Suasana makan malam terasa begitu canggung setelah New kembali dari kamar mandi. Mereka makan dalam diam, hanya suara sendok dan garpu saja yang terdengar. Tay ingin membuka percakapan tapi ia tidak tahu harus mengatakan apa, otaknya tidak bisa berpikir sama sekali.
Seusai makan malam, New berniat untuk mencuci piring karena Tay sudah memasak. Namun Tay menghentikannya dan memintanya untuk menunggu saja di dalam kamar.
"Kau sudah memasak, biar aku saja yang mencuci."
"Sudah kukatakan tunggu saja di kamar."
"Berikan selang airnya padaku---oi!!!" New terkena cipratan air saat ingin menarik selang dari tangan Tay yang menyebabkan rambut dan bajunya basah. "Tay Tawan!"
"Aw, aku kan sudah menyuruhmu untuk menunggu saja dikamar."
"Karenamu sekarang aku basah kuyub!" Tay menjauhkan dirinya saat New menaikan nada bicaranya, ia tidak ingin dicakar oleh New.
Tay kemudian menarik tangan New dan membawanya ke kamarnya, "Duduk, aku akan mencarikan baju untukmu." Katanya, ia mengambil baju bersih dari dalam lemarinya dan melemparnya kepada New. Ia membalikan tubuhnya saat New mengganti pakaiannya.
"Mau menonton Perfect Date? Gun memberitahuku kalau film itu sudah bisa ditonton di netflix."
"Hmm, aku akan menyiapkan snack." Jawabnya, Tay keluar dari kamarnya untuk menyiapkan popcorn. Selama menunggu popcorn siap, Tay mengeluarkan pengaman yang sudah ia siapkan tadi dari dalam kantung celananya dan menatapnya. "It's now or never, Tay Tawan." Bisiknya.
Ia memasukan kembali pengaman itu ke dalam kantung celananya setelah mendengar letupan popcorn dari dalam microwave. Ia menuangkan popcorn ke dalam mangkuk dan membawanya kembali ke dalam kamar. Begitu ia masuk, New sudah membangun tumpukan bantal diatas kasur dan pria itu sedang rebahan dengan selimut yang menutupi tubuhnya seakan-akan itu adalah kasurnya.
"Hei, minggir sedikit."
"Tidak mau, kau duduk saja dilantai."
"Kau terlihat seperti seekor kuda nil yang sedang bermain diatas lumpur, kau tahu?"
"Terserah apa katamu, aku tidak akan menyingkir dari tumpukan bantal-bantal ini."
Tay mencibirnya dan dibalas dengan New yang menjulurkan lidah ke arahnya, ia menaruh popcorn diatas meja lampu lalu menatap New. "Kalau begitu ini perang."
"AHH!!" New berteriak saat Tay melompat ke arahnya. Tay mengunci tubuhnya dengan memitingnya ke atas kasur dan kedua tangannya menggenggam erat tangan New diatas kepalanya.
Mereka terus bergulat dan bercanda diatas kasur sampai mata mereka bertemu dan tawa meredam dari mulut mereka. New menelan air liurnya saat menyadari betapa bahayanya posisi mereka saat ini dan betapa dekatnya wajah Tay dari wajahnya, ia bahkan bisa merasakan nafas Tay pada bibirnya.
"Aku ingin melakukan sesuatu yang buruk padamu." Kata Tay dengan nada suara yang terdengar begitu seksi ditelinga New. "Boleh?" Lanjutnya.
"Kau tidak akan menggigit bokongku seperti kau menggigit buah persik tadi, kan?"
Tay tertawa kecil, "Menggigit, tidak. Mengecupnya, mungkin."
"Jika kau menggigit bokongku, aku akan menendangmu."
"Bersikap baiklah, New. Aku berjanji tidak akan menggigitmu." Bisiknya. Tay mengusap pipi New dengan ibu jarinya. "Jadi...boleh aku melakukan hal buruk padamu?" Tanya Tay sekali lagi, New menganggukkan kepalanya.
Dengan patuh, New berbaring di atas kasur. Kemudian dia merasakan tangan Tat yang lembut, meraba-rabanya, menyentuh tubuhnya. Tangan Tay membelai wajahnya dengan lembut, dengan gerakan yang tenang dan kepastian yang tak terbatas, dan akhirnya Tay mengecup lembut pipinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Campus Bad Boy
Fanfiction[COMPLETED] Gun Atthaphan adalah seorang model student di kampusnya; pintar, disukai semua orang dan mempunya kekasih yang tidak hanya tampan tapi juga kaya. Dihari perayaan hari jadinya, Gun mengetahui bahwa kekasihnya tidur dengan orang lain. Pata...