Alex menatap gadis di depannya was-was, bisa saja gadis tersebut diam-diam mencari kesempatan a.k.a modusin dirinya.
"Okeh, gak ada yang tidur di bawah. Sebagai gantinya nih guling jadi batas suci." Alex menunjuk guling di sebelahnya.
"Apasih, kayak takut aku perkosa aja. Aku nih cewek, mana sanggup perkosa cowok." Ana menatap Alex kesal. Hei, dikira dia ini cewek apaan? Mesum bukan berarti Jalang kan?
Banyak yang di luar sana sepertinya, hanya saja tertupi oleh wajah polosnya, image yang baik, dan pandai berakting polos.
"Go to the hell," Umpat Ana,
Setelah perundingan yang kira-kira memakan waktu 10 menit, mereka memutuskan untuk tidur seranjang.
Flashback On
"Apanya?" Alex menatap pergerakan kasur di sebelahnya. Ia dapat melihat Ana yang sudah berdiri di depannya, menatap dirinya dengan melas.
"Katanya gantian?"
"Eh? Beneran?"
"Gimana sih, jadi enggak?
"Lo tidur di bawah?"
"Enggak, di dinding."
"Diam-diam merayap~~"
"Serius."
"Okeh serius."
"Sana minggir,"
"Gak takut masuk angin?"
"Yaudah tinggal buang angin."
"Jorok."
Ana menghela nafas sabar, gadis itu berkacak pinggang kesal. Ia diam-diam melirik Natasha dan Zico yang tertidur pulas.
Bisa saja sih ia tidur dengan Natasha, tetapi ia tidak tega membuat gadis tersebut tidak nyaman dengan tidurnya. Dirinya memakai piyama tidur, ia yakin pasti akan sering menggeliat tak nyaman karena ia lebih sering tidur dengan telanjang.
"Ti--dur seranjang?"
Ana membulatkan bola matanya, bagaimana bisa Alex yang sok polos mengatakan kata-kata biadab tersebut? Never. Mungkin dirinya sedang bermimpi, Yah mungkin.
"Cuma tidur, gak ngapa-ngapain."
Lupakan tentang mimpi, This is'nt a dream. Ana menatap serius Alex.
"Yakin mau tidur sama aku?"
Flashback Off
"Pokoknya ini batas suci."
Ana memutar bola mata malas, "Enggak aku grepe-grepe. Paling nantinya kamu yang modus."
Alex melotot tidak terima, "Yang nyupangin gue di apartment lo siapa? Lo yang keliatan modus,"
Siyalann pakek di bahas segala. -Ana
"Halah kamunya juga suka kan? Ngaku?! Waktu di UKS juga? Enak kan?! Gak usah munafik! Kamu mau lagi? Sini aku jabanin! Kapan? Sekarang? Ayok aja aku mah." Ana menyeringai sinis.
"Se pro apasih lo?" Alex menatap Ana tak kalah sinis.
"Kamu nantangin aku?" Ana mengalungkan kedua lengannya di leher Alex.
"Gak usah macem-macem." Alex menahan dirinya, ia ini normal, bagaimanapun juga dirinya juga bisa khilaf.
Huh! Andai gak ada Natasha sama Zico -Ana