4. Thanks

1.9K 247 24
                                    

Suasana pertemuan ini berlangsung khidmat walau tadi sempat kacau untuk beberapa menit akibat keributan yang Levi dan Jean buat namun, pria tinggi berambut pirang rapih yang ku ketahui bernama Erwin segera melerai pertengkaran mereka.

Levi juga memperkenalkan ku pada teman-teman nya. Walau gugup aku tetap berhasil memperkenalkan diri. Nama-nama teman Levi yang ku ingat itu Eren, Mikasa, Armin, Hange, Jean, Erwin dan eh...siapa lagi ya aku lupa.

"Baik. Jadi itu yang kau temukan tadi Levi?" Tanya Erwin membuyarkan lamunan ku. Aku menatap kearahnya.

Levi mengangguk. "Ya, dan mereka mulai bergerak. Kita harus selalu berhati-hati bisa saja saat ini di sekitar kita mereka telah mengirim mata-matanya."

Nafas ku tercekat. Levi berbicara seperti itu seakan tengah menyindir seseorang. Jantung ku berdegup kencang, aku bersikap sebiasa mungkin di depan mereka. Memasang tubuh tegak terduduk di atas kursi dengan memasang ekspresi pura pura tidak mengerti mengenai apa yang mereka bicarakan.

"Apa maksud nya?" Tanya ku berbisik pada Levi dan ia menatap ku tajam.

"Penjelasan nya nanti saja." Jawabnya ikut berbisik. Aku mengangguk mengiyakan.

Erwin mengangguk. "Kau." Ia menoleh menatap ku, aku segera menegakkan postur tubuh.

"Y-ya?"

"Sejak kapan kau datang ke rumah ini?"

Pertanyaan yang aneh. Apa dia mencurigai ku? Sepintar itukah ia?

"Ke-kemarin."

Ia terdiam sebentar membuat jantung ku semakin berdegup kencang.

"Levi yang membawa mu?"

Aku mengangguk kaku sembari melirik ke arah Levi meminta bantuan dari nya. Sumpah aku sangat gugup!

"Begitu baguslah."

"Memangnya ada apa Erwin?" Tiba tiba tanya suara lain yang ku ingat namanya itu Hange. Semua tatapan beralih ke arahnya.

"Aku merasa tenang karena Levi yang membawa (name) kesini. Itu artinya ia telah memeriksa latar belakang gadis ini. Benar begitu kan Levi?"

Levi menyesap teh nya kemudian meletakan cangkir kembali ke atas meja. "A...tenang saja." Ia melirik ku.

"Gadis ini bersih."

Aku menelan saliva kuat. Apa yang dimaksudnya? Apa dia benar benar memeriksa ku hingga ke latar belakang paling dalam?

Tidak ingin ambil pusing aku segera memainkan peran sebagai (name) si gadis polos. Menoleh pada Levi yang membuat keningnya berkerut menatap ku.

"Apa yang kau maksud dengan 'gadis ini bersih?' Memangnya aku kotor ya?"

Entah karena pertanyaan ku yang kelewat polos atau diri ku nya yang terlihat sangat bodoh telah membuat beberapa diantara mereka terkiki menahan tawa namun tidak untuk Hanji. Wanita aneh itu tertawa lepas seraya memukul permukaan meja tak bersalah dengan keras, saking gelinya aku bisa melihat air di ujung matanya. Sebodoh itukah aku?

"Bwaahaha! Bhwaahah...! Hahaha! Le-Levi mainan  mu kali ini sung-sungguh...bwahaahaha!"

"Tch. Berisik bego."

Erwin menggelengkan kepala melihat kelakuan kedua teman nya sementara yang lain hanya memasang ekspresi aneh diwajahnya. Menurut ku Hanji lah yang paling abnormal disini.

Setelah hampir lima menit tertawa menghabiskan kadar oksigen nya wanita itu akhirnya berhenti, itu pun dibantu oleh Eren. Pria muda itu menyodorkan air putih padanya. Memang khasiat air putih yang menarik adalah bisa menghentikan tawa yang tak bisa berhenti. Manjur! Wanita itu sukses terdiam seperti semula. Keajaiban dari sebuah air.

Mine! Remember It!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang