6. Run

1.7K 252 33
                                    

Soal tunangan Levi yang kemarin datang membuat ku kini selalu menghindari pria itu sebisa mungkin. Semalam saja aku memindahkan barang-barang ku dari lemari kamar Levi ke kamar paling belakang di rumah ini. Kami sempat berpapasan dan ia berniat ingin mengucapkan sesuatu akan tetapi aku dengan cepat menyingkir darinya dan pindah kamar sesegera mungkin.

"Akan ku pastikan Levi berada dibawah tangan WQO."

Tak sampai disitu rasa jengkel ku selesai, tunangan Levi kini mulai memberi ku perintah seenak nya seperti menyapu seluruh lantai rumah. Seluruh lantai rumah! Bayangkan! Hingga ke lantai atas? What?

Lalu memasak dan akhirnya buatan ku dihina olehnya karena menurutnya rasa masakan ku tak cocok di lidahnya sementara Levi tetap bersikeras menghabiskan nya walaupun Petra sudah menyuruhnya berhenti dan memintanya makan di luar. Lalu ia juga menyuruh ku membersihkan kebun, menyiram tanaman, mencuci pakaian dan banyak hal lain yang persis dilakukan oleh pembantu.

Aku menyelonjorkan kedua kaki di atas lantai dingin seraya memijat bahu yang terasa pegal.

Kamar baru ku sudah ku bersihkan tadi. Tidak terlalu sempit dan juga tidak terlau besar, cukup untuk ditempati satu orang. Ada satu kasur, meja serta lemari kecil di ruangan ini. Aku menoleh menatap langit dari balik jendela, hari sebentar lagi malam warna langit oren di sana terlihat indah.

Tiba-tiba ucapan Levi kemarin terbayang di benak ku. Mengapa ia mengucapkan itu pada Petra? Setakut itukah ia pada Petra? Apakah Levi takut kalau dirinya di tuduh berselingkuh?

Aku menghela nafas. Berdiri dan beranjak ke atas kasur.

"Aku mau pergi saja."

Mungkin besok atau lusa aku pergi. Calon istri Levi itu tak hanya memberi ku tugas yang banyak ia tadi sempat menampar ku ketika aku melakukan sedikit kesalahan. Ia juga memaki ku dengan suara lantang dan ucapan kasar.

Aku meremas dada, rasa sakitnya bertambah ketika Levi mengetahui perbuatan Petra namun ia hanya diam saja tak peduli. Apa? Kenapa ia seperti itu?

Air mata ku keluar namun aku segera menghapusnya secepat mungkin.

"(NAME)! (NAME)! DIMANA KAU?!"

Sontak aku bangun dan segera berlari menuju ke sumber suara.

"Ya nona tunggu sebentar!"

"KAU LAMA SEKALI DASAR SIPUT LAMBAN! AKAN KU PECAT KAU JIKA LAMA!"

Well...mungkin tidak sekarang aku bertindak biarkan mereka menikmati permainan ini terlebih dahulu.

Aku menghampiri Petra yang telah memasang wajah garang.

《☆☆♡♡☆☆♡♡》

Aku mengemasi barang-barang bawaan asli ku ke dalam tas sedang dengan air mata yang terus keluar. Tadi saat berjalan di lorong menuju kamar ku tak sengaja aku menangkap suara desahan Petra dengan keras dari kamar Levi. Tak ragu lagi aku segera berjalan cepat berniat pergi.

Masa bodo dengan perjanjian ku dengan Levi aku sama sekali tidak peduli! Jadi alasan ini ia sampai sekarang tidak ingin menyentuh ku lebih jauh? Tapi mengapa ia melarang ku untuk bersentuhan dengan teman-teman nya?

Bukannya berharap ingin disentuh akan tetapi Levi terlalu mengekang ku berbicara dengan pria lain.

Aku menulis pesan di secarik kertas. Mengatakan padanya bahwa jangan pernah mencari ku lagi dengan alasan aku sudah di sewa orang lain. Ku letakkan kertas kecil itu di laci meja kerja Levi karena aku yakin hanya Levi dan aku yang pernah membuka laci milik nya, untuk Petra ia tidak izinkan bahkan hanya sekedar masuk pun tidak.

Mine! Remember It!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang