Warna senja terlihat membentang indah di langit Inggris. Angin yang berhembus pelan memainkan rambut ku. Dengan terduduk santai diatas karpet sederhana yang Levi gelar di taman seraya memperhatikan anak-anak yang berlarian riang membuat ku melupakan masalah WQO sejenak. Ku menarik nafas kemudian menghembuskan nya pelan. Putri kecil ku tertidur lelap diatas pangkuan.
Ah...aku maupun Levi belum memberinya nama.
Bukan berarti kami tidak memikirkan masa depan nya maksud ku, pemberian sebuah nama pada seorang anak bukan kah moment yang paling ditunggu oleh setiap pasangan? Sedangkan aku sendiri meragukan hubungan ku dengan Levi. Bisa saja dia berbohong dengan mengatakan dirinya adalah suami ku kan?
Akibat hilang ingatan ini membuat beberapa orang menjadi susah terlebih rekan Levi.
Ku tatap wajah tenang putri ku untuk mengusir semua pikiran negative yang melintas tadi.
Suara tawa riang anak-anak memenuhi taman umum serta perbincangan para orang dewasa maupun muda yang tercampur menjadi satu, ramai sekali taman ini. Aku terkejut dengan reflek ketika seorang anak laki-laki jatuh terjerembab ke tanah akibat kaki kecilnya yang tersandung batu, dagunya menghantam tanah dengan keras, membuat warna merah keunguan disana. Tak beberapa lama ekspresi riangnya berubah menjadi tangis kesedihan. Tiga anak lain yang ku yakini teman nya menghampiri dirinya serta seorang wanita dewasa, mungkin ibunya. Membersihkan nya dari kotoran, mengomeli nya sedikit kemudian menggendong nya pergi.
Kasian sekali anak itu...
Ku lirik arloji ditangan demi melihat waktu. Lama sekali Levi pergi. Setelah menggelar karpet dan beberapa bawaan kami dia ijin pergi membeli minuman. Entah sejauh apa dia berjalan hingga selama ini aku menunggu.
Ku letakkan putri kecil ku di dalam kereta bayinya dengan perlahan. Merasa sedikit lapar tangan ku meraih tas lalu mengambil beberapa makanan yang tadi ku bawa.
Semenit kemudian ku kembali menatap kereta bayi ku namun kosong...
Kosong...
Kereta bayi yang berada di samping ku kosong...
Panik.
Refleks tubuh ku berdiri, mengendarkan seluruh pandangan demi mencari bayi ku..
Bagaimana ini? Ada yang menculik nya.
Tak beberapa lama, beberapa meter didepan sana dapat kulihat seorang pria berjas hitam, berkacamata hitam tengah berlari seraya menggendong bayi ku.
Sial!
Presetan!
"Berhenti!! Tolong dia menculik bayi ku!"
《♡♡♡●●●♡♡♡●●●》
Levi menendang mesin minuman yang tak bersalah dengan kesal setelah dirinya mengambil dua botol minuman segar dari sana. Ia harus berjalan tiga kilometer dari taman umum karena mesin minum yang ia temui selalu rusak dan mati.
"Bagaimana bisa mesin minuman seperti itu masih dipasang di pinggir jalan."
Diliriknya arloji mewah pada tangan. Keningnya berkerut tak suka menyadari hampir tiga puluh menit ia meninggalkan wanitanya sendirian. Langkah cepat berubah menjadi lari.
Di sepanjang jalan ia menyadari ada sebuah keanehan. Pandangan nya selalu menangkap seorang pria berpakaian jas hitam serta kacamata hitam yang tengah menatap dirinya. Atau mungkin hanya perasaan nya saja?
Tapi sepertinya bukan.
Setiap pria yang mengenakan pakaian yang sama itu--jas hitam serta kacamata hitam--selalu menatap tajam kearah nya, sementara pria lain yang berpakaian kasual santai berlalu lalang dengan biasanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine! Remember It!
Romance"siapa kau bilang? aku tengah mematai mu? heh yang benar saja. Mana mungkin seorang jalang seperti ku memiliki niat seperti itu?" Pria menyebalkan itu hanya mendengus seraya menyeruput teh nya. "Aku hanya waspada." Aku membuang wajah kesal. Andai sa...