"Apa yang kamu lakukan?!"
Seorang paladin berteriak. Mereka mengeluarkan pedang dari sarungnya. Mengarahkan kepada pria yang berdiri.
Mereka mengira sang pemuda mencoba membunuh raja mereka. Karena kabut putih yang tebal, mereka tidak tahu siapa yang berdiri.
Keduanya mengira jika yang berdiri adalah sang pemuda. Mendekat perlahan dan mengangkat pedang yang super tajam.
Pria berdiri berteriak kencang ke arah dua paladin.
"Ini aku! Gagnar lakoun von greenwood!"
Sontak saja keduanya terkejut mendengar perkataan sang pria. Raja mereka sudah tidak bisa bangun selama beberapa hari. Bahkan untuk bicara saja susah.
"Kau bohong!"
"Ini beneran aku! Gagnar, raja greenwood"
Esya kemudian menenangkan kedua paladin di depannya. Esya mengaktifkan sihir anginnya. Angin menyapu kabut putih hingga tidak tersisa.
Betapa terkejutnya mereka, melihat sang raja sudah sehat seperti sedia kala. Tubuhnya yang kurus juga sudah berisi seperti sebelumnya.
Yang tergeletak di lantai adalah seorang pemuda. Memakai jubah dan pakaian serba hitam, dengan pelindung bahu dari tulang.
"Zeon"
Esya berjalan mendekati zeon yang terkapar. Ia sudah tidak sadarkan diri.
"Anu....ia pingsan sejak terakhir berteriak"
'Jadi teriakan kesakitan bukan dari raja, namun pemuda ini?'
Itulah gumaman kedua paladin. Esya berteriak ke kedua paladin yang masih mengangkat pedangnya.
"Kalian, cepat bawa dia kekamar dan bawa tabib terbaik. Cepat"
""Baik""
Dua paladin menggotong tubuh zeon yang lemas. Membawanya ke salah satu kamar kastil.
Mereka menidurkan tubuh zeon di kamar dan pergi. Keduanya berbicara dengan lirih
'Siapa dia? Kenapa sampai sejauh itu?'
'Entahlah. Mungkin ia hanya menginginkan putri?'
Keduanya menganggap zeon hanya manusia munafik, yang ingin menjerat sang putri.
Esya memasuki kamar, terlihat zeon tidak sadarkan diri dengan wajah kesakitan.
"Zeon...."
Air mata jatuh dari sudut mata esya. Mengalir setetes demi setetes.
Esya duduk di samping kasur dan memegang tangan zeon. Dia menunggunya tersadar dengan sabar
Tangan zeon terasa dingin seperti mayat. Kulitnya berwarna putih pucat. Bibirnya menjadi biru. Seperti orang yag sudah mati.
Seorang pelayan membawakan kursi untuk putri duduk. Meninggalkan makan untuk sang putri.
Esya duduk di kursi. Duduk tepat di sebelah kasur. Pegangan tangannya tidak pernah lepas dari tangan zeon.
Hanya memakan potongan buah beberapa butir setiap waktu makan. Ia tidak merasakan nafsu makan. Namun esya masih memakan sedikit sedikit.
Hal itu di lakukan esya agar zeon tidak khawatir tentang dirinya. Ia tidak ingin zeon yang baru sadar melihat dirinya sakit.
24 jam...
Zeon masih belum bangun. Esya menanti dengan sabar. Tidak pernah ia beranjak sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
RISE OF DEMON LORD
Fantasy[Update tiap minggu] Zeon stallin. seorang pemuda berumur 16 tahun. di panggil ke dunia lain. bukan untuk menjadi seorang hero(pahlawan). tetapi untuk menjadi seorang demonlord apa yang akan terjadi dengan sang protagonis? bagaimanakah kisahnya 1 in...