Chapter 20

10K 892 41
                                    

Dengan ujian akhir yang mengharuskan Off untuk dapat nilai A, Gun memintanya untuk fokus belajar dan melarangnya untuk menyentuhnya jika nilai ujiannya tidak juga membaik. Itu sangat menyiksa harus berada di perpustakaan bersama dengan kumpulan anak pintar demi kelulusannya.

"Peng, apa kau mengerti yang tadi aku jelaskan?" Tay bertanya padanya, Off kemudian menggelengkan kepalanya.
Mereka bertatapan dan saling menghembuskan nafas bersamaan.

"Oi, bagaimana kau bisa melanjutkan perusahaan ayahmu jika ujian saja kau tidak bisa mendapat nilai B? Kau sungguh tidak ada harapan, Peng."

"Tidak bisakah kau mengajariku tanpa menghinaku? Jelaskan sekali lagi pelan-pelan, kau bicara seperti rapper. Bahkan hantu pun tidak akan mengerti apa yang kau katakan!" Off protes kepadanya.

Tay melihat jam tangannya, "Aku ingin mengajarimu, tapi aku sudah ada janji dengan New untuk mengambil foto bersama. Jadi aku tidak bisa berlama-lama disini." Katanya sambil merapikan buku-buku dan alat tulisnya.

"Tunggu, tunggu! Kau tidak bisa meninggalkanku dengan para kutu buku ini!" Off menarik tangan Tay dan memohonnya untuk tidak meninggalkannya karena dia akan menjadi gila.

"Peng, kau sudah berjanji pada Gun. Tepatilah itu dan belajarlah dengan benar, ok? Byeeee!"

"Tay!!"

"Sshhh!!"

Off memberikan waiinya kepada orang-orang yang ada di perpustakaan, ia memandang pasrah ke arah pintu keluar dan kembali duduk di kursinya. Ia menoleh ke sampingnya dan melihat teman sekelasnya sedang tersenyum padanya, jadi ia dengan canggung membalas senyumannya dan menyumpah serapahi Tay dalam hatinya. Ia tidak mengerti mengapa ia harus belajar begitu keras saat ia akan otomatis mendapat jabatan di perusahaan ayahnya.

Dan karena janjinya pada Gun, ia rela belajar tentang finansial, kontruksi etis primer, konsep etis bisnis, strategis pemasaran dan beberapa hal lainnya yang tidak Off mengerti.

Ia menghabiskan sorenya di perpustakaan dengan mendengarkan penjelasan dari mahasiswa pintar di kelasnya yang bernama Victor, dan dibantu dengan pria berkacama bernama Sing yang duduk disampingnya. Ia tidak lagi pasif dan mulai bertanya jika ia tidak mengerti, ikut menjawab jika ia tahu jawabannya. Dan kemajuannya itu diperhatikan oleh Gun yang duduk di belakang Off.

Setelah pertemuannya selesai dengan osis-osis, ia menghampiri Off ke kampus untuk melihatnya belajar. Ia pikir ia akan melihat pria itu memainkan game di handphonenya atau tertidur, tapi pria itu justru belajar dengan baik dan itu semua membuat Gun senang melihatnya.

Ide jahil muncul di kepala Gun. Ia mengeluarkan handphonenya dan mengambil foto dirinya dengan punggung Off dibelakangnya, lalu ia mengirimkannya ke handphone Off.

Saat handphonenya berbunyi dan nama Gun muncul dilayar, Off mengambil handphonenya untuk membuka pesan line yang ia kirimkan untuknya.

"Oh?" Off memutar tubuhnya ke belakang dan Gun tertawa saat mata mereka bertemu.

"Hola, babe." Ucap Gun pelan.

Off membalas senyumannya dan mengusap halus pipinya, "Sejak kapan kau duduk dibelakangku, huh?"

"Sekitar sejam yang lalu."

"Kau harusnya memanggilku." Ucap Off, ia memanyunkan bibirnya dan bertingkah manis di depan Gun.

"Aw, kau terlihat terlalu serius belajar, aku tidak ingin mengganggumu. Tapi aku harus mengganggumu sekarang, karena kau belum makan malam dan aku tidak ingin kau terkena maag."

"Such a good baby." Kata Off, ia mengacak-acak rambut Gun dan mengusapnya setelahnya. "Aku akan merapikan perlengkapanku lalu kita makan ya."

The Campus Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang