10

71 11 18
                                    

Renata terus menerus menguap sedari tadi. Membuat orang-orang yang disekitarnya meringis melihat gadis itu.

"Nat, kalo nguap tu ditutup. Nggak sopan" peringat Hanisha untuk kesekian kalinya.

"Bodo amat. Kenal juga kagak" ucapnya santai sambil terus jogging.

"Nat, liat deh! Lollipop nya gede bangeut! ucap Alaya tiba-tiba.

Renata menolehkan kepalanya kearah yang ditunjuk Alaya. Terlihat seorang anak kecil yang sedang memegang lollipop se-gede bola tenis, kalo gepeng.

Lollipop berdiameter kira-kira 12 cm dengan warna putih pink. "Idih, warnanya aja kek babi begitu. Kagak sehat pasti!"

"Ngomong lo kurang kenceng njir. Penjualnya belum denger!" sindir Ullezia.

Renata berpikir. "Emang iya?" tanyanya yang tidak digubris oleh Ullezia.

"Oke" ucapnya. Lalu, "LOLLIPOPNYA KEK BA-- hmmppft"

Orang-orang yang mendengar teriakan membahana tersebut langsung menoleh. Melihat sekelompok gadis dengan satu orang ditengah-tengah mereka yang sedang dibekap mulutnya oleh dua orang. Sedang dua orang lainnya, tampak menutup-nutupi sumber perhatian orang-orang disana. Sesekali, mereka juga tersenyum aneh.

"Diem lo, bocah! Gue jahit mulut lo nanti kalo kebanyakan ngomong!" ancam Hanisha.

"Mau dong, kakak! Gue nggak pernah dijahit dibagian mulut. Rasanya gimana ya?" ujar Renata gila.

Hanisha menampakkan wajah kesalnya. Prisilla menunjukkan wajah yang bersiap untuk mencabik-cabik wajah Renata. Alaya berucap tanpa suara yang sepertinya berkata, "Syukurin! Makan tuh kambing betina! Blekk!". Sedang Ullezia, mengangkat jempolnya dan berbisik, "Bagus, Nat! Tingkatkan lagi! Gue juga belom pernah kok!"

Renata tersenyum karenanya.

"Istirahat dulu, yuk! Capek atuh" ajak Prisilla yang langsung diangguki oleh Alaya dan lainnya.

Mereka memutuskan untuk duduk di pinggir trotoar. Saat ini, mereka sedang jogging di Car Free Day yang hanya diadakan setiap hari Minggu saja.

Alaya mengeluarkan sebotol air mineral dari tasnya. Meminum sedikit isinya untuk melegakan dahaga. Hanisha, menoleh kesekitar untuk mencari penjual minuman. Prisilla dan Ullezia entah membicarakan apa. Sedang Renata, memilih untuk mengeluarkan ponsel dari sakunya dan memainkan game PUBG.

"Minta, Nis!" pinta Prisilla.

Selesai minum, Hanisha menyerahkan botol minumnya kepada Prisilla. "Nggak ada rasanya lho itu, Sil"

"Yaiyalah! Orang air putih. Gimana sih lo" jawab Prisilla lalu meneguk minumannya. Sedang Hanisha hanya senyum-senyum sendiri bak orang gila.

"Sini, minta" pinta Ullezia dari arah belakang Renata.

"Nih..."

"Ah, goblok! Baru mo ngambil senjata, udah main tembak-tembak ae!" omel Renata sambil memanyunkan bibirnya.

Saat Ullezia minum, Hanisha kembali menyeletuk. "Nggak ada rasanya loh itu"

"Iya! Kayak doi ke kamu!" sahut Renata dengan mata yang masih terfokus ke ponselnya.

Ullezia refleks mencengkeram leher Renata. Membuat Renata tercekik. "Woi! Nggak berperikemonyetan lo! Kalo gue mati gimana?"

"Oh lo monyett yak? Kalo lo mati yauda, tinggal kubur ae susah."

"Kamprett!"

Renata kembali memainkan ponselnya. Ullezia mengomel. Karena Renata, ia jadi tersedak minuman hingga terbatuk-batuk seperti ini.

RAPUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang