke deh. Bentar, arkan manggil dokter dulu, trus arkan mau bayar administrasi dulu ya mi." nayya mengangguk. arkan mencium kening nayya, dan pergi meninggalkan nayya.

My Husband Putra BakteriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang