Levi menjejakkan kakinya di negara kelahiran nya. Ia telah meninggalkan (name) seorang diri di negri orang tapi jangan khawatir, hanya untuk beberapa hari.
Ia menghela nafas, menaikkan masker yang menutupi setengah wajahnya serta menaikkan hoddie jaket hingga menutupi wajah. Ia berjalan menunduk, menarik koper sedang dan berjalan dengan langkah besar.
Ponselnya dinyalakan seketika panggilan masuk membuat alat pintar miliknya itu bergetar. Levi menghentikan langkahnya. Mengambil ponsel dari saku kemudian melihat nama yang menghubunginya. Ia menghela nafas terlebih dahulu sebelum mengangkatnya.
"Apa?"
"Kau dimana?" Tanya seorang gadis di seberang sana.
"Bandara. Ada apa cepat?"
Tak ada jawaban dari sana, lawan bicaranya terdiam sejenak. Levi menjauhkan ponsel dan melihat layarnya memastikan bahwa telepon masih tersambung.
"Ada apa (name)?" Tanyanya kini lebih lembut.
"Kau benarkan tidak akan meninggalkan ku?"
"Hn."
"Soalnya tadi aku membuka TV karena bosan lalu tidak sampai satu menit aku mematikan nya kembali."
Levi kembali melanjutkan langkahnya dengan tetap ponsel yang menempel di telinganya. Lucu juga mendengar pengaduan gadis ini yang menurutnya sangat tidak berfaedah.
"Lalu?"
"Yasudah sekarang aku bosan. Kau langsung ke rumah?"
"Tidak. Aku akan ke tempat Erwin."
"Sendiri?"
"Menurut mu?"
Di seberang sana (name) berdecak sebal, "harusnya pertanyaan itu dijawab dengan sebuah jawaban bukan nya pertanyaan lagi."
Levi menarik senyumnya dari balik masker. "Harusnya kau bertanya yang jawaban nya benar-benar tidak kau tahu."
"Menyebalkan."
"Dari lahir." Levi melambai lambaikan tangan kanan nya kearah taksi. Ia segera menyuruh sang supir memasukkan kopernya ke bagasi sementara ia duduk di kursi penumpang begitu saja.
"Kemana pak?" Tanya sang supir.
"Jalan saja dulu nanti ku beri tahu."
"Baik"
Levi mengangguk. "Boleh aku putuskan telepon nya?"
"Kenapa?"
"Ingin istirahat, capek."
Butuh beberapa detik sampai akhirnya gadis itu menjawab.
"Baiklah. Dah."
"Hn."
《♤♡♤♡♤♡♤♡》
Erwin menyambut kedatangan kawan nya itu dengan senyum ramah. Tanpa memberi Levi perintah ia sudah tahu bahwa pria itu pasti akan duduk dengan sendirinya.
Pria yang hanya memiliki tinggi sekitar 160 cm itu melepas jaket serta maskernya dan meletakkan nya di sebelah. Ia menghela nafas berat.
"Kenapa?"
"WQO sialan karena ulah mereka aku jadi harus meninggalkan mainan ku seorang diri di negri orang."
"(Name)?"
Yang di tanya hanya mengangguk sebagai jawaban, "dimana teh nya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine! Remember It!
Romance"siapa kau bilang? aku tengah mematai mu? heh yang benar saja. Mana mungkin seorang jalang seperti ku memiliki niat seperti itu?" Pria menyebalkan itu hanya mendengus seraya menyeruput teh nya. "Aku hanya waspada." Aku membuang wajah kesal. Andai sa...