Chapter 29

9.5K 804 60
                                    

Warning: explicit content ahead

Erangan kecil keluar dari mulut Gun ketika ia merasakan Off mencium lehernya saat dia memasukan kejantanannya di dalam bokong Gun. Gun merasakan dinding bokongnya mengepal di sekelilingnya dengan setiap gerakan kecil yang ia buat di pangkuan Off. Leher dan bahu Gun ditutupi oleh campuran dari ciuman lembut dan tanda ungu yang berasal dari gigitannya.

Gun tidak ingat mengapa dirinya bisa berada disini, di kamar asramanya, dan bersama Off. Terakhir yang ia ingat, ia berdiri mematung saat Off berjalan ke arahnya dan menarik tanganya kasar. Ia tidak menyetujui ini, ia masih marah padanya namun tubuhnya menolak untuk mengikuti perkataannya dan melemah pada sentuhan Off.

Gun terengah-engah ketika kejantanan milik Off yang keras tetap berada di dalam bokongnya, menekan pada sudut yang tepat untuk membuatnya merengek. Punggung Gun ditekan rata ke dadanya, memungkinkannya untuk menikmati kehangatan yang terpancar dari tubuhnya. Gun berada di posisi seperti itu selama beberapa menit dan ia sudah merasa frustasi, keinginan untuk menggerakan pinggangnya semakin kuat seiring berjalannya waktu.

Seperti vampir, Off menggigit lehernya dan bergerak perlahan ke telinganya lalu membisikan, "You have been a really, really, bad boy."

"Apa katamu?! Aku--"

Off memukul paha Gun dan membuatnya berhenti bicara, "Apa aku mengizinkanmu bicara?"

Gun menelan ludahnya sebelum menjawab, "Ti-tidak." Ia merasakan lengan Off melingkarinya, memegang erat pinggangnya, membuat Gun tetap bersandar pada dadanya. Bokong Gun berdenyut, keinginan dan kebutuhan untuk disentuh adalah satu-satunya yang dapat ia fokuskan.

Sayangnya, Off menikmati siksaan ini. Dia suka melihat berapa lama Gun bisa bertahan dengan kejantanannya yang keras di dalam bokongnya tanpa ia gerakan. Dan lebih dari itu, dia senang melihat Gun memohon dan merengek agar dia bergerak atau menyentuhnya. Dia senang melihat Gun bergumul dengan keputusasaan untuk merasakan gesekan dari kejantanan Off saat ia benar-benar tertahan di tempatnya.

Tangannya bergerak ke dada Gun, bergantian antara memijat payudaranya dan menjepit putingnya. Gun mengerang ketika tangan Off menyentuh tubuhnya, hanya sedikit sentuhan darinya dan sudah membuat dirinya terbakar. Off menggeram ketika dia merasakan bokong Gun menegang di sekitarnya.

Dia memindahkan salah satu tangannya ke rahang Gun, mengarahkan wajahnya ke arahnya dan mendekatkan bibirnya ke bibir Gun. Off adalah pencium yang dominan, dia mengendalikan langkahnya sementara lidahnya bergerak di bibirnya, saat Gun mulai menikmati ciumannya, Off mematahkan ciuman dan menempatkan giginya di kulit Gun untuk memberinya tanda ungu lainnya.

Gun merasakan tangan Off yang ada di rahangnya bergerak ke bawah dan membungkus lehernya. Tangannya yang kuat membungkus leher Gun, menutupinya sepenuhnya. Off tidak menekan tenggorokannya, cukup untuk memberi tahunya bahwa dia ada disana. Gun merasakan dirinya mengencangkan bokongnya sekali lagi, campuran tangannya di sekitar tenggorokan Gun dan yang tangan lainnya bermain-main dengan putingnya membuat Gun pusing.

Kaki Gun bergetar, kebutuhannya terus mengambil alih semua pikirannya. Off mencium Gun lagi, menelan semua erangan dan rintihannya. Gun begitu dipenuhi dengan kebutuhan untuk sampai pada klimaksnya, ia bahkan tidak memperhatikan bahwa jari-jari Off sudah meninggalkan dadanya. Gun tersentak ketika tangan besar Off melingkari kejantanannya, mengusapnya lembut dan memijatnya.

Tangan Gun bergerak untuk menghentikannya namun tangan bebas Off bergerak dan menggenggam kedua tangannya agar ia tidak menghentikan Off.

"Pl-please...Off...ngh..."

"Katakan dengan jelas, sayang."

"Ah...kumohon gerakan...gerakan pinggulmu."

Off tersenyum menang saat Gun memohon padanya, "Bukan aku, tapi kau yang akan menggerakan pinggulmu." Bisiknya.

The Campus Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang