Hubungan Off dan Gun dimulai secara tertutup, tidak ada satupun orang di kampus yang tahu mereka berkencan, kecuali Krist. Krist memang tidak menyetujui hubungan mereka karena ia takut Gun tersakiti lagi, terlebih ia baru saja berpisah dan Krist awalnya berpikir kalau Gun hanya menjadikan Off sebuah pelarian saja. Tapi saat ia melihat bagaimana senyum besar terus menempel diwajahnya, ia menjadi sedikit lega.
Off dan Gun tidak pernah berinteraksi secara langsung. Mereka biasanya akan saling melirik, melempar senyum satu sama lain dari kejauhan dan jika Off begitu merindukannya, ia akan menarik Gun ke dalam janitor kampus dan menciumnya disana.
Hari ini, tidak seperti biasanya, Off meminta Gun untuk datang ke ruang klub drama. Dia berlari kesana karena Off mengatakan itu adalah sesuatu urusan yang penting, ia membuka pintu ruangan dan menemukan Off sedang rebahan diatas sofa sambil memainkan handphonenya.
Off tersenyum saat melihat Gun, ia bangkit berdiri dan berjalan ke arah Gun dan mengunci pintu.
"Kenapa kau menguncinya?" Tanya Gun. Tanpa menjawab Gun, Off menundukan kepalanya dan mencium bibir Gun. Dia mendorong Gun ke pintu, pinggulnya menempel pada pinggul Gun. Meskipun ia menikmati cara Off menciumnya saat ini, ia takut ada orang yang akan masuk ke dalam ruangan klub drama.
Gun melepaskan bibirnya dari bibir Off, "Jangan disini." Bisiknya dengan nafas yang hampir habis. Gun menatap dengan tatapan memohon tapi pria itu justru tersenyum nakal melihatnya.
"Tidak ada yang akan masuk kesini." Kata Off, ia menggendong tubuh Gun dan membuatnya memekik saat Off meremas bokongnya. "And i'm so horny right now." Lanjutnya, mulut Off menjelejahi rahang Gun dan bergerak keatas bibirnya. Ia terus mencium Gun sambil membawanya ke atas sofa.
Ia merebahkan tubuh Gun diatas sofa, dan kemudian menciumnya lagi dengan sedikit tergesa-gesa. Tangannya mulai membuka kancing kemeja Gun satu persatu, jari-jarinya meluncur di atas tulang rusuknya. Off menaikan tubuhnya, membuka bajunya dan menurunkan celana jinsnya sampai ke pinggul. Ia mencari pengaman dari kantung celananya dan memasangkannya pada kejantantannya.
Gun memandangi tubuh Off, pria itu tampak seksi, menggoda, dan gagah dengan celana jins yang masih menggantung di pinggulnya. Setelah selesai memasang pengaman, Off menyentuh pinggul Gun.
"Berbalik." Ucapnya, Off membantu Gun membalikan tubuhnya jadi saat ini ia membelakangi tubuh Off dengan bokongnya yang menganga terbuka.
Off memasukan kejantanannya dengan mudah karena malam sebelumnya mereka baru saja bersetubuh. Ia menggeram pelan saat seluruh kejantanannya sudah tertanam dalam bokong Gun, ia mengecup punggung Gun sebelum akhirnya ia menggerakan pinggulnya.
Gun dilanda dengan perasaan setengah nikmat dan setengah ngeri. Karena ia bisa melihat bayangan orang-orang berjalan di depan ruangan dan mendengar suara orang-orang berbicara. Perasaan ngeri akan ketahuan justru menambah sensasi seks mereka saat ini. Gun tahu Off suka dengan hal-hal yang berbau tantangan, tidak ia sangka pria itu akan menyetubuhinya di ruang klub drama.
Off menarik tubuh Gun, bibirnya mengulum kulit leher Gun, tangannya yang kuat dan lembut mulai membelai kejantanan Gun. Gun merasa ia melayang ke langit ketujuh dengan perpaduan bibir, lidah dan tangan Off disekujur tubuhnya.
"Gun." Bisiknya.
"Hh...apa?"
"Lihat ke depanmu."
Ia mengikuti perkataan Off dan menatap ke depannya. Ia terkejut saat melihat refleksi dirinya dan Off dikaca. Ia bisa melihat segalanya, kejantanan Off yang bergerak keluar masuk di bokongnya, tangan lihai Off di kejantanannya, tubuh berkeringat mereka dan mata mereka yang bertemu dikaca. Gun memejamkan matanya, semburat merah muncul dikedua pipinya. Melihat bagaimana Off menyetubuhinya membuatnya malu.
![](https://img.wattpad.com/cover/180738047-288-k597904.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Campus Bad Boy
Fanfic[COMPLETED] Gun Atthaphan adalah seorang model student di kampusnya; pintar, disukai semua orang dan mempunya kekasih yang tidak hanya tampan tapi juga kaya. Dihari perayaan hari jadinya, Gun mengetahui bahwa kekasihnya tidur dengan orang lain. Pata...