MMG 10 Alex or Zion

794K 20.7K 4.1K
                                    

Ana terkejut, ia tidak memprediksikan bahwa laki-laki di depannya ini bisa saja menciumnya. Gadis itu mendorong Zion hingga ciuman mereka terlepas, namun sedetik kemudian cowok tersebut menarik tubuhnya kembali, menciumnya lebih nafsu daripada yang sebelumnya.

Sampai pada akhirnya tubuhnya tiba-tiba terhempas begitu saja hingga menabrak wastafel

Plakkk

Ana terkejut, gadis itu meraba pipi sebelah kanannya, perih. Ia bahkan merasakan sesuatu yang mengalir dari sudut bibirnya, tanpa meraba pun ia sudah tahu bahwa itu adalah darah.

"Sakit?" Ladya, gadis dengan watadosnya itu mendekati Ana, "Apa perlu sekalian gue bikin masuk rumah sakit?" Dengan sigap gadis itu menggeleng keras, nyalinya seketika menciut.

"La--,"

"Apa?!" Ladya menatap Zion penuh amarah, gadis itu menarik kerah baju Zion, lalu mencium laki-laki tersebut tepat di hadapan Ana.

Zion, laki-laki itu sama sekali tidak menolak. Bahkan ia juga membalas ciuman Ladya, dan dengan santainya tangan laki-laki itu juga meraba bagian tubuh milik gadis tersebut.

Tanpa kode pun Ana tau harus pergi secepatnya dari tempat itu, ia berjalan gontai keluar dari toilet tersebut, sedikit melirik engsel pintu toilet yang sudah rusak, dan sepertinya ia tau siapa pelakunya, yang tak lain adalah gadis yang hampir setengah telanjang itu.

Sebenarnya dimana letak kehormatan gadis itu? Lalu Zion, dimana letak jiwa pelindung laki-laki tersebut?

Zion tidak membelanya sama sekali, ia membiarkan dirinya ditindas, padahal dirinya tidak memulainya duluan, tetapi kenapa yang kena tampar dirinya?Tanpa disadari, ia meneteskan air matanya.

"Emang seharusnya nurut kata mama, mending bolos hari ini. Seoalah-olah mama tau kalo hari ini aku bakal apes," Ana mengusap air matanya perlahan, pipinya terasa bengkak. Ladya tidak main-main menamparnya. Sudah punggungnya menghantam wastafel, pipinya bengkak, dan sekarang sudut bibirnya semakin perih. Sepertinya ia tidak bisa tertawa untuk saat ini, memangnya kondisi yang seperti ini apa yang harus ia tertawakan?

Gadis itu melangkahkan kakinya menuju UKS, ia perlu mengompres pipinya. Persetan dengan jam pelajaran, ia sudah pintar, mungkin nantinya ia hanya mengejar 2 atau 3 materi.

"Ana!"

Gadis itu memberhentikan langkahnya, ia tahu suara ini, orang itu berada tepat di belakangnya, timing nya tidak tepat, Ana melanjutkan langkahnya kembali, kali ini ia memilih berlari.

"Kok lari? Dikira gue setan apa?" Alex, laki-laki itu mengejar Ana. Ia tak berniat menyamakan langkahnya, ia hanya mengawasi gadis tersebut dari belakang.

Alex meringis ketika gadis yang diikutinya masuk ke ruang UKS. Sekarang ia yakin tujuan Ana adalah membenarkan tali branya yang lepas. Sama seperti waktu itu.

Dirinya hendak memutar balikkan badan, namun gadis dengan poninya itu menarik perhatiannya kembali. Ana celingak-celinguk di depan pintu UKS, tidak, bukan itu yang menarik perhatiannya, tetapi pipi lebam dan sudut bibir gadis tersebut. Gadis itu terlihat masuk ke dalam UKS kembali.
Dengan wajah penasaran dan sedikit khawatir, Alex berjalan memasuki UKS, laki-laki itu mendapati Ana yang sedang kelimpungan mencari sesuatu.

"Nyari apa?"

Deg.

Ana membalikkan badannya, gadis itu bagaikan orang yang ketahuan mencuri dalaman pria. "A--nu... --"

"Lo abis ditonjok?" Alex menaikkan dagu Ana, ia menatap pipi dan sudut bibir gadis tersebut yang lebam, "Ditonjok siapa?"

"Eng--gak," Ana menepis tangan Alex, gadis itu menunduk untuk menyembunyikan wajahnya.

My Nasty GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang