Ana menghela napas melihat pemandangan di depannya. Ia tidak bisa pulang sekarang. Gadis itu memilih untuk duduk di bangku dekat kelas 10 IPA 3. "Pagi ujan. Sekarang ujan. Fiks banjir!"
"Hadeuh! Kenapa sih kenapa?! Kenapa hari ini aku apes banget!!" Ana mencak-mencak sendiri di koridor kelas sambil melihat hujan di depannya.
Sepuluh menit yang lalu, gadis itu tertidur di UKS. Saat ia bangun, ia terkejut bahwa Sekolahnya sudah sepi. Semua orang sudah pulang. Gadis itu heran, kenapa tidak ada yang membangunkannya.
"Ck. Terpaksa harus tunggu Hujan agak berhenti." Ana mengeluarkan earphone dari tasnya lalu memasangkannya pada ponselnya. Kemudian memilih lagu, yang akhir-akhir ini sangat ia sukai. Ugly 2NE1.
Gadis itu memejamkan matanya agar lebih menikmati lagu tersebut, sampai pada lirik lagu yang ia sukai gadis itu pun bernyanyi.
"I think i'm ugly and nobody wants to love me. Just like her i wanna be pretty, i wanna be pretty. Don't lie to my face, tellin me i'm pretty~~"
"I think i'm ugly and nobody wants to love me just like her i wanna be pretty, i wanna be pretty. Don't lie to my face, cause i know i'm ugly~~"
Karena terlalu asik dengan dunianya. Ana tidak sadar bahwa disebelahnya sudah duduk laki-laki yang sedari tadi memperhatikannya bernyanyi.
Laki-laki itu menarik kabel earphone Ana hingga gadis itu terkejut. "Nyadar lo, kalo lo jelek?"
"Enggak usah ngagettin donngg. Kalo aku jelek kenapa? Ada masalah sama masa depan kita?" Ana memanyunkan bibirnya kesal melihat laki-laki yang kini berada di sebelahnya. Ia adalah Alex, agak terkejut memang laki-laki itu masih berada di sekolah.
"Ada. Masa ibu dari anak-anak gue nantinya jelek?" Alex tersenyum miring saat melihat reaksi Ana di sebelahnya. Gadis itu membuang mukanya ke arah sebaliknya.
"Cowok tuh nilai cewek dari fisik yah?" Ucap Ana, gadis itu masih mempertahankan posisinya. Tidak menatap lawan bicaranya sama sekali.
"Lo kalo ngomong sama gue. Lihat gue!" Alex memutar kepala gadis itu agar menghadap padanya.
"Males. Muka aku jelek. Kamu gak suka kan? Jangan di lihat!" Ana menepis tangan Alex yang seenak jidatnya memegang kepalanya. Kemudian gadis itu membuang mukanya kembali.
"Lo itu emang jelek.---,"
"--Jelek banget buat kesehatan jantung gue."
Ana yang tadinya tidak mau sama sekali menatap Alex, kini gadis itu berbalik menghadap laki-laki di sebelahnya sambil senyam-senyum.
"Kenapa lo? Kerasukan?" Alex tertawa melihat tingkah gadis itu. Semudah ini membujuknya? Pikir laki-laki itu.
"Iyah. Kerasukan. Kerasukan cintamu." Ana masih senyum-senyum ketika mengatakannya.
"Alay." Alex tersenyum remeh, sedangkan Ana yang tadinya senyum-senyum kini kembali memanyunkan bibirnya kesal.
"Lo gak pulang?" Tanya Alex, namun tidak dijawab oleh Ana. Gadis itu memilih membuang mukanya kembali.
Alex menarik-narik pelan ujung rambut Ana. "Gue tanya loh. Kok gak dijawab?"
"Hujan." Jawab Ana singkat, Alex mengangguk mengerti.
"Ayok bareng gue. Keburu malem." Tawar Alex, Ana menggeleng.
"Aku bawa motor." Ucap Ana, masih mempertahankan posisi ngambeknya.
"Bisa dititipin di sini juga kan? Udah ayok. Gue kebetulan bawa mobil.""Enggak mau ah,"
"Yaudah, terserah lo. Kalo ada mbak Asih gue gak mau tau. Gue pulang duluan."
Ana membulatkan matanya kemudian reflek membalikkan badannya setelah mendengar kalimat Alex. "Yaudah iyah aku bareng!"