Chapter 14

10.5K 1K 184
                                    

"Ini sungguh sebuah ide yang buruk." Ucap Off.

"Apanya?"

"Mike dan Oab dan Gun di tempat yang sama."

"Jika kau berpikir ini adalah ide yang buruk, kau seharusnya tidak membiarkan Gun ikut ke Pattaya."

"Tay, teman-temannya datang ke Pattaya semua. Mana mungkin aku melarangnya, itu adalah sikap yang egois." Jawab Off, ia memakai mengambil kacamata hitam dan memakainya. "Bangunkan aku jika kita sudah sampai di Pattaya."

"Oi, jangan tidur, peng! Temani aku mengobrol, aku bukan supirmu!" Tay memukul paha Off untuk membangunkannya namun pria itu tetap memejamkan matanya.

"Aku mengantuk, aku tidak tidur dengan cukup semalam. Gun mengajakku bermain game sampai malam." Jawab Off sambil membenarkan posisi kepalanya.

"Cih! Main game apa, bilang saja kau menidurinya sampai kau kurang tidur." Ucapnya yang membuat Off memukul belakang kepalanya.

"Dia mengajakku bermain game Resident Evil dan memaksaku untuk menyelesaikan seluruh misi, karenanya aku jadi kurang tidur. Bodoh, jika menidurinya sudah pasti hari ini aku bersemangat bukan lemas seperti ini."

"Whatever, peng."

Perjalanan dari Bangkok menuju Pattaya memakan waktu 2 jam 24 menit. Tay membiarkan Off tidur selama perjalanan, ia bahkan tidak membangunkan Off saat dirinya turun di rest area dan membelikannya segelas kopi untuk ia minum saat bangun. Gun berangkat ke Pattaya bersama dengan New dan Krist karenanya Off tidak membawa mobilnya dan menumpang di mobil Tay.

Mereka sampai di Pattaya pukul 3 sore, Tay memarkirkan mobilnya dan membangunkan Off.

"Ng...sudah sampai, ya?" Off meregangkan tubuhnya dan menguap, ia menaikkan kacamata hitamnya ke atas rambutnya. "Ini kopi untukku?"

"Hmm." Tay menjawab, ia keluar dari dalam mobilnya untuk mengeluarkan tasnya.

"Kau sungguh temanku yang paling baik, Tay." Ucap Off seraya menyedot kopinya.

Hal pertama yang Off lakukan setelah ia sampai ke kamar adalah mengirim pesan kepada Gun yang mengatakan ia sudah sampai di hotel. Kemudian setelahnya ia merebahkan tubuhnya diatas kasur. Ia lalu meraih bantal kepala dan memeluknya, dan kembali memejamkan matanya. Tay yang melihatnya kembali tertidur langsung mengambil sandal hotel dan melemparnya ke arah Off.

"Peng! Jangan tidur lagi!"

"Hanya setengah jam, nanti aku menyusulmu." Bisik Off, ia menarik selimut hingga menutupi lehernya. "Tay, tutup gordennya, silau."

"Ck! Bukannya bersenang-senang di panta, kau lebih memilih tidur!" Tay mengoceh padanya namun tetap menutup gorden kamar untuknya. Ia mengganti pakaiannya dan bersiap untuk pergi berenang.

"Tay." Off memanggilnya sebelum ia keluar kamar.

"Apa lagi?"

"Tolong matikan lampu." Tay mendecak sebal ke arahnya, ia kembali masuk ke dalam kamar dan mematikan lampu lalu keluar kamar untuk berenang.

***

Mike memandang Gun yang sedang bermain bola voli dari kejauhan, pria kecil itu tampak berbeda. Matanya dulu berisi bintang-bintang, tetapi sekarang mereka berubah menjadi galaksi. Kulitnya yang putih, mulus dan lembut. Dia adalah sebuah kanvas, sebuah mahakarya yang digemari semua orang. Dia terlihat begitu indah dengan pipi yang berwarna merah muda karena paparan sinar matahari, senyum indahnya yang menghiasi wajahnya dan bibir tebalnya yang selalu mengundang ciuman.

The Campus Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang