Dirinya telah terbang melintas ke negara lain demi mencari orang orang tersayangnya. Sudah hampir satu bulan wanitanya menghilang dan ia sampai saat ini belum menemukan titik terang dari semua permasalahan.
Ia tau wanitanya ada di Paris akan tetapi negara berjulukan romantis itu memiliki wilayah yang sangat luas. Tentu saja akan memakan waktu lama untuk mencari nya.
Bermodalkan beberapa rekan di Paris ia tak perlu pusing soal tempat tinggal. Dirinya hanya membawa Hanji, Moblit, Armin, Eren serta Mikasa. Menurutnya mereka lah yang terbaik dari semua bawahan yang ia miliki. Erwin di tugaskan berjaga di Jepang dan mengabarkan berbagai kejadian padanya.
Sebuah limosin hitam terparkir di hadapan nya, menyuruhnya untuk masuk dan siap mengantar ke tempat tujuan. Setelah Eren dan Moblit memasukkan beberapa koper ke limosin kendaraan mewah itu berangkat.
Hanji mengeluarkan tab mencoba mencari signal (name). Chip WQO yang di tempelkan pada tubuh (name) telah dicuri olehnya hal itu akan mempermudah rencana Levi.
"Bagaimana?" Tanya Levi menyilangkan kaki di atas paha kanan.
"Masih ku cari bersabarlah."
Sebuah decihan kecil terdengar disertai helaan nafas yang cukup panjang. Pria cebol itu membiarkan rekan kacamatanya bekerja.
Jalanan kota Paris begitu ramai hingga ia malas hanya untuk sekedar menoleh ke luar jendela. Ia menutup tirainya lantas tidur. Kantung mata yang menghitam itu semakin membesar. Sebuah tanda bahwa ia tak bisa tidur dengan nyenyak memikirkan masalah ini.
Diluar sana matahari hampir terbenam. Sekarang pukul enam perjalanan panjang ini membuat semuanya lelah hanya Hanji yang masih bertahan.
《♡●♡●♡●♡●♡●♡●》
Jean menawarkan sebatang rokok pada Levi yang langsung di tolak olehnya. Bukan nya ia tidak menyukai benda dihisap yang melezatkan itu akan tetapi situasinya tidak tepat. Ia mengisi ulang pasokan pelurunya sebelum kembali menarik pelatuk nya demi menyelamatkan seseorang.
"Eren?"
Jean menarik rokok dengan jari dari mulutnya kemudian menghembuskan asap sebelum menjawab.
"Bersama Hanji san dan Armin."
Levi mengangguk. Di luar cukup berawan membuat pandangan sekitar menjadi gelap di tambah angin yang berhembus sedikit kencang membuat tubuhnya sedikit merasa kedinginan.
Di depan sana terdapat beberapa orang berjas hitam dan berkacamata hitam dengan pistol dan senapan yang tertanggar di tangan mereka masing-masing. Orang orang itu tengah menjaga suatu tempat yang di yakini Levi terdapat (name) dan anak nya di sana. Sebelumnya ia sudah meminta Hanji memastikan posisi agar tak salah tembak. Sulit urusan jika ia menembak warga sipil tak bersalah di negara orang.
"Siap?"
Jean mengangguk. Ia membuang rokoknya yang tinggal setengah tanpa menginjak sumbu apinya kemudian ia mengeluarkan granat dari saku dan menarik sumbunya.
Ia melempar granat dan rokok secara bersamaan ke depan sana.
BUMM!!
Sebuah ledakan cukup besar terjadi. Levi mendesah kecewa mengetahui yang mati terkena granat Jean hanya beberapa orang saja.
"Bagaimana kau melempar ha?"
"Sorry." Jawabnya santai.
Mau tak mau Levi dan Jean keluar dari tempat persembunyian, menembaki mereka secara brutal. Lima hingga tujuh orang berhasil di bunuh oleh pria cebol tersebut sisanya hanya lumpuh dan sekarat. Levi berdecih menyadari kemeja putihnya kotor ia sempat membersihkan nya sebelum Jean meneriaki nya untuk bergegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine! Remember It!
Romance"siapa kau bilang? aku tengah mematai mu? heh yang benar saja. Mana mungkin seorang jalang seperti ku memiliki niat seperti itu?" Pria menyebalkan itu hanya mendengus seraya menyeruput teh nya. "Aku hanya waspada." Aku membuang wajah kesal. Andai sa...