20

47 3 16
                                    

Renata masih diam. Membuat Dewa semakin bingung tentang apa yang terjadi.

"Nat?" panggil Dewa lagi. Saat ini, fokusnya hanya terpusat pada satu objek didalam pelukannya. Membuat Dewa tidak menyadari keributan di sekitarnya. Termasuk Wira, yang kini mengepalkan tangannya sambil menatap tajam kedua objek di depan sana. "Ah, sialan!" umpatnya dalam hati.

Dewa bingung. Apa ia melakukan kesalahan? Apa ia membuat gadis ini malu? Tapi kenapa? Semua orang respect terhadap penampilan mereka barusan. Hm, mungkin tidak semuanya. Tapi apakah karena itu?

Entah apa yang dipikirkan oleh Wira. Kini ia melahkahkan kakinya mendekati Dewa dan Renata yang sedang berpelukan itu. Tepat ketika Renata melepaskan pelukannya, Wira sudah berdiri di belakang Renata. Ketika gadis itu memutar tubuhnya, ia sadar di belakangnya ada Wira yang melihatnya dengan tatapan bertanya-tanya.

Renata menghapus air matanya. Menatap Wira yang hanya diam dan masih terus menatapnya. Renata bingung, tidak tau harus bagaimana. Sampai ia tak tahan dan, "kak!" panggilnya begitu saja.

Wira tidak menyahut. Cowok itu justru menarik tangan Renata menjauh dari sana. Meninggalkan Dewa yang semakin merasakan sakit ketika melihat keduanya.

Setelah dirasa cukup jauh dari orang-orang disana, Wira menghentikan langkahnya. Ia tidak menoleh. Hanya menatap lurus ke depan.

Renata yang semula menatap Wira, kini ikut mengalihkan pandangannya. Ia mengernyit. Cuma padang rumput sama langit item kek gitu apa bagusnya?

"Kenapa?" tanya Wira tiba-tiba.

Renata menoleh. "Lah,.. apanya?"

"Kenapa nangis?"

"Oh..." Renata mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. "Bcs gue seneng, kak!" lanjutnya.

"Kenapa seneng?"

Renata mengalihkan tatapannya. "Gue salah. Ternyata semua orang nggak sejahat yang gue pikir."

"Maksud lo?"

Renata menhembuskan napasnya dan kembali menatap Wira. "Gue pikir, sampai kapanpun orang lain itu menakutkan. Gue pikir, mereka cuma mau mengangumi dan memuji karya mereka sendiri, tanpa mau melirik karya orang lain yang jauh lebih baik. Dan, hari ini..."

Wira hanya diam menatap gadis itu. Mendengarkan dengan seksama apa yang gadis itu ucapkan.

"Hari ini, Dewa buat gue hapus semua pemikiran itu." Renata tersenyum.

"Dan dia buat gue sadar. Sebagian dari mereka masih menginginkan gue. Gue cukup bahagia karena itu."

"Gue rasa, gue termasuk sebagian dari mereka yang lo maksud."

Hangat.

Renata merasa hangat menjalar di hatinya. Membuatnya merasa seperti kupu-kupu yang mampu terbang dengan bahagia diatas taman bunga.

[🥀]

I'M BACK BITJH!🖤😭
SRRY DH PART INI DKITT
MLS NGTIK.

DH AH BCT. BACA DEH. ABIS BCA TAU" AJ LA Y KDU DIAPAIN.TQ.BYE

RAPUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang