ch 89-KEMENANGAN

2.3K 153 17
                                    

Pukulan bertekanan tinggi aku arahkan kepada Adrian, medan di sekitar tubuhku berubah membentuk sebuah jalur runcing.

"Tak akan kubiarkan! Demonic punch!" teriak Adrian.

Kepalan tangannya di selimuti aura kuning kehitaman, aura khas milik Adrian.

Tekanannya begitu kuat, karena sudah tergabung dengan kekuatan dari Gendawa.

Kamipun berlari ke arah masing masing, kamipun saling mengepalkan tinju kami dan mengayunkannya ke arah musuh.

Duaarrrrrr

Kedua tinju kami bertemu, menciptakan ledakan besar dan angin bertiup kencangnya.

Retakan muncul.dari tangan batu Adrian, membuat dirinya sedikit terdorong ke belakang.

Eternal fist milikku berbeda dengan demonic punch miliknya, pukulanku berhasil mematahkan kekerasan dari tubuh batunya.

Sekarang aku yakin, jika aku mengayunkannya ke dada ada kemungkinan aku berhasil membuatnya roboh.

Bllaarrrr

Ledakan besar kembali terjadi, itu karena tekanan dari kedua aura kami.

Aku pun terdorong beberapa meter mejauh dari titik ledakan, begitu juga dengan Adrian.

Retakan di tangan batunya perlahan menghilang, kembali seperti semula. Dan juga, patung Gendawa saat ini sudah kembali dalam keadaan baik.

Medan perang terus berkecamuk dengan hebatnya, membuat genangan darah semakin meninggi, seakaan bisa membentuk sebuah danau kemerahan.

Akupun mengeluarkan seluruh aura milikku, aura hitam dengan campuran keemasan menghiasi tubuhku, membentuk sebuah pilar cahaya yang besar dan terang.

Dunia ascer bergetar, seakaan di hantam oleh gelombang gempa bumi raksasa, galaksipun berhenti berputar beberapa detik.

Drezzzzz

"Apa ini?!" teriak raja Yuijin.

Semua raja menjadi terkejut, mereka melihat ke arahku yang berada di dalam pilar cahaya.

Adrian juga melihat ke arahku, wajahnya sedikit memucat, namun langkahnya tidak tertahan sedikitpun. Sementara, pasukan milik koalisi dan pasukan Adrian terbaring karena  efek dari auraku.

"Aura apa ini?!" uvap seorang dewa.

Bahkan, dunia para dewa di buat bergetar oleh aura milikku, seakaan dunia yang penuh kekuataan ini bisa roboh karena getaran aura milikku.

Aku tidak tahu seberapa besar kekuatan dari aura milikku, namun satu yang pasti, auraku kuat.

Adrian juga melakukan hal yang sama, ia mengeluarkan aura miliknya, aura kehijauan muncul dan menyelimutinya, membuat pilar kehijauan namun cahayanya hanya ¼ dari cahaya pilar milikku.

Akupun menngangkat kedua tanganku hingga sejajar dengan dadaku.

"Hari ini, adalah akhir bagimu, tidak akan kubiarkan kamu mengganggu kedamaianku!" teriakku dengan keras.

"Aku tidak menganggu kedamaianmu! Aku hanya ingin berkuasa san menyingkirkanmu dari dunia ini! Kamu sudah tidak pantas lagi!" teriak Adrian.

"Persetan! Kamu telah mengganggu kedamaianku, aku akan mengakhirinya! Full blaster!" teriakku.

Pilar cahaya bergerak, merubah arahnya dan mengarah ke adrian, membentuk sebuah laser keemasan. Adrian juga melakukan hal yang sama, ia mengarahkan pilar cahayanya mengarah ke arahku.

Dua pilar cahaya raksasa saling mendorong, mengadu kekuatan mereka.

Ledakan ledakan tercipta di antara kedua aura itu, membuat medan perang semakin mencekam dan semakin menegangkan.

Duarrr

Aura milik ku akhirnya berhasil menembus aura milik Adrian, menciptakan lubang besar di dadanya.

"Guahk..."

Batuk darah keluar dari mulutnya, bersamaan dengan robohnya Adrian. Tubuh batunya yang keras berlubang karena tekanan aura milikku.

Step step step.

Aku berjalan ke arah adrian, tubuh terbalut oleh aura keemasan sepenuhnya, dengan empat sayap hitam dan dua tanduk merah di dahiku.

"Ini.... Belum... Selesai.... Cough... Mereka... pasti.. Akan... Cough... Mengejar....mu..." ucap Adrian terbata-bata.

Darahnya merembes dengan kecepatan tinggi, membuat dirinya sekarat.

"Mereka? Biarlah, aku tidak peduli. Siapapun yang berani mengganggu waktuku bersantai akan merasakan kemarahanku." ucapku kepadanya.

Aku menatap wajah Adrian yang bersimbah darah, wajahnya menunjukkan perasaan kesakitan, namun ia tersenyum kearahku.

"Apa ada kata kata terakhir?" tanyaku kepada Adrian yang sekarat.

"Bersiaplah.." ucapnya sambil tertawa jahat.

'Uh! Aku membenci ekspresinya ini.' gumamku.

Akupun menarik mayatnya, melemparkannya ke angkasa dan meledakkannya.

Duarrrrrr

Mayat Adrian meledak di angkasa, bahkan setetes darahnya saja tidak ada yang jatuh.

Perang berakhir, pasukan musuh menjadi kocar kacir karena kehilangan pemimpinnya.

Kamipun bergegas kembali ke kerajaan masing masing, sementara itu, di trmpat yang hanya terdiri dari kegelapan dan asap hitam.

"Bagaimana ini?" ucap dewa kegelapan.

"Kita telah gagal, apa yang harus kita lakukan?!" tanya dewa iblis.

"Tenanglah, kita masih bisa melakukannya. Begini rencananya...." ucap dewa kematian kepada dua dewa lainnya.

Para dewa menjadi begitu bahagia melihat ancaman besar bisa di kalahkan. Perayaan besar besaran mereka rayakan untuk mengenang rungan spektakuler ini.

"Waktunya istirahat." ucapku.

Akupun kembali ke kastil bersama Elise, Esya dan Stella menuju kastilku.

Bersambung

Wow~apakah yang akan di lakukan oleh para dewa itu? Seperti apakah rencana mereka?

Penasaran? Baca terus kelanjutannya ya? Jangan lupa klik vote, komen dan follow ya? Makasih.

RISE OF DEMON LORDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang