(Name) menarik koper besarnya seraya menatap bandara yang satu ini. Ia menunggu Levi kembali, tadi pria itu izin sebentar untuk menukar uang negaranya menjadi uang negara Indonesia.
"Lama." Celetuk (name) marah. Ia melirik arloji pink nya. Sudah hampir tiga puluh menit pria itu pergi.
"Jangan bilang kalau ia meninggalkan ku?"
"Oi bocah ayo cepat." Ucap seseorang mengejutkan nya.
"Lama."
"Maaf karena bukan hanya kita saja yang berkunjung kesini."
(Name) mendesis pelan ia tidak ingin menyahuti ucapan Levi. Tubuhnya terlalu lelah akibat duduk di bangku pesawat selama kurang lebih delapan jam.
"Mau langsung ke hotel?"
Yang di tanya mengangguk cepat. Negara ini lebih panas dari yang ia duga sebelumnya dan Levi menyadari tingkah gadis itu terlihat dari dirinya yang selalu mengibas ngibaskan tangan nya.
"Menyesal hah?"
Ia menoleh menatap Levi. "Menyesal kenapa?"
"Memilih liburan ke sini."
"Tidak."
"Kau kepanasan."
"Aku tau."
"Jadi kau menyesal?" Tanya Levi yang membuat (name) memutar bola matanya jengah.
"Tidak juga. Aku kasihan pada uang mu."
Levi terkekeh pelan mendengar ucapan ajaib (name) yang menurutnya tidak masuk logika. Ia mengacak pucuk rambut gadis itu.
"Kau bisa ganti destinasi sekarang juga kalau tidak lelah."
"Tidak. Aku menghargai usaha mu, lagi pula ini kesalahan ku."
Levi mengangguk, "bagus. Sebaiknya kita cepat ke hotel."
"Sudah pesan taksi?"
Levi hanya mengangguk dan (name) hanya ber'oh' ria sebagai respon. Mereka berdiri terdiam di trotoar menunggu taksi yang mereka pesan datang.
Tak sampai lina menit menunggu mobil berwarna biru berlambang burung putih itu datang. Sang supir segera membantu dua wisatawan itu meletakkan koper mereka di bagasi lantas setelah naik sang sopir menancapkan gas nya.
《♡♤♡♤♡♤♡》
"Levi." Panggil (name) dari jendela hotel yang menghadap kearah pantai. Gadis itu menatap matahari terbenam dengan tatapan tenang. Tanpa sadar bibirnya tertarik ketika melihat sang mentari turun perlahan.
"Hn." Jawab yang dipanggil dengan pandangan terfokus pada koran. Padahal tulisan koran itu berbahasa asing yang tidak ia fahami akan tetapi Levi tetap berusaha membacanya. Aneh.
(Name) membalikkan tubuh menatap sang pria, "apa yang kau baca?"
Mendengar nada aneh dari (name) membuat fokus Levi tertarik pada nya. Ia ingat satu jam yang lalu gadis ini masih berbicara dingin dan ketus padanya akan tetapi kini gadis itu berbicara lembut dan pelan. Salah satu alisnya terangkat heran. Ia melipat korannya dan meletakkan nya di atas meja.
"Kau sudah tidak marah?"
"Masih."
Ia semakin heran, "lalu dimana nada dingin dan ketus itu heh?" Godanya.
"Aku tida dingin dan ketus."
"Jadi?"
"Kau menyebalkan." Ucap (name).
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine! Remember It!
Romance"siapa kau bilang? aku tengah mematai mu? heh yang benar saja. Mana mungkin seorang jalang seperti ku memiliki niat seperti itu?" Pria menyebalkan itu hanya mendengus seraya menyeruput teh nya. "Aku hanya waspada." Aku membuang wajah kesal. Andai sa...