15. Punishment 02

1.8K 201 19
                                    

Aku melipat kedua kaki, meletakkan wajah diantara kedua nya seraya menghela nafas. Ini sudah hari kelima semenjak kejadian di mall itu. Hukuman yang diberikan nya pada ku adalah menyita semua makanan ringan ku.

Sangat tersiksa!

Apapun akan ku lakukan asalkan jangan menyita benda paling berharga itu!

Dan kini berakhir lah diri ku diatas tilam dengan terus menggerutu mencela perbuatan Levi yang kelewat kejam. Ia hanya memberi ku izin memakan dessert setelah makan itu pun dengan porsi mini.

Tch! Makanan ringan jauh dari mamah nya siapa yang tidak akan khawatir?

Sesekali pernah ku coba mencarinya ke lantai bawah. Di lemari es tidak ada, di kamar lama ku juga tidak ada, dimana mana tidak ada. Aku mulai curiga kalau anak-anak ku diberikan pada teman-teman nya.

Sekali lagi aku menghela nafas meratapi nasib. Aku masih bersyukur Levi hanya menyita makanan ringan ku sedangkan baju baru ku aman tersimpan di lemari. Namun tetap saja tidak ada yang bisa menggantikan posisi anak-anak ku!

Demi menghilangkan pusing aku berjalan menuju balkon untuk menghirup udara segar. Apapun aku butuh angin!

Ku sandarkan punggung pada senderan kursi dan menikmati angin sore. Biasanya disaat seperti ini sudah ku siapkan beberapa cemilan kecil sebagai pelengkap nya akan tetapi sekarang sama sekali tidak ada.

Aku rindu anak-anak ku.

Aku memejamkan kelopak mata merasakan angin yang menerpa wajah. Cahaya matahari terasa hangat menerpa ditambah dengan kicauan burung yang siap pulang menuju sarangnya menambah kesan tersendiri.

"Oi."

Sebuah benda dingin dapat ku rasakan di telapak tangan ku membuat kelopak mata ini terpaksa terbuka.

Ku lihat Levi sudah berdiri disamping ku dengan sebuah ice cream di tangan nya. Jujur ingin rasanya aku menyambar salah satu anak ku itu dari tangan nya akan tetapi pastinya tidak semudah itu.

Aku mendongak menatap wajahnya meminta penjelasan. Mengapa dia ada di kamar ku?

"Mau apa?" Tanya ku sedikit ketus. Masih teringat bagaimana ia menjarah semua anak-anak ku dari dalam kulkas.Perlu bantuan Eren untuk memindahkan semuanya dalam waktu singkat.

Ia menawarkan ku ice cream di tangan nya. Tentu saja aku segera menerimanya tanpa mengucapkan kalimat terimakasih.

"Anak-anak ku boleh kembali?"

"Tidak."

Aku hanya mengangguk agar cepat selesai. Betapa bahagia nya hari ini, biarpun hanya satu ice cream sudah membuat ku senang bukan main.

Aku membuka bungkus nya perlahan dengan senyum yang tak lagi bisa ditahan. Tanpa ku sadari Levi tersenyum kecil melihatnya.

"Seminggu sekali akan ku beri anak-anak mu."

"Sungguh?"

"Hn."

Suasana kembali hening. Aku terdiam menikmati es krim coklat sementara Levi sibuk dengan ponselnya. Saat ku melirik kearah nya lu lihat ekspresinya sedikit tertekan, keningnya sedikit berkerut. Sepertinya dia sedang mengalami sedikit masalah.

"Ku kira kau akan meninggalkan ku selamanya. Pindah ke rumah istri mu heh...nyatanya kau masih berani bermain dibelakangnya rupanya." Ucap ku memecah keheningan.

Levi mengangkat wajah dari ponsel. Menoleh menatap ku. "Apa maksud mu?"

Aku menggigit es krim dengan ukuran sedang. Mengunyah nya terlebih dahulu hingga tandas barulah ku jawab pertanyaan Levi yang menurut ku sangat konyol.

Mine! Remember It!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang