25. Safe

1.1K 163 8
                                    

Dirinya mematung setelah pria berpakaian jas putih itu keluar dari sebuah ruangan. Mendengarkan dalam diam apa yang pria itu ucapkan.

Kondisi wanitanya kritis akibat pengejaran semalam. Tidak, koma malah. Wanitanya dalam keadaan koma namun suatu keajaiban terjadi, anak yang tengah wanita itu kandung berhasil diselamatkan. Entah ia harus senang atau sedih mendengar kabar ini.

Eren mengusap punggung Levi dan menyuruh nya untuk tenang. Pria bersetelan jas putih itu masih tidak mengizinkan dirinya untuk melihat keadaan wanitanya. Terlalu beresiko jika ketenangan (name) di ganggu.

Misi ini gagal ya gagal walau ia sudah mendapatkan chip koordinat WQO. Apalah arti keberhasilan jika hasilnya seperti ini.

Ia tak pernah menyangka dengan perasaan takut kehilangan yang saat ini tengah ia rasakan. Perasaan ini baru pertama kali ia rasakan sungguh. Ketakutan ini menggerogoti akal nya dilanjut dengan perasaan bersalah.

Harusnya ia tidak mengikut sertakan wanitanya kedalam rencana bodohnya. Ya dia pria brengsek yang memanfaatkan (name) demi pembalasan dendam nya.

Dia brengsek dan dia tahu itu akan tetapi ia tak berniat menghentikan aksi nya.

Dan apakah sekarang ia menyesal? Seperti nya begitu.

《♡●♡●♡●♡●♡●♡●》

Untuk beberapa minggu lalu Levi masih melihat anak serta istrinya akan tetapi minggu ini kedua orang tersayang nya itu hilang dari ranjang rumah sakit. Para perawat serta dokter sudah susah payah mencari keberadaan kedua orang tersayang Levi tersebut akan tetapi nihil.

(Name) tak mungkin kabur karena dirinya masih dalam keadaan koma sementara bayinya sudah jelas ada yang menculiknya. Rekaman CCTV rumah sakit juga tak berungsi. Kamera pelacak itu mati ketika pelaku penculikan belum memunculkan jati dirinya.

Levi memanggil seluruh rekan nya untuk menangani masalah ini. Istri serta putrinya di culik oleh seseorang. Tidak, mungkin saja ada oknum yang sedang berusaha mengintimidasi dirinya.

"Tenang." Saran Hanji

"Mana bisa hah?! Istri dan anak ku hilang di rumah sakit! Tidak ada penjagaan ketat disana dan kau menyuruh ku tenang?!"

Hanji menghela nafas. Ia memahami perasaan pria cebol itu saat ini. Dirinya sangat faham.

"Baik terserah diri mu saja. Jadi apa rencana mu?"

"Aku akan ke WQO ."Ucapnya penuh semangat membuat Hanji meragukan rencana pria cebol tersebut. Dia berfikir Levi membuat rencana dalam keadaan emosi dan hal tersebut sangat tak baik untuknya.

"Kau yakin? Jika kau masih emosi tenanglah biar aku dan Erwin yang akan membuat rencana. Kau mengerti maksud ku kan?"

Levi terdiam sejenak memikirkan kalimat Hanji barusan. Benar dirinya masih marah dan dirinya sendirilah yang mengajarkan pada anak buahnya untuk tenang sebelum membuat rencana. Ia memejamkan matanya sejenak seraya menghela nafas kemudian mendudukkan diri pada kursi tunggu di lorong rumah sakit.

Ia memijat pangkalan hidungnya demi mengurangi emosi. Mikasa tiba tiba datang membawakan nya sebotol air putih.

"Terimakasih." Ucap Levi menerimanya.

Setelah menenggak hampir setengah botol ia menatap Hanji dan Mikasa secara bergantian. Levi faham maksud dari tatapan Hanji. Ia merogoh saku jasnya menghubungi seseorang.

"Eren kembali ke markas kita rundingkan sekarang di rumah."

♡●♡●♡●♡●♡●♡●♡●

Mine! Remember It!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang