Hampir 10 kali gadis itu bolak-balik untuk memuntahkan isi perutnya. Tapi nihil, tidak ada yang ia muntahkan. Ia berkumur-kumur lalu mencuci mukanya.
Menatap pantulan dirinya di cermin, gadis itu memegang kepalanya yang sangat pusing. Merutuki nasibnya yang selalu tidak pernah beruntung.
Ladya menangis, kilasan bayangan perlakuan yang ia dapatkan membuat air matanya luruh di kedua pipinya yang tirus.
Bukan seperti ini hidup yang ia inginkan, merelakan tubuhnya dijamah oleh laki-laki yang tidak mempunyai ikatan dengannya.
Semua berawal dari Papanya yang selingkuh, kemudian dibalas oleh mamanya juga. Mereka berdua bertengkar hebat dan menyangkut pautkan dirinya yang merupakan anak haram.
Ia bukan anak dari papa dan mamanya, melainkan anak papa dan selingkuhannya. Sedangkan anak papa dan mamanya yang asli sudah meninggal karena kecerobohan mereka sendiri.
Sejak awal masuk SMA, gadis itu sudah kehilangan keperawanannya karena dijual oleh mamanya agar bisa memperkaya hidupnya.
Dasar anak jalang. Kamu pantas menerima ini karena papamu berselingkuh!
Kamu dan ibumu sama saja. Sama-sama murahan!
Besok layani tuan Regan dengan benar! Karena aku mendapat protes dari tuan Panji bahwa kamu terus melawan dan tidak menurut padanya!
Itu adalah awal dari kehancuran hidupnya, belum lagi papanya yang mengalami kecelakaan mobil. Saat itu Ladya benar-benar putus asa.
Mamanya memanipulasi ahli waris agar jatuh ke tangan wanita ular itu atas dasar sebagai walinya yang terakhir. Gadis itu hanya bisa bungkam, ia tidak punya kakek atau nenek. Ia bahkan tidak tahu ia punya saudara atau tidak.
"Apa gue harus aborsi anak ini?" Ladya menyentuh perutnya, kemudian menggeleng keras. walaupun terkadang kelakuannya sangat jahat, tetapi ia masih mempunyai hati nurani.
"Sejak kapan lo jadi cengeng banget Ladya. Mana kelakuan barbar lo?" Ladya mengusap pipinya yang dibasahi air mata.
"Tapi anak ini, bapaknya siapa?" Ladya memijat pelipisnya pusing.
"Eh lo masih jadi embrio apa udah jadi janin? Bapak lo siapa? Lo tau kagak lo nyusahin banget?" Ladya terkekeh, ia pasti sudah gila. Gadis itu mengusap perutnya kembali. "Dah lah, siapapun bapak lo. Gue bakal rawat lo. Santai aja. Baek-baek yah di sana."
Ladya menghela nafas berat, gadis itu kemudian keluar dari kamar mandinya. Sepertinya mamanya harus tau. Ia akan cuti menjadi pemuas nafsu mulai hari ini.
"Semoga aja lo cowok yah, biar gue punya jagoan." Ujar gadis itu sambil mengusap perut untuk kesekian kalinya.
Gadis itu melangkah menuju kamar mamanya, yah mama tiri. Mengetuk pintu lalu masuk. Ia dapat melihat mamanya yang sibuk di depan meja rias. Dan juga satu koper besar berada di sisinya.
"Kenapa kamu di sini?" Ucap mamanya sambil menatapnya sinis.
"Ma, Ladya mau berhenti jadi pemuas nafsu mulai hari ini ma. Ladya hamil," Ladya memegang perutnya, meyakinkan bahwa ada calon anak manusia di dalam sana.
"Anak siapa itu?! Kenapa kamu bisa hamil?! Saya sudah peringatkan kamu untuk mengingatkan client agar memakai pengaman. Dan kamu juga harus minum pil KB!" Bentak mama Ladya, gadis itu mengangkat dagunya menantang mendengar ucapan wanita di depannya.
"Udahlah ma! Aku yang bakal rawat anak ini. Mama masih merasa kurang sama harta papa?! Ma! Inget, mama itu cuma mama tiri aku! Jadi jangan paksa aku untuk terus nuruttin kemauan mama!"